ANALISIS KLASTER INDUSTRI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA INDUSTRI BATIK DI SURAKARTA (Studi Kasus di Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman)

NUGROHO, TRICAHYO (2011) ANALISIS KLASTER INDUSTRI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PADA INDUSTRI BATIK DI SURAKARTA (Studi Kasus di Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman). Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF
90Kb

Abstract

Abstrak Industri batik di Surakarta merupakan industri terbanyak kedua setelah pakaian jadi (20.66% dari keseluruhan usaha di Surakarta). Badan Kebudayaan PBB UNESCO sudah mengakui batik sebagai warisan budaya dunia khas Indonesia. Ini menjadi titik cerah bagi Kota Surakarta untuk melaju ke dunia internasional. Namun sejumlah negara menerapkan aturan ketat untuk produk impor. Negara-negara kawasan Amerika dan Eropa sudah memastikan, mereka hanya menerima produk tekstil yang tidak menggunakan zat warna kimia. Permasalahan yang muncul adalah usaha kecil relatif kurang dapat bersaing dengan usaha menengah atau besar dalam hal perencanaan strategi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dirumuskan beberapa pertanyaan inti penelitian sebagai berikut : 1) Apa yang menjadi faktor penghambat industri klaster batik di Kota Surakarta? 2) Faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan daya saing di industri klaster batik di Kota Surakarta? 3) Strategi apakah yang dilakukan klaster industri batik di Kota Surakarta untuk meningkatkan daya saingnya? Tuuan Penelitian ini untuk : 1) Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi pada klaster industri batik dan perilaku klaster dalam menghadapi hambatan tersebut. 2) Menetapkan faktor dominan yang dapat meningkatkan daya saing klaster batik di Kota Surakarta. 3) Memberikan usulan strategi untuk menghadapi hambatan-hambatan dan meningkatkan daya saing klaster industri batik di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif karena hasil penelitian ini disajikan secara deskripsi dengan pernyataan para pengusaha. Populasi penelitian ini adalah industri batik yang ada di kawasan kampung batik Laweyan dan kampung batik kauman Surakarta yang melakukan proses produksi sendiri (pengrajin). Populasi ini sekaligus sebagai sampel penelitian. Variabel yang diteliti menggunakan model Diamond Porter yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri batik meliputi faktor kondisi, kondisi permintaan, industri terkait dan pendukung, strategi perusahaan dan persaingan, serta modal sosial. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner, dan wawancara. Pengolahan data kuesioner menggunakan metode Partial Least Square untuk mengetahui factor yang berpengaruh terhadap daya saing industri klaster batik Surakarta. Para pengrajin hendaknya sering melakukan pelatihan yang berkelanjutan dengan peralatan yang lebih kompleks, selalu berinovasi dalam berproduksi, mengoptimalkan promiosi produk melalui pameran dan internet, dan perlu adanya program pelatihan yang berkelanjutan yang diadakan atas kerjasama dengan pemerintah terkait. ABSTRACT Batik industry in Surakarta is the second largest industry after apparel (20.66% of the overall effort in Surakarta). The cultural agency UNESCO has recognized batik as a world cultural heritage uniquely Indonesian. It's a bright spot for the city of Surakarta to advance to the international world. However, some countries apply strict rules for imported products. Countries of the Americas and Europe have confirmed, they only accept textile products that do not use chemical dyes. The problem that arises is the relative lack of small businesses can compete with medium or large in terms of strategy planning. In this regard, the core research questions are formulated as follows: 1) What are the factors inhibiting the batik industry cluster in Surakarta? 2) What are the factors that can increase competitiveness in the industrial cluster in Surakarta batik? 3) What strategies do batik industry cluster in Surakarta to increase its competitiveness? Tuuan research is to1) Identify the obstacles that occurred in the batik industry cluster and cluster behavior in the face of these obstacles. 2) Establish the dominant factor that can improve the competitiveness cluster of batik in Surakarta. 3) Provide the proposed strategy to address barriers and improve the competitiveness of the batik industry cluster in Surakarta. This research is a qualitative descriptive approach because the results of this study are presented in a description with a statement of entrepreneurs. The population of this research is the batik industry in the area of the village and kampung batik batik Laweyan Kauman Surakarta who did the production process itself (craftsman). This population as well as research samples. Variables examined using Porter's Diamond model of the factors that affect the competitiveness of the batik industry include factor conditions, demand conditions, related and supporting industries, firm strategy and rivalry, and social capital. Data collection methods using questionnaires, and interviews. Processing questionnaire data using Partial Least Square method to determine the factors that influence the competitiveness of industry clusters Batik Surakarta. The craftsmen should frequently conduct on going training with more complex equipment, always innovating in production, optimize product promiosi through exhibitions and the internet, and the need for ongoing training program held in cooperation with government authorities.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords:Kata kunci : analisis daya saing, diamond porter, klaster batik surakarta, modal sosial, partial least square Keywords: competitive analysis, diamond porter, cluster Batik Surakarta, social capital, partial least square
Subjects:T Technology > T Technology (General)
T Technology > TS Manufactures
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
ID Code:33061
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Feb 2012 13:34
Last Modified:08 Feb 2012 13:34

Repository Staff Only: item control page