Sumarsih, Sumarsih (2011) GEDUNG PERTEMUAN DI MARKAS PANGKALAN TNI AL SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF 63Kb | |
| PDF 53Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1434Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 887Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 33Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 716Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 129Kb | ||
| PDF 10Kb | |
| PDF 32Kb | |
| PDF 29Kb | |
| PDF 14Kb | |
| PDF 31Kb |
Abstract
Indonesa dewasa ini mulai menggalakkan wisata konvensi yang merupakan ciri industri pariwisata. Melalui kegiatan ini disamping peserta mengikuti siding teknis juga sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk menikmati produk wisata daerah. Selain itu kegiatan pameran juga merupakan salah satu komponen industri wisata konvensi. Pameran juga dapat berwajah ganda, mengenal perkembangan teknologi, menjaring perusahaan asing beserta stafnya serta kunjungan turis ke Indonesia khususnya di Semarang. Pengertian Wisata Konvensi menurut PCO (Profesional Convention Organizer) adalah : ” setiap orang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat untuk suatu urusan bisnis atau sebgai peserta konvensi dan pameran dengan bersenang-senang”. (Wisata Konvensi, Majalah Mingguan Femina, No. 1/XXIII, Edisi Januari, tanggal 5-11 Januari 1995, hal. 27). Melalui kegiatan konvensi tersebut para peserta disamping mengkuti siding/pertemuan, sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk menikmati produk-produk wisata di daerah tempat kegiatan konvensi diselenggarakan (Direktorat Bina Hubungan Lembaga Wisata Internasional, 1988, Petunjuk penyelenggaraan Konvensi di Indonesia, Depparpostel, Jakarta, hal.1-2). Hal ini mendapat kebijakan pendukung dari pemerintah pada tahun 1978 pemerintah mengambil keputusan untuk menangani wisata konvensi, mengingat dari pertumbuhan wisata konvensi sangat potensial, sehingga dapat mengembangkan industri kepariwisataan. Bulan oktober 1978 terbentuk komisi konvensi di Indonesia, suatu wadah non struktural yang dapat menghimpun semua instansi pemerintah serta organisasi profesi yang ada kaitannya dengan wisata konvensi. Pembentukan wadah ini dilanjutkan dengan dengan terbentuknya sub direktorat baru di lingkungan Direktorat Bina Pajak Pemasaran dan Direktorat Jendral Pariwisata. (Depparpostel, Dirjen Pariwisata, Wisata Konvesi, Op.cit,hal. 11). Kota Semarang memiliki potensi sebagai pintu gerbang perdagangan interasional di jawa tengah, terutama dengan adanya Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan terbesar ke tiga di Indonesia dan Bandara Ahmad Yani sebagai kebutuhan penerbangan nasional dan internasional, serta jaringan transportasi darat yang terdiri dari jalur kereta api dan jalan serta sebagai Markas Lanal TNI AL dari beberapa kota lain di Jawa Tengah dan Indonesia. Potensi ini memungkinkan kota Semarang sebagai simpul perdagangan dan jasa secara nasional, bahkan internasional Serta simbul keamanan laut dimana terdapat Markas TNI AL. Hal ini juga didukung dengan kondisi keamanan kota Semarang, dimana isu-isu gangguan keamanan tidak pernah menjadi momok di Semarang. Namun dikota tersebut belum terdapat fasilitas untuk terselenggaranya bisnis MICE yang memadai dan representative. Selama ini kegiatan pertemuan di Semarang diselenggarakan hotel yang menyediakan fasilitas konvensi dengan kapasitas 150 hingga 1500 orang, serta di gedung pertemuan yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Sedangkan untuk kegiatan pameran, biasnya diselenggarakan di PRPP (Pekan Raya Promosi Pembangunan) yang berlokasi di wilayah yang berbatasan langsung dengan pantai utara Pulau Jawa Tengah serta ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan muka air laut, sehingga rawan terhadap genangan air. Pangkalan TNI AL yang dekat dengan kawasan wisata Marina, Taman Maerokoco dan PRPP serta dekat dengan perumahan penduduk merupakan letak strategis untuk dibangunnya sebuah gedung pertemuan untuk disewakan seperti untuk kegiatan MICE dan pernikahan selain untuk kegiatan rutin TNI AL sendiri, hal ini dapat menambah masukan keuangan TNI AL sendiri. Selain itu TNI AL belum mempunyai gedung pertemuan, gedung yang sekarang letaknya sangat jauh dari markas dan kurang terawat sehingga gedung sekarang beralih fungsi menjadi gedung bilyard dan kepemilikan disewa pihak swasta. Oleh karena itu penulis melakukan surve untuk mendukung judul mendesain Gedung Pertemuan di Markas Pangkalan TNI AL di Semarang. Tujuan dari judul ini untuk membuat gedung yang lebih baik dan layak agar nantinya gedung tersebut dapat berfungsi dan digunakan dengan baik bagi TNI AL sendiri dan bisa disewakan untuk masyarakat umum agar TNI AL lebih merakyat seperti yang telah dilakukan oleh TNI AD di WATO GONG dimana gedung pertemuannya dapat disewakan untuk umum seperti untuk pernikahan, untuk wisuda, untuk pihak swasta untuk kegiatan konvesi serta konvesi wisata. Dari uraian diatas , Pangkalan TNI AL Semarang, dibutuhkan Gedung Pertemuan yang sesuai dengan fungsi yang sebenarnya untuk gedung pertemuan dan gedung serbaguna bagi TNI AL Semarang dan bisa mengikuti fenomena saat ini gedung ini bisa berfungsi untuk wisata konvesi. Oleh karana itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Gedung Pertemuan di Markas Pangkalan TNI AL Semarang yang sesuai dengan aspek panduan perancangan. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN 1. 2. 1 Tujuan Merumuskan program dasar perencanaan dan perancangan yang berhubungan dengan aspek-aspek perancangan dan perencanaan Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang sebagai bangunan fasilitas Pelayanan Pertemuan, sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan kedalam perancangan grafis. 1. 2. 2 Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang melalui aspek-aspek panduan perancangan dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3. MANFAAT PEMBAHASAN 1.3.1 Secara Subyektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang nantinya digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam perancangan Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang. 1.3.2 Secara Obyektif Perencanaan dan perancangan Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL di Semarang ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penataan dan pembangunan sarana dan prasarana Pertemuan bagi TNI AL sendiri dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. 1. 4. LINGKUP PEMBAHASAN 1. 4. 1 Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang yang termasuk dalam kategori bangunan berserta dengan perancangan tapak lingkungan sekitarnya. Lingkup pembahasan dibatasi pada permasalahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur. 1. 4. 2 Ruang Lingkup Spasial Meliputi aspek kontekstual tapak dengan memperhatikan potensi, kendala dan prospek Gedung Pertemuan di Semarang. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data primer dan sekunder untuk kemudian dianalisa untuk memperoleh dasar-dasar program perencanaan dan perancangan. Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1.5.1 Data Primer Data primer didapatkan melalui wawancara dan observasi lapangan (studi banding). a. Wawancara Yaitu mencari informasi dari nara sumber dan pihak-pihak yang terkait mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perancangan. b. Observasi Lapangan Yaitu dengan studi banding Gedung Pertemuan KODAM 1V/DIPONEGORO (Balai Diponegoro Semarang) Semarang dan Gedung Samudra Bumimoro LANTAMAL V Surabaya . Kegiatan studi banding dilakukan dengan mencari data dan informasi mengenai jumlah Anggota, sarana dan prasarana, fasilitas, kriteria pemilihan lokasi, massa bangunan/site existing, dan kegiatan, struktur kelembagaan personil, peralatan/perabotan dan dimensi, dan bentuk bangunan serta tata ruang dalam dan ruang luar bangunan. 1.5.2 Data Sekunder Data sekunder didapatkan melalui studi literatur dan referensi yang berkaitan dengan perancangan bangunan Gedung Pertemuan. a. Studi Literatur Literatur yang digunakan dalam proses ini berasal dari buku-buku pedoman serta browsing materi-materi dari internet yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan desain Gedung Pertemuan. b. Referensi Referensi didapat dari pengumpulan data, peta dan peraturan dari instansi terkait. Data primer dari hasil wawancara dan observasi lapangan serta data sekunder dari studi literatur yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif yaitu menganalisa terhadap aspek pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, penataan ruang dan sirkulasi dan dianalisa secara kuantitatif yaitu menganalisa terhadap kapasitas ruang dan besaran ruang serta pendekatan mengenai lokasi dan tapak. Setelah dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif kemudian ditarik kesimpulan sebagai dasar perencanaan dan perancangan. 1. 7 Sistematika Pembahasan Secara garis besar pembahasan laporan LP3A ini dapat diuraikan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara umum tentang Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang, yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, kerangka pembahasan, serta sistematika pembahasan yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan yang ada di setiap bab. BAB II. TINJAUAN Gedung Pertemuan (Convention Hall) TNI AL Bab ini menguraikan teori-teori tentang tinjauan tentang gedung pertemuan, segala fasilitas pada gedung pertemuan beserta fungsi dan pelaku serta pola hubungan antar ruang konvensi dan Tinjauan tentang TNI AL. Serta data studi banding Gedung pertemuan. BAB III. TINJAUAN KOTA SEMARANG. Bab ini berisi tentang Tinjauan Semarang, Tinjauan Pangkalan TNI AL di Semarang yang terletak di Jl. Artery RE Marthadinata Semarang, tinjauan gedung pertemuan beserta kegiatan pertemuan yang ada di Semarang. BAB IV. BATASAN, DAN ANGGAPAN Bab ini berisi tentang batasan, dan anggapan terhadap perencanaan dan perancangan Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang yang direncanakan BAB V. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Bab ini menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis, utilitas dan pencitraan bangunan pada Gedung Pertemuan Di Komplek Pangkalan TNI AL Semarang yang direncanakan BAB VI. LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Bab ini membahas mengenai faktor penentu perencanaan dan faktor penentu perancangan serta program perancangan yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak Gedung Pertemuan Di Markas Pangkalan TNI AL Semarang dengan memperhatikan persyaratan perancangan seperti kondisi tapak, struktur, aktivitas, utilitas, dan penekanan desain arsitektur.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 32788 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 02 Feb 2012 09:16 |
Last Modified: | 02 Feb 2012 09:16 |
Repository Staff Only: item control page