ADAPTASI ARSITEKTUR SASAK TERHADAP KONDISI IKLIM LINGKUNGAN TROPIS

Sukawi, Sukawi (2010) ADAPTASI ARSITEKTUR SASAK TERHADAP KONDISI IKLIM LINGKUNGAN TROPIS. Jurnal Berkala Teknik, 1 (6).

[img]
Preview
PDF - Published Version
1181Kb

Abstract

Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang tumbuh dari rakyat, yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi masyarakat. Arsitektur tradisional berjalan seiring dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan merupakan pencerminan jati diri masyarakat yang tetap dipertahankan dan dikembangkan. Arsitektur tradisional berusaha untuk adaptasi dengan alam dan berusaha untuk menyatu dengan alam. Norma, adat, iklim, budaya, kepercayaan dan bahan setempat akan memberikan warna tersendiri dalam pengembangan asitektur tradisional atau arsitektur rakyat. Perjalanan panjang melalui try and error dengan local genius mampu menampilkan jati diri. Di Lombok terdapat desa adat yang masih mempertahankan budaya dan kepercayaan suku sasak. Salah satu yang perlu dicermati adalah bangunan tradisional di desa adat Sade yang marupakan hasil kebudayaan masyarakat. Sekarang ini keberadaan bangunan tradisional yang merupakan warisan kebudayaan mulai punah, tergeser dengan perkembangan bangunan modern. Kata Kunci : Arsitektur tradisional, Desa Adat, Sade, iklim Traditional architecture is the architecture that grow from the people, born of ethnic communities and rooted in the traditions of the community. Traditional architecture go hand in hand with understanding of cosmology, philosophy of life, lifestyle, and are a reflection of community identity will be retained and developed. Traditional architecture tried to adapt to nature and trying to blend with the natural. Norms, customs, climate, culture, beliefs and local materials will provide its own color in the development of traditional architecture or the architecture of the people. The long journey through trial and error with the local genius capable of displaying identity. In Lombok, there are traditional villages that still maintain the culture and beliefs Sasak tribe. One to consider is the traditional buildings in traditional villages that are the result of cultural Sade community. Now is the existence of the traditional building which is a cultural heritage became extinct, displaced by the development of modern buildings. Keywords: Traditional architecture, traditional village, Sade, climate PENDAHULUAN Arsitektur tradisional adalah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku bangsa sehingga arsitektur tradisional merupakan salah satu identitas dari suatu pendukung kebudayaan yang dianut secara turun temurun. Arsitektur tradisional masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda namun pada prinsipnya sama-sama merupakan hasil pemikiran yang dilakukan berulang-ulang melalui proses trial and error sehingga mencapai suatu bentuk yang belum tentu menjadi yang terakhir. Bangunan arsitektur tradisional memiliki harmonisasi yang cukup tinggi terhadap lingkungan karena melalui proses adaptasi yang panjang (Wiranto, 1998). Perkembangan rumah tradisional berawal dari nenek moyang dengan bangunan sederhana dari pepohonan, dan berkembang dengan dibangun dengan kolong kemudian berkembang sampai bentuk-bentuk yang langsung diatas tanah. Perkembangan ini berjalan sejajar dengan perkembangan pola pikir manusia. Adaptasi ini sesuai dengan kondisi lingkungan, iklim dan juga budaya manusia setempat. Manusia menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari alam. Amos Rapoport (1969) menyatakan bahwa aspek budaya dan iklim sangat mempengaruhi bentuk arsitektur. Budaya dan iklim merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh nenek moyang dalam menentukan bentuk bangunan, baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat untuk memuja leluhur. Sekarang ini keberadaan bangunan tradisional di Lombok mulai punah dan tergeser oleh perkembangan zaman/ bangunan modern. Dari tahun ke tahun bangunan tradisional mulai ditinggalkan karena semakin langkanya bahan bangunan yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah. Hal ini juga dipengaruhi oleh masuknya pengaruh dari luar seperti bahan bangunan baru ( bata, semen, asbes, dan lainnya ). Bangunan tradisional lambat laun mulai hilang di daerah sub-urban dan masih tetap eksis pada daerah pedalaman, karena daerah ini masih terisolasi dari pengaruh luar yang luar biasa besarnya. Bangunan tradisional yang merupakan proses try and error nenek moyang dan telah terbukti dapat beradaptasi dengan alam, seyogyanya tidak ditinggalkan begitu saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik bangunan arsitektur tradisional suku Sasak untuk mendapatkan prinsip-prinsip adaptasi bangunan dengan alam/ iklim tropis serta budaya yang menyertainya, yang merupakan kearifan nenek moyang.

Item Type:Article
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:32374
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Jan 2012 13:35
Last Modified:10 Jan 2012 13:35

Repository Staff Only: item control page