Obyek Wisata Pemandian Muncul dan Perkembangan Masyarakat Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 1990-2006

damar, ardi atmaja (2010) Obyek Wisata Pemandian Muncul dan Perkembangan Masyarakat Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 1990-2006. Undergraduate thesis, ilmu sejarah.

[img]Microsoft Word (sejarah) - Other
63Kb

Abstract

INTISARI Skripsi ini berjudul Obyek Wisata Pemandian Muncul dan Perkembangan Masyarakat Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang 1990-2006. Pokok pembahasan dalam skripsi ini adalah perkembangan obyek wisata Pemandian Muncul serta perkembangan sosial, ekonomi serta budaya masyarakat Kecamatan Banyubiru pada kurun waktu 1990 hingga 2006. Penulis menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan obyek wisata Pemandian Muncul, seperti sejarah awal, renovasi lokasi, penambahan fasilitas, strategi pengembangan serta pengaruhnya terhadap aspek sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sekitar. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis yang mencakup empat langkah, yaitu heuristik, mencari dan mengumpulkan sumber, melakukan kritik ekstern dan intern agar sumber menjadi kredibel dan otentik, interpretasi terhadap fakta yang ada, dan historiografi, berupa penulisan sejarah kedalam bentuk sejarah kritis. Pendekatan sosiologi digunakan untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang hubungan kemasyarakatan, kehidupan sosial budaya, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kaitannya dengan keberadaan obyek wisata Pemandian Muncul yang mempengaruhi masyarakat ini. Pemandian Muncul merupakan obyek wisata di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru, yang merupakan sumber mata air dan pernah digunakan oleh Sinuwun Paku Buwono IX untuk bersuci diri menjelang bulan puasa. Munculnya gagasan untuk menjadikan sumber air Muncul menjadi obyek wisata pemandian berawal dari diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Tanggal 7 Februari 1977 No. HK 49/1977 tentang pengelolaan obyek wisata harus dilakukan oleh Badan Pengelola Obyek Wisata (BPOW). Pada tahun 1978, Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Semarang mengeluarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 1978 mengenai obyek wisata di wilayah Kabupaten Semarang. Obyek wisata Pemandian Muncul terus dikembangkan, baik secara fisik maupun non fisik. Pengembangan fisik dapat dilihat dari pengadaan sarana dan prasarana sebagai tempat rekreasi. Berbagai upaya dilakukan untuk pengembangan obyek wisata Pemandian Muncul seperti menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan instansi pemerintah yang terkait. Pengembangan non fisik meliputi perubahan badan pengelola obyek dari BPOW menjadi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan lalu sejak 2005 berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Masyarakat Kecamatan Banyubiru pada kurun waktu 1990 hingga 2006 mengalami perkembangan dibidang sosial ekonomi serta budaya yag cukup dinamis. Perkembangan dalam bidang sosial terlihat dari pemenuhan kebutuhan komunikasi serta kondisi lingkungan dan pemukiman masyarakat yang berubah menjadi lebih baik. Masyarakat menyadari pentingnya kebersihan lingkungan yang kondusif sebagai kawasan wisata. Masyarakat memperoleh keuntungan atas keberadaan Kawasan Wisata Banyubiru yaitu terciptanya lapangan kerja sebagai tenaga staf maupun penyedia jasa wisata. Selanjutnya, perkembangan di bidang budaya antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat akan petingnya pendidikan serta adanya ritual padusan menjelang bulan Puasa di Pemandian Muncul dan sedekah rawa di Bukit Cinta telah dikemas sebagai atraksi wisata.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:D History General and Old World > D History (General)
Divisions:Faculty of Humanities > Department of History
ID Code:3205
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Jan 2010 12:21
Last Modified:08 Jan 2010 12:21

Repository Staff Only: item control page