PANTI WREDA DI KABUPATEN SEMARANG

FERIA FARA, ZUNITA (2011) PANTI WREDA DI KABUPATEN SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF
10Kb
[img]
Preview
PDF
26Kb
[img]
Preview
PDF
19Kb
[img]
Preview
PDF
9Kb
[img]
Preview
PDF
146Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

14Mb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

380Kb
[img]
Preview
PDF
37Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1595Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

416Kb
[img]
Preview
PDF
14Kb

Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semarang Sebagai Ibukota Jawa Tengah dan merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa, Semarang merupakan pusat dari seluruh kegiatan, baik kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa dan industri dari beberapa kota kecil di sekitarnya serta kota-kota di Jawa Tengah pada umumnya. Cepat atau lambat, Kabupaten Semarang juga akan menjadi salah satu kota metropolis di Indonesia, jika mengingat perdagangan dan perekonomian global yang sudah berjalan di Indonesia selama ini. Fenomena Ini menjadikan gaya hidup individualisme di masyarakat perkotaan semakin kental. Hal ini berdampak terhadap kondisi kehidupan keluarga. Masyarakat akan lebih memusatkan perhatiannya pada keluarga inti saja. Sehingga para manula yang saat ini, kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial yang sangat tersebar luas dan keadaannya kurang diperhatikan. Mulai dari kebutuhan fisik maupun psikis. Manula merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Supardjo dalam www.stikeskabmalang.wordpress.com (2009) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan manula yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini mudah. Menurut Aryo dalam www.stikeskabmalang.wordpress.com (2009) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan manula adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Sekarang ini jumlah warga yang berusia lanjut di wilayah Kabupaten Semarang tergolong tinggi. Hampir setiap tahun warga yang berusia lanjut di wilayah Kabupaen Semarang semakin meningkat. Sehingga perlu adanya panti wreda sebagai tempat untuk merawat, memberikan ketrampilan, dan tempat yang memberikan kenyamanan untuk para manula,dengan maksud manula bisa merasakan masa tuanya dengan baik, tanpa merasa sendiri dan terbuang. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat melatih fisik maupun non fisik untuk manula seperti kegiatan keagamaan, kegiatan olah raga bersama,kegiatan ketrampilan dan lainnya 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh dasar – dasar dalam merancang panti wredha di kabupaten Semarang yang menciptakan suasana yang nyaman, aman dan tentram untuk para manula yang tinggal di sana. 1.2.2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Panti untuk Manula di Kabupaten Semarang, berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guidelines aspect) dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. 1.3. Manfaat Pembahasan Laporan ini Bermanfaat untuk memperoleh wawasan dan pemahaman tentang Panti Wredha di Kabupaten Semarang untuk Proposal Tugas Akhir yang diajukan, Penyusunan naskah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk grafis dan sebagai salah satu persyaratan kelulusan yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Tugas Akhir. 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dalam laporan ini terbagi menjadi dua yaitu: 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Yaitu meliputi perencanaan dan perancangan Panti Wredha di Kabupaten Semarang yang disesuaikan dengan disiplin ilmu arsitektur. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Yaitu meliputi kontekstual tapak terpilih yang memperhatikan potensi – potensi yang ada di sekitar tapak, serta kendala dan prospeknya untuk perancangan Panti Wredha di Kabupaten Semarang. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data-data primer maupun sekunder yang kemudian dijabarkan dan dianalisa sesuai dengan kaidah arsitektur untuk menghasilkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan perancangan Panti Wredha di Kabupaten Semarang. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur Studi literatur yaitu koleksi data referensi kepustakaan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. Studi ini dapat dicari melalui buku, yang berkaitan dengan Panti Wredha di Kabupaten Semarang,serta bidang lainnya yang masih berkaitan tentang manula. 2. Observasi lapangan Observasi lapangan dapat diperoleh yaitu dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung ke lokasi-lokasi yang dianggap memiliki potensi dan relevansi yang dianggap mampu mendukung judul antara lain yaitu survey ke Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran dan Langen Werdasih Ungaran. 3. Wawancara Wawancara yaitu melakukan kegiatan berdialog dan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dalam hal ini adalah penghuni panti dan pengelolanya. Serta wawancara dengan dinas sosial bagian komda lansia provinsi Jawa Tengah.Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:32435
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Jan 2012 14:05
Last Modified:13 Jan 2012 14:05

Repository Staff Only: item control page