REDESAIN STADION PANDAN ARANG BOYOLALI

BAMBANG SM, BAMBANG SM (2011) REDESAIN STADION PANDAN ARANG BOYOLALI. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
65Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

5Mb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

3303Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

2466Kb
[img]
Preview
PDF
234Kb
[img]
Preview
PDF
20Kb
[img]
Preview
PDF
11Kb
[img]
Preview
PDF
24Kb
[img]
Preview
PDF
20Kb

Abstract

Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan. Indonesia mampu menjadi negara Asia pertama yang berlaga di piala dunia pada tahun 1938. Indonesia juga terus melakukan pembenahan dalam kompetisi lokal. Akan tetapi, perkembangan level kompetisi di Indonesia masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, baik dari segi kualitas maupun infrastruktur pendukung sepakbola itu sendiri. Hal tersebut mempengaruhi kualitas dari pemain-pemain lokal di Indonesia. Sebagai olahraga yang paling diminati, tentunya dibutuhkan sarana-sarana pendukung untuk meningkatkan kualitas dari olahraga sepakbola, yang salah satunya adalah stadion. Sebuah stadion yang baik dapat mendukung kualitas permainan juga memberikan hiburan bagi yang menyaksikan. Keberadaan stadion tidak hanya sebagai tempat untuk berolahraga, tapi juga sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka untuk masyarakat berkumpul. Sebagai bagian penting dalam olahraga sepak bola, sebuah stadion harus mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua unsur yang terlibat dalam olahraga sepakbola. Stadion adalah bangunan yang luar biasa. Stadion dapat berperan dalam membentuk kota melebihi yang bisa dilakukan oleh bangunan lain, dan pada saat yang bersamaan menambahkan komunitas dalam peta. Stadion juga dapat menjadi bangunan yang paling diperhatikan dalam sejarah ketika berlangsung event olahraga. Stadion dapat merubah kehidupan seseorang dan dapat menjadi cerminan dari aspirasi nasional (Sheard, 2006). Hal yang paling penting untuk diperhatikan pada sebuah stadion adalah akomodasi yang baik bagi para pendukung sepakbola yang ingin menyaksikan pertandingan secara langsung. Menurut John (2007), harus dipahami bahwa orang yang berbeda memiliki motivasi yang berbeda pula, dan akan terdapat kelompok kecil yang beragam yang juga memiliki alasan beragam untuk menyaksikan pertandingan. Beberapa dari mereka mempunyai alasan untuk menyaksikan pertandingan olahraga, beberapa juga datang hanya untuk bersosialisasi, dan yang lainnya adalah gabungan dari keduanya. Keamanan dalam stadion adalah aspek yang sangat penting. Dimanapun ada suporter berkumpul, selalu ada kemungkinan terjadinya peningkatan emosi dalam konteks olahraga yang mampu menimbulkan kecelakaan (John, 2007). Karena itu, sebuah stadion harus tanggap dengan kemungkinan yang akan terjadi. Kontrol terhadap keramaian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh stadion. Terutama di Indonesia yang suporter sepakbolanya memiliki karakter yang keras. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kota berkembang yang memiliki potensi pemuda yang dapat dikembangkan. Data statistik kependudukan Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa pada tahun 2010, jumlah pemuda yang berusia antara 20-24 tahun adalah sejumlah 76.586 orang (BPS Jawa Tengah, 2010). Pertumbuhan pemuda yang semakin meningkat membutuhkan pengembangan khusus bagi pemuda terutama didalam meningkatkan kreatifitas dan aktifitas serta fasilitas yang memadai. Antusias pemuda pada kegiatan olahraga cukup tinggi, terutama pada bidang atletik, sepakbola dan renang. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pemuda Kabupaten Boyolali yang tergabung didalam klub Sepakbola yang dinamakan PERSEBI Boyolali. PERSEBI Boyolali sendiri merupakan sebuah klub sepakbola yang banyak memiliki prestasi, sehingga pada tahun 2007 hingga sekarang posisi PERSEBI berada pada Divisi 1 Nasional (Marsudi, 2011). Boyolali sendiri juga pernah menjadi tuan rumah pada Home Tournament di tahun 2006. Banyaknya potensi pemuda – pemudi Kabupaten Boyolali memang merupakan sebuah prestasi tersendiri, namun sayangnya hal ini tidak difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dari 2 buah stadion di Boyolali, 1 stadion tidak berfungsi karena digunakan sebagai pasar Sunggingan serta 1 buah stadion kurang memadai dari segi fasilitas dan sarana sehingga sering hanya ditutup tanpa ada pengelolaan. Untuk cabang renang dan tennis meja juga bernasib sama, atlit Boyolali terpaksa harus berlatih di Solo karena kurangnya fasilitas. Di satu sisi, pemerintah Kabupaten Boyolali sendiri seringkali mengadakan tournament – tournament yang bersifat keolahragaan. Pada cabang olahraga atletik misalnya, pemerintah Kab. Boyolali secara berkelanjutan mengadakan Boyolali Cup untuk SD,SMP dan SMA (Wijayanto,2011). Boyolali juga pernah menjadi tuan rumah pada tournament sepakbola Home Tournament di tahun 2006 dan sempat menghabiskan dana hingga 3 milliar untuk pembiayaan Home n Way tournament PERSEBI di tahun 2007 (Marsudi, 2011). Menyikapi fenomena diatas, maka diperlukan adanya sebuah fasilitas Stadion yang memadai di Kabupaten Boyolali. diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan Olahraga, dan kepemudaan serta dapat menjadi wahana untuk menyalurkan bakat dan minat pemuda di Kabupaten Boyolali. Pendirian Stadion Pandan Arang sebagai pusat kegiatan kepemudaan dan olahraga pada daerah pusat pemerintahan ini dirasa penting untuk mengembangkan minat dan kegiatan kepemudaan di Kabupaten Boyolali. Dengan didirikannya stadion Pandan Arang pemuda/remaja di kabupaten Boyolali akan memiliki wadah untuk berekspresi dan melakukan kegiatan yang berguna dalam pengembangan diri, mengasah kemampuan di bidang olahraga dan yang paling penting bagi pemerintah adalah membina atlit – atlit berprestasi seperti Sepak Bola. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Menciptakan suatu desain yang kreatif dan inovatif dalam rancangan Redesain Stadion Pandan Arang Boyolali yang dapat menampung sebagian kegiatan keolahragaan di Boyolali dan meningkatkan kreatifitas dan aktifitas pemuda. 1.2.2 Sasaran Menciptakan program rancangan Redesain Stadion Pandan Arang Boyolali sebagai sarana yang diperuntukkan bagi pemuda – pemuda Boyolali didalam meningkatkan kreatifitas dan aktifitas didalam kegiatan olahraga Khususnya di bidang Sepak Bola. Program rancangan tersusun berdasarkan urutan langkah – langkah pokok proses perancangan dan perancangan Arsitektur berdasarkan atas aspek-aspek panduan dan pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3 Manfaat Manfaat Pembahasan Secara subjektif, penyusunan naskah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah yang akan dilanjutkan dalam bentuk grafis. Dan juga sebagai salah satu persyaratan kelulusan jenjang pendidikan strata-1 yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Tugas Akhir (TKA 145). Secara objektif, agar dapat menambah wacana suatu rumusan permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Redesain Stadion Pandan Arang Boyolali . Dan dapat bermanfaat sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan menyusun LP3A Tugas Akhir. 1.4 Lingkup Pembahasan 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup pada penyusunan studi ini adalah pembahasan mengenai perencanaan dan perancangan Redesain stadion Pandan arang Boyolali yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup pembahasan pada studi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sebagai sebuah kota yang cukup berkembang jika dilihat dari potensi pemuda. Meliputi aspek kontekstual tapak terpilih dengan memperhatikan potensi, kendala dan prospek bagi berdirinya kawasan olahraga. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan mengadakan pengumpulan data primer dan sekunder untuk kemudian dianalisa untuk memperoleh dasar-dasar program perencanaan dan perancangan. Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1. Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Data yang diperoleh merupakan data yang terdir dari : • Data Primer :  Wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi.  Observasi lapangan. • Data Sekunder : Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan kawasan olahraga, juga berkaitan dengan pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. 2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan membuat gambar dari kamera digital. 3. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap kawasan olahraga yang terdapat di kota lainnya. Selanjutnya dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. 1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Secara garis besar pembahasan dengan mengetahui latar belakang, tujuan, sasaran dan manfaat, dan metodologi yang digunakan, sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam menentukan kerangka bahasan yang akan dipakai sebagai acuan pokok dalam penyusunan LP3A dengan menggunakan metode deskriptif dan dokumentatif maka akan dapat disusun secara singkat (diskripsi singkat) isi setiap bab dan mencakup sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar tema utama dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, yang didalamnya meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan yang digunakan, serta kerangka pembahasan yang berisi pokok-pokok pikiran dalam tiap bab yang ada. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Berisikan tinjauan umum mengenai pengertian stadion, kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam sebuah stadion dan fasilitas olahraga, dan hasil studi banding kawasan olahraga yang akan digunakan sebagai pendukung dalam perencanaan dan perancangan Redesain Stadion Pandan arang Boyolali . BAB III TINJAUAN KOTA BOYOLALI DAN STADION PANDAN ARANG Berisi tinjauan dan gambaran umum dari Kota Boyolali, dan tinjauan dari Stadion Pandan arang Boyolali yang meliputi gambaran umum, potensi yang dimiliki, kondisi existing, serta problem yang terdapat di Stadion Pandan Arang Boyolali. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Berisi tentang kesimpulan, batasan, dan anggapan Redesain Stadion Pandan arang Boyolali sebagai titik tolak pendekatan perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Merupakan uraian pendekatan perancangan dari beberapa aspek yang berkaitan dengan karakteristik, pelaku aktivitas, ruang-ruang yang dibutuhkan, fisiologi ruang, struktur bangunan, serta kelengkapan bangunan. Pendekatan perancangan bangunan dengan pendekatan konsep arsitektur yang akan digunakan BAB VI KONSEP DAN PROGRAM PERANCANGAN Berisi tentang rumusan hasil pembahasan analisis aspek-aspek perencanaan dan perancangan Redesain Stadion Pandan arang Boyolali .

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:33495
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:14 Feb 2012 14:23
Last Modified:14 Feb 2012 14:23

Repository Staff Only: item control page