PINANDITA, SURYA (2011) GALERI PERAK DI KOTAGEDE. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF 31Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 2768Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 2030Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 11Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 2324Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 210Kb | ||
| PDF 29Kb | |
| PDF 9Kb | |
| PDF 9Kb |
Abstract
Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era 1970-1980, telah menjadi brand image tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara, karena banyak perhiasan dan aksesoris perak yang menarik ditawarkan disana. Selain Kotagede, sebenarnya ada beberapa sentra kerajinan perak lain di Indonesia, seperti Bali dan Lombok. Namun, kerajinan perak Kotagede memiliki ciri khas tersendiri, yakni tetap dipertahankannya proses pembuatan barang kerajinan secara manual. Lokasi perajin perak di Kotagede tersebar merata, mulai dari Pasar Kotagede sampai Masjid Agung. Sedikitnya ada 60 toko yang menawarkan berbagai produk kerajinan perak dengan berbagai macam type, diantaranya adalah filigri (Teksturnya berlubang-lubang), tatak ukir (teksturnya menonjol), casting ( dibuat dari cetakan), dan jenis handmade (lebih banyak ketelitian tangan, seperti cincin dan kalung). Kebanyakan ornamen kerajinan perak sangat dipengaruhi oleh motif kain batik. Penentuan harga barang kerajinan perak tidak hanya didasarkan pada besar-kecil atau beratnya, tetapi juga nilai seni dan tingkat kerumitan dalam pengerjaannya. Rata-rata penduduk Kotagede bekerja sebagai pengrajin perak, tetapi juga ada yang bekerja sebagai petani, pegawai, buruh, dan lain sebagainya. Pendapatan asli daerah adalah dari hasil kerajinan perak yang dijual kepada wisatawan. Meskipun telah menjadi roda perekonomian sebagai mata pencaharian umum masyarakat Kotagede, warisan budaya tersebut kurang diminati oleh generasi muda, karena dipandang nilai upah kerja yang tidak sesuai dan tidak memiliki prospek yang cerah kedepannya. Disamping itu butuh waktu yang cukup lama untuk membuat kerajinan dari perak, serta butuh ketekunan dan ketrampilan khusus, serta hasil upah yang tidak seberapa ini menjadi alasan utama mengapa mereka kurang berminat, karena sangat bertolak belakang dengan keinginan jaman sekarang yang ingin serba instan dan cepat. Kota Yogyakarta sering dilanda bencana alam seperti gunung Merapi dan gempa bumi. Untuk daerah Kotagede sendiri sering mengalami bencana berupa gempa bumi yang disebabkan karena proses vulkanik (letusan gunung Merapi) dan tektonik (pergeseran lempengan bumi). Pasca gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 yang lalu menyebabkan kondisi industri kecil dan menengah mengalami kerusakan fisik yang cukup bervariasi, sementara itu sentra industri perak di Kotagede mengalami tingkat kerusakan berat terbanyak. Sehingga kawasan perdagangan perak tersebut mengalami kelesuan ekonomi dan sentra produksi menjadi terhambat. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota penuh dengan adat istiadat, tradisi serta kebudayaan yang perlu dilestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya terutama yang berkaitan dengan iklim setempat dapat diterapkan secara berkesinambungan. Banyak terdapatnya warisan budaya/peninggalan arsitektur bernilai tinggi yang mulai pudar tergerus oleh perkembangan zaman, memungkinkan konsep Arsitektur Neo Vernakular sangat tepat diterapkan kedalam konsep perancangan bangunan galeri perak di Koridor Kotagede, misalnya atap yang tinggi dan tritisan yang lebar sebagai salah satu cara mengatasi curah hujan yang tinggi serta mengantisipasi terhadap panas matahari. Kemudian bahan-bahan bangunan yang alami sebagai konstruksi bangunan (misal kuda-kuda, kolom struktur, balok) mampu mengatasi gejala alam seperti gempa bumi. Itu berarti bahwa penerapan arsitektur vernakular di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pada perencanaan dan perancangan Galeri Perak di Koridor Kotagede ini, penekanan desain arsitektur vernakular dipilih selain sebagai wujud pembangunan yang berguna untuk melestarikan unsur-unsur lokal juga karena perlunya aspek efisiensi dan efektifitas dalam bangunan komersil seperti Galeri Perak ini. Maka, penekanan desain untuk Galeri Perak di Kotagede adalah Arsitektur Neo Vernakular. Pengertian dari Galeri Perak di Kotagede itu sendiri yaitu suatu fasilitas yang mengakomodasi suatu kegiatan khusus dengan tujuan praktis untuk memamerkan hasil karya seni yang berupa kerajinan perak dan juga sebagai tempat produksi yang memberikan pelayanan dalam bidang seni melalui suatu event pameran, pelatihan dan workshop yang berada di Kotagede. Dari uraian tersebut diatas, di Kotagede, Yogyakarta dibutuhkan adanya suatu fasilitas publik sebagai tempat untuk pelatihan serta menampilkan hasil kerajinan perak yang sesuai dengan karakter anak muda dan juga menjaga kelestarian unsur budaya yang ada pada bangunan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang galeri perak yang menarik supaya membangkitkan minat pemuda Kotagede untuk datang dan berlatih seni kerajinan perak dengan penekanan desain Arsitektur Neo Vernakular. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN a. Tujuan Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai karakter/keunggulan judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan tersebut. b. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Galeri Perak di Kotagede melalui aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) dan alur piker proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3 RUANG LINGKUP a. Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Galeri Perak di Kotagede yang termasuk dalam kategori bangunan massa tunggal berserta dengan perancangan tapak lingkungan sekitarnya. b. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Galeri Perak berada di Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.4 METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif dekomentatif, dengan menguraikan beberapa data hasil survey untuk dianalisa dan diambil kesimpulannya. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan data sekunder, yaitu dengan cara : • Data Primer : - Observasi lapangan. - Studi banding, yaitu mempelajari bangunan lain sejenis sebagai masukan dan referensi dalam perencanaan dan perancangan. - Wawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi. • Data Sekunder : - Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, browsing internet, standar perencanaan dan perancangan Galeri Perak, juga berkaitan dengan pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur bahasan. BAB II Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang tinjauan umum mengenai Galeri Perak beserta fasilitas pelayanan yang ada di dalamnya dengan standar-standar yang berlaku, juga tinjauan khusus mengenai penekanan desain yang dipilih, yakni Arsitektur Neo Vernakular. BAB III Tinjauan Data Menguraikan tentang tinjauan Provinsi DIY, tinjauan Kota Yogyakarta beserta dengan peraturan dan kebijakan pemerintah setempat, serta data studi banding yang akan digunakan. BAB IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, dan utilitas bangunan. BAB VI Konsep Perencanaan dan Program Dasar Perancangan Membahas mengenai faktor penentu perencanaan dan faktor penentu perancangan serta program perancangan yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 33290 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 09 Feb 2012 10:04 |
Last Modified: | 09 Feb 2012 10:04 |
Repository Staff Only: item control page