PONDOK PESANTREN MODERN DI SEMARANG

Restianti, Steviana (2011) PONDOK PESANTREN MODERN DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
20Kb
[img]
Preview
PDF
61Kb
[img]
Preview
PDF
52Kb
[img]
Preview
PDF
31Kb
[img]
Preview
PDF
7Kb
[img]
Preview
PDF
111Kb
[img]
Preview
PDF
45Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1849Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

411Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

10Mb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1933Kb

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia yang bertaqwa, handal, profesional dan budi pekerti tinggi. Penyiapan sumber daya manusia tersebut perlu dilakukan secara sinergik melalui pendekatan personal, komunal, dan institusional. Dalam sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah – rohaniah yang juga harus secara terus – menerus dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau dengan kata lain agar mampu menghadapi tantangan jaman. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren menghadapi tantangan yang semakin hari semakin besar, kompleks, dan mendesak. Tantangan ini menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai dipondok pesantren, baik nilai yang menyangkut sumber belajar maupun nilai yang menyangkut pengelolaan pendidikan. Kerja kependidikan akan semakin didominasi oleh kegiatan pengembangan sains dan teknologi. Hal demikian akan “memaksa” pondok pesantren untuk mencari bentuk baru yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi tetap dalam kandungan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sama halnya dengan imtaq dan iptek, kewirausahaan atau entrepreneurship juga penting karena memiliki korelasi positif dengan kemajuan suatu negara. Semakin banyak orang yang berjiwa dan bersemangat entrepreneur, semakin besar peluang negara yang bersangkutan menjadi negara maju. Kurang berkembangnya semangat entrepreneur di Indonesia dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Salah satunya, pemahaman yang sempit mengenai makna entrepreneur itu sendiri. Entrepreneur seringkali diartikan sebagai pedagang. Padahal, entrepreneur memiliki pengertian yang luas sebagai semangat kreatif, inovatif, mandiri, berani mengambil risiko dan bersaing. Dengan begitu, spirit entrepreneur tidak mutlak hanya untuk kalangan pebisnis namun dapat diaplikasikan secara luas di segala bidang. Tanpa mengenyampingkan pentingnya pendidikan entrepreneurship bagi seluruh jenjang dan lembaga pendidikan, pesantren adalah potensi besar yang dapat kita harapkan menjadi salah satu “produsen” utama pencetak SDM unggul dan berdaya saing tinggi. Potensi besar pesantren tidak hanya dari aspek sejarahnya sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan memiliki ciri ke-Indonesiaan yang khas. Dari tahun ke tahun jumlah pondok pesantrenpun terus bertambah secara signifikan. Pendidikan di pesantren umumnya lebih memprioritaskan materi tentang agama dan akhlak namun minus keahlian baik hardskill maupun softskill. Akibatnya, lulusan pesantren yang jumlahnya cukup signifikan seringkali menjadi gagap saat terjun ke masyarakat. Sulit mencari kerja dan kalaupun bekerja, mayoritas dari mereka menjadi pekerja tidak profesional. Seperti menjadi pedagang biasa di pasar-pasar tradisional. Tidak sedikit pula yang menganggur. Padahal biaya dan waktu yang mereka habiskan untuk menuntut ilmu di pondok pesantren tidak sedikit. Bisa hingga belasan tahun atau hampir sama dengan mereka yang mengenyam pendidikan formal hingga lulus dari perguruan tinggi. Padahal, seperti yang lain, para santripun akan menghadapi tantangan yang tak kalah kompleksnya di era persaingan global. Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah, merupakan sebuah kota dan kota yang semakin berkembang sekarang ini dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi dan mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Selain sebagai pusat pemerintahan Semarang juga merupakan pusat pendidikan dan kebudayaan, sudah seharusnya kota ini memiliki wadah yang dapat menampung kebutuhan masyarakat akan pendidikan khususnya yang bernafaskan Islami. Di Kota Semarang ini, banyak terdapat pondok pesantren akan tetapi masih menggunakan kurikulum yang bersifat tradisional. Sehingga untuk mengahadapi tantangan jaman yang semakin dan terus berkembang, diperlukannya pembaharuan-pembaharuan yang dapat meningkatkan kualitas SDM, baik secara imtaq maupun iptek nya. Selain itu juga mampu menghadapi tantangan globalisasi khususnya dalam bidang kewirausahaan. Untuk itu penting sekali memiliki pondok pesantren yang menonjol dan dikenal secara nasional maupun internasional seperti pondok pesantren Assalam di Surakarta, pondok pesantren Darussalam Gontor di Ponorogo. Kecamatan Pedurungan sebagai wilayah yang nantinya akan menjadi lokasi untuk Pondok Pesantren Modern di Semarang ini memiliki nafas islami yang kuat. Selain itu juga sudah ada 33 pesantren yang ada di sana meskipun masih bersifat tradisional hal tersebut telah menunjukkan bahwa di sana telah ada bibit-bibit pondok pesantren yang nantinya dapat lebih berkembang. Kecamatan Pedurungan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk beragama islam terbanyak dan mayoritas beragama islam. Keinginan untuk memberikan pemberdayaan pada masyarakat di sekitar pesantren, untuk sekarang ini dapat ditunjukkan dengan masyarakat ikut serta dalam pengajian-pengajian atau tausiyah yang diadakan di pesantren. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa minat masyarakat di Kecamatan pedurungan sangat tinggi dalam memperoleh ilmu agama Islam dalam kehidupan mereka. Kecamatan Pedurungan memiliki jumlah penduduk paling besar dan memiliki jumlah tamatan sekolah dasar yang paling besar yakni 36.824 siswa (35,6%) begitupun dengan tamatan SLTP sebesar 32.663 siswa (31,5%), dan SMA sebesar 33.986 (32,9%) (BPS Kota Semarang). Untuk jumlah Madrasah yang ada di Pedurungan masih tergolong sangat terbatas. Tingkatan Menengah Pertama (MTs) terdapat 1 sekolah yang berada di Kelurahan Tlogosari Wetan dengan jumlah murid masing-masing 91 siswa, sedangkan tingkat MA belum ada (Departemen Agama Kota Semarang). Oleh karena itu, Pondok Pesantren Modern di Semarang ini terdiri dari jenjang pendidikan MTs dan MA. Pondok Pesantren Modern merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengajarkan pendidikan agama dengan kurikulum yang telah dipadukan dengan Depdiknas serta Depag dan juga ketrampilan serta penguasaan bahasa asing untuk menghadapi tuntutan jaman. Dan lebih di kembangkan lagi dengan adanya pembelajaran tentang entrepreneurship atau kewirausahaan. Untuk itu dibutuhkan adanya Pondok Pesantren Modern di Semarang sehingga dengan adanya sebuah fasilitas dalam bentuk lembaga pendidikan agama ini sangat berguna untuk mencetak manusia yang mampu menghadapi tantangan jaman melalui pembentukan attitude untuk menjadi pemimpin yang berintelektual, penguasaan teknologi dan bahasa asing dan yang terpenting adalah berpegang teguh pada akhlaqulkarimah. Dengan tersedianya fasilitas pendidikan tersebut maka diharapkan nantinya akan menghasilkan penerus bangsa yang mandiri, berkualitas, mampu berkompetisi, serta menjunjung tinggi agama. Keunggulan pada Pondok Pesantren Modern di Semarang ini adalah pembelajaran mengenai Kewirausahaan secara teori dan prantek selain pelajaran mengenai imtaq dan iptek. Menindaklanjuti keinginan pemerintah untuk memasukkan substansi pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan nasional yang konsepnya telah selesai dibuat oleh mendiknas dan akan dimulai pada ajaran baru 2010/2011 dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Bentuk materi akan disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Misalnya seperti permintaan bapak Boediono wakil presiden RI untuk memasukkan modul kewirausahaan dalam kurikulum di Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia. Sehingga dengan adanya kurikulum ini akan membuat generasi penerus bangsa lebih matang dalam menghadapi masa depan dan tantangan jaman dengan keterampilan dan kemampuan yang telah dibekali di pondok pesantren. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Untuk memperoleh dasar-dasar dalam merencanakan dan merancang Pondok Pesantren Modern di Semarang sebagai lembaga pendidikan agama yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap yang mendukung siswa/ santri agar dapat belajar secara aktif, kreatif dan ekspresif, dengan penerapan kurikulum pendidikan yang memadukan antara pendidikan pesantren, depag, serta depdiknas sehingga menciptakan anak didik yang mampu bersaing, berkualitas, dan tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. 2. Sasaran Tersusunnya Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai acuan/ pedoman dalam Desain Grafis Arsitektur untuk merancang Pondok Pesantren Modern di Semarang. 1.3. MANFAAT PEMBAHASAN Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Secara Subyektif Manfaat subyektif dari penyusunan naskah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk grafis. Dan juga sebagai salah satu persyaratan kelulusan jenjang pendidikan strata-1 yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Tugas Akhir (TA-33). 2. Secara Obyektif Dapat menambah wacana suatu rumusan permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Modern di Semarang. Dan juga sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan menyusun LP3A suatu Tugas Akhir pada khususnya dan masyarakat yang membutuhkan data-data mengenai hal yang bersangkutan pada umumnya. 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan Pondok Pesantren Modern di Semarang merupakan tempat pendidikan dengan bangunan bermassa banyak yang memiliki sarana pendidikan yang lengkap dan modern. Pondok Pesantren ini terdiri dari jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), yang dalam kurikulumnya terdapat penambahan kurikulum Kewirausahaan yang dilengkapi dengan sarana prasarana untuk praktek kewirausahaancara yang akan dikembangkan menjadi sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga para siswa nantinya akan lebih memahami tentang pentingnya menanamkan mental entrepreneur sejak dini. 2. Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup spasial Pondok Pesantren Modern di Semarang ini terbatas pada wilayah kota Semarang khususnya Kecamatan Pedurungan yang terus meningkatkan sektor pendidikannya selain sektor utamanya berupa perdagangan dan jasa. 1.5. METODE PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara : 1. Data Primer a. Observasi lapangan b. Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang. 2. Data Sekunder Dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan fasilitas Pondok Pesantren Modern juga yang berkaitan dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. 1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Laporan ini disusun berdasarkan urutan-urutan yang disajikan secara sistematis, adapun urutannya adalah sebagai berikut :   • BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang yang berhubungan dengan berbagai alasan kenapa dibutuhkannya Pondok Pesantren Modern di Semarang. Yang kemudian diikuti dengan penjelasan lain, yaitu tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan serta alur pikir. • BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Membahas tentang deskripsi mengenai Pondok Pesantren Modern, Madrasah yang kemudian diikuti dengan penjelasan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan judul, serta studi banding dari 2 Pondok Pesantren yang dianggap mampu mewakili Pondok Pesantren Modern yang ada. • BAB III TINJAUAN UMUM KOTA SEMARANG Berisi tentang tinjauan umum dan potensi kota Semarang serta Kecamatan Pedurungan yang digunakan sebagai lokasi. • BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang kajian atau penjelasan yang menghasilkan program ruang, penentuan kebutuhan dan pemilihan jenis utilitas, sampai dengan analisis tentang penggunaan penekanaan desain yang akan diterapkan. • BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang rumusan hasil pembahasan analisis aspek-aspek perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Pesantren Modern di Semarang.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:32751
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:01 Feb 2012 11:55
Last Modified:01 Feb 2012 11:55

Repository Staff Only: item control page