PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI Semarang

ANGSOKA DEWI, ARIDA (2011) PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI Semarang. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
21Kb
[img]
Preview
PDF
45Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

5Mb

Abstract

Gaya hidup manusia terus berubah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan penampilan telah melahirkan gaya hidup cantik, sehat dan bugar. Kesadaran demikian bukan hanya dimiliki kaum hawa semata, tapi juga kalangan pria kini tak sungkan lagi menjamah ranah ini. Kini kaum pria pun dimanjakan dengan aneka tawaran produk atau jasa yang berhubungan dengan hobi kemaskulinan mereka. Mulai dari pusat kebugaran (fitness center), salon otomotif, petualangan (adventure), dan sebagainya. Di samping itu perubahan kehidupan sosial mempengaruhi seseorang untuk memburu simbol memasuki strata sosial baru dengan mencari jati diri yang lebih baik, terlebih bagi wanita karir atau yang aktif dalam kegiatan sosial sangat menjaga kesehatan dan penampilan guna mencerminkan kepribadian dan menambah percaya diri. Kepercayaan diri adalah suatu perasaan pasti dan mantap dihati tentang keadaan diri maupun lingkungan sekitar. Perasaan pasti dan mantap ini ditimbulkan dari cara pandang individu tentang dirinya sendiri dan reaksi lingkungan terhadap dirinya (Juni Kuntari ; Evi Nursyafitri, 1998). Dalam buku Macmilla Health Encyclopedia volume 4, Nutrition and Fitnes (1993,49), dikatakan bahwa kepenatan karena pekerjaan yang rutin akan menjalar keseluruh tubuh, otot – otot tegang, syaraf terganggu, racun – racun tubuh tertimbun, peredaran darah kurang lancar sehingga gairah bekerja berkurang. Pada umumnya keadaan fisik akan menjadi lebih pasif dan lebih banyak statis dan kelelahan yang dirasakan bukan saja fisik tetapi juga psikis (stress), bekerja tanpa diimbangi istirahat dan olahraga teratur dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme tubuh. Menurut Bishop dalam buku (Health Psychology: Integrating Mind and Body 1994;174), beberapa teknik/cara yang dapat dilakukan dalam mengarungi tingkat stess (management stress) yaitu : Relaksasi, Meditasi, Biofeddback, Aktivitas Fisik dan Stress Inoculation Training (SIT). Penampilan tidak bisa dipungkiri adalah cerminan sosok dan citra diri yang sangat berperan terhadap penilaian orang lain terhadap seseorang. Tuntutan yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi perasaan orang mengenai tubuhnya. Bila tidak dapat memenuhi bentuk tubuh ideal yang ada di masyarakat, maka akan muncul ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya. ketidakpuasan ini tentu mempengaruhi penilaian, persepsi, dan penghargaan terhadap tubuhnya (Kemala, 2000). Kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan penampilanya pun ditunjang dari pakaian yang dipakai. Toko-toko yang menjual pakaian atau asksesori spun seolah tidak pernah mati dan justru semakin berkembang dengan model pakaian yang selalu berganti setia musimnya. Dari tahun ke tahun butik pakaian yang merupakan toko butik dengan konsep menjual pakaian up-to-date dan eksklusif menjadi toko pakaian kesayangan para perempuan khususnya. Pergeseran budaya hidup memang telah mejalar dalam diri kaum adam saat ini.Gaya hidup kini sudah menjadi komoditas utama kaum urban. Ini terkait dengan ekpresi dan perilaku individu-individu perkotaan yang tersirat dalam aktivitas, minat, dan opini mereka. Semua itu ditujukan untuk mencitrakan pribadi sekaligus merefleksikan status sosial yang disandangnya. Dewasa ini, kaum pria pun telah melibatkan diri dalam gaya hidup metropolis. Untuk memperbaiki rasa percaya diri dan memiliki kebanggaan secara fisik, banyak pria yang mulai membenahi penampilan dirinya. Perawatan tubuh kini tidak lagi menjadi masalah wanita semata. Kaum pria mulai menyerbu salon dan tempat-tempat latihan kebugaran untuk membentuk tubuh yang dianggap ideal, tubuh yang kekar dan berotot. Selain itu pula, latihan kebugaran bertujuan untuk membentuk kebugaran tubuh, meningkatkan kesehatan, mengurangi resiko penyakit, serta membentuk tubuh sesuai dengan keinginan individu (Harris & Harris, 1984). Sebagai contoh jumlah pria yang tercatat sebagai anggota tempat latihan kebugaran di Inggris meningkat sebanyak 49% selama enam tahun (Batty, 2000). Bahkan dewasa ini sering diselenggarakanya berbagai harian seminar tentang kecantikan dan kebugaran, antara lain : Menurut data yang tercatat dalam buku Petunjuk Telpon Semarang, White and Yellow Pages, Juli 2008-2009, di koa Semarang terdapat 506 buah beauty salons, 30 buah cosmetics retail, 3 buah Health Srevices, 33 buah massage, dan 33 buah Sport Centre. Sedangkan menurut Dinas Pariwisata di kota Semarang terdapat 251 salon kecantikan, 10 buah steambath dan sauna, 16 buah panti pijat, 7 buah fitness centre, 9 buah kolam renang, 5 buah gelanggang olahraga, dan 7 fasilitas kecantikan dan kebugaran di hotel. Cukup banyaknya pusat perawatan kecantikan dan kebugaran yang telah tersedia di Semarang masih bersifat terpisah pelayananya. Pusat kecantikan dan Kebugaran yang lengkap dan terpadu pelayananya belum terdapat di Semarang, fasilitas yang ada saat ini dinilai masih kecil fasilitasnya dan tidak mencakup semua pelayanan kegiatan yang terkait. Banyaknya pusat kebugaran (fitness centre), pusat kecantikan dan perawatan tubuh, pusat pelangsingan, dan pembentukan tubuh serta spa, menandakan semakin meningkatnya jumlah pengunjung, terutama wanita, yang ingin berolah raga, memanjakan tubuh, sebagai ajang gaul, sampai sebagai ajang lobi bisnis para eksekutif (Jawa Pos, 10 Januari 2010). Pusat Kecantikan dan Kebugaran merupakan salah satu sarana sebagai tempat masyarakat yang ingin beristirahat dan bersantai dengan menikmati perawatan tubuh juga kebugaran fisik. Sehingga selain dapat mengurangi stress, juga meningkatkan stamina tubuh serta merawat kecantikan seluruh tubuh. Dengan demikian fisik dan pikiran juga akan kembali segar dan sehat. 1.2 Tujuan Dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh judul Tugas Akhir yang layak dan bermanfaat, serta dapat mendukung proses perencanaan dan perancangan “Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Semarang Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular” untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman perancangan fisiknya. 1.2.2 Sasaran Sasaran penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah menggali dan mengungkapkan potensi serta masalah-masalah yang mencakup permasalahan seputar dunia kecantikan, agar dapat merencanakan dan merancang Pusat Kecantikan di Semarang sebagai salah satu wadah yang lengkap fasilitas dan program kegiatanya. 1.3. Manfaat 1.3.1. Secara Subyektif • Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir Periode 37 sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata (S-1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. • Sebagai pedoman dan dasar acuan proses perencanaan dan perancangan berikutnya dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A). 1.3.2. Secara Obyektif • Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Proposal Tugas Akhir, Seminar atau mata kuliah lainnya. 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan diutamakan pada permasalahan-permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur antara lain: 1. Fungsi bangunan merupakan sarana untuk memberikan fasilitas-fasilitas, yang menunjang kegiatan olahraga atau perawatan sesuai dengan kebutuhanya. 2. Bentuk fisik bangunan yang dirancang hendaknya bergaya tradisional dengan pertimbangan sesuai dengan karakter bangunan yang mengutamakan nuansa kembali ke alam dan menciptakan suasana yang natural, untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman perancangan fisiknya. 3. Perencanaan dan perancangan juga ditekankan pada kelengkapan fasilitas fitness centre dan perawatan kecantikan, fasilitas fitness centre berupa kelengkapan peralatan dan desain interior yang memberikan kenyamanan dalam berolahraga dan juga fasilitas kecantikan yang meliputi ruang-ruang perawatan dan fasilitas pendukung lainya. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer dan sekunder untuk dianalisa dan dirumuskan untuk memperoleh kesimpulan yang dibutuhkan. Proses-proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : 1. Data Primer • Melakukan survai lapangan pada pusat kecantikan dan kebugaranyang ada di Semarang dan lokasi yang direncanakan dengan pengamatan langsung serta membuat dokumentasi hasil pemotretan kondisi dan potensi di lapangan. • Wawancara dengan pihak-pihak pengelola pusat kecantikan dan kebugaran tentang jumlah pengunjung, macam kegiatan, dan fasilitas yang tersedia. 2. Data Sekunder • Studi lieratur dari buku-buku tentang pusat kecantikan dan kebugaran untuk mencari data tentang pengertian, program kegiatan dan fasilitas, serta buku-buku yang berkaitan tentang penekanan arsitektur tradisional dan estetika bangunan • Pencarian data melalui internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan fasilitas kecantikan dan kebugaran • Mengumpulkan data yang berkaitan seperti kebijakan dan peraturan yang berlaku untuk fasilitas rekreasi, olahraga dan kesehatan, keadaan sosial budaya masyarakat. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran Pembahasan, Manfaat pembahasan, Ruang lingkup pembahasan, Metoda pembahasan, Sistematika pembahasan dan alur pikir BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Membahas tentang Pengertian Pusat Kecantikan dan Kebugaran, Tujuan Pusat Kecantikan dan Kebugaran, Perkembangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran, Tinjauan program kegiatan Pusat Kecantikan dan Kebugaran, Tinjauan Pusat Kecantikan dan Kebugaran, Penekanan desain dan karakter bangunan BAB III TINJAUAN LOKASI DAN PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN SEMARANG Membahas tentang Tujuan Pusat Kecantikan dan kebugaran di Semarang, Kepemilikan dan Pengelolaan, Operasional kegiatan, Pelaku Kegiatan, Kapasitas Pelayanan, Karakteristik Kota Semarang, Prospek Perkembangan Pusat Kecantikan dan Kebugaran di Semarang, dan kesimpulan Studi banding BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN OERANCANGAN ARSITEKTUR Menyimpulkan dan menguraikan mengenai pendekatan yang digunakan untuk Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURAL Membahas tentang pendekatan secara menyeluruh mengenai Program Perencanaan dan Perancangan, yaitu Pendekatan Aspek Fungsional, Pendekatan Aspek Tekhnis, Pendekatan Aspek Knerja, Pendekatan Aspek Kontekstual, Pendekatan Aspek Arsitektural serta Penekanan Desain

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:32449
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:16 Jan 2012 10:06
Last Modified:16 Jan 2012 10:06

Repository Staff Only: item control page