Syifa Hasan , Moh. (2011) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN DAYA SAING LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 60Kb |
Abstract
ABSTRAK Pengadaan barang/jasa pemerintah yang efisien merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan keuangan negara. Salah satu perwujudannya adalah dengan pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (electronic government procurement atau PPE), yaitu dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik ini akan lebih meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas dalam pembelanjaan uang negara. Karena pelaksanaan pelelangan yang berbasis internet/berhubungan dengan teknologi, menggantikan pelelangan yang dulunya dilakukan secara manual, maka para panitia lelang maupun penyedia jasa tidak serta merta menerima sistem baru yang diimplementasikan. Dengan demikian timbullah sikap panitia maupun penyedia barang dan jasa yang menerima ataupun menolak sistem baru dalam proses pengadaan barang/jasa. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui sebenarnya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan penerapan e-procurement Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) oleh para pengguna sistem sehingga dapat diketahui penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang timbul atas penerapan e- procurement tersebut. Faktor-faktor yang dilibatkan sesuai dengan apa yang terdapat dalam model Technology Acceptance Model (TAM) dan alat statistik yang digunakan yaitu Structural Equation Modelling (SEM). Dalam model penerimaan e-procurement LPSE responden panitia, dari 8 hipotesis yang diuji, 6 diantaranya menghasilkan kesimpulan diterima sedangkan 2 hipotesis ditolak. Dalam model penerimaan e-procurement LPSE responden calon panitia, dari 8 hipotesis yang diuji, 4 diantaranya menghasilkan kesimpulan diterima dan 4 hipotesis ditolak. Sedangkan dalam model penerimaan e-procurement LPSE responden penyedia, dari 8 hipotesis yang diuji, 7 diantaranya menghasilkan kesimpulan diterima hanya 1 hipotesis yang ditolak. Dari ketiga hasil diatas dapat disimpulkan bahwa model TAM yang diusulkan secara umum dapat diterima sebagai sebagai model penerimaan e-procurement LPSE dengan pengguna yang telah banyak/sering menggunakan sistem. Model TAM tidak cocok diterapkan pada pengguna yang masih berstatus sebagai calon pengguna karena banyak menghasilkan hipotesis yang tidak diterima. ABSTRACT E-government procurement in an efficient way is one of the important thing in improving the country’s finance management. One of the realization is with carrying out the electronic government procurement, which is use the facility of information and technology. In the new proccess of e-government procurement it will improve and assure the happen of efficiecy, effectivity and transparancy in budgeting country’s fund. Due to the auction that held based-internet or connect with technology, that replace manual auction (face-to-face), so the auction committee and also the provider of services and goods do not accept it right away. They have thir own attitude in receive or not receive the new system in procurement. That is why there’s a thing that need to be concern in knowing what is exactly the factor that influence the user’s acceptance of electronic procurement so we can solve the problem that comes out because of that electronic procurement. The factors that include in this research are based on Technology Acceptance Model (TAM) and the statistic tool that is used is Structural Equation Modelling (SEM). In committee’s accepatance model of e-procurement, from 8 hypothesis test in this reserach, 6 of them are accepted and 2 of them are being refused. In candidate committee’s accepatance model of e-procurement, from 8 hypothesis test in this reserach, 4 of them are accepted and 4 of them are being refused. While provider service and goods’s accepatance model of e-procurement, from 8 hypothesis test in this reserach, 7 of them are accepted and only 1 hypothesis are being refused. From that result it can be conclude that TAM model that propose are generally can be accept and depict the acceptance of user’s accepatance of LPSE. It can well depict the acceptance of users that have already operate the system a lot but not for the candidate users because there’s a lot hypothesis being rejected.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : e-Procurement, Sistem Informasi Keperilakuan, Model Penerimaan Teknologi, SEM. Key Word : e-Procurement, Behavior Information System , Technology Acceptance Model, SEM. |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TS Manufactures |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
ID Code: | 33207 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 08 Feb 2012 10:50 |
Last Modified: | 08 Feb 2012 10:50 |
Repository Staff Only: item control page