PERKEMBANGAN PAGUYUBAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA “WASPODO” DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 1983-2006

endah, kurniawati (2010) PERKEMBANGAN PAGUYUBAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA “WASPODO” DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 1983-2006. Undergraduate thesis, ilmu sejarah.

[img]Rich Text (RTF) (PERKEMBANGAN PAGUYUBAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA “WASPODO” ) - Other
287Kb

Abstract

INTISARI Skripsi ini berjudul “Perkembangan Paguyuban Penghayat Kepercayaan ”Waspodo” di Kabupaten Wonogiri Tahun 1983-2006”. Pokok pembahasan dalam skripsi ini adalah Perkembangan Paguyuban Penghayat Kepercayaan ”Waspodo” di Kabupaten Wonogiri dari tahun 1983 sampai tahun 2006. Penulis berusaha menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan Paguyuban, seperti riwayat hidup pendiri, inti ajaran ”Waspodo”, perkembangan Paguyuban yang menyangkut struktur organisasi ”Waspodo”, aktivitas ”Waspodo” di Kabupaten Wonogiri, motivasi masyarakat masuk keanggotaan ”Waspodo”, serta aktifitas dan peranan Paguyuban ”Waspodo” terhadap masyarakat sekitar. Kebatinan merupakan suatu sistem kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya Jawa. Ajaran kebatinan biasa disebut Kejawen. Namun ada yang membedakan kejawen dengan aliran Kepercayaan. Aliran Kebatinan/Kepercayaan secara umum dapat dikatakan sebagai kepercayaan masyarakat Jawa atau kejawen yang sudah beridentitas. Dikatakan beridentitas karena dalam aliran kepercayaan sudah menyusun ajarannya secara spesifik dan mempunyai guru atau pemimpin atau bahkan telah memiliki organisasi. Kejawen atau kepercayaan masyarakat Jawa yang belum beridentitas belum atau tidak dapat ditunjuk siapa gurunya dan kitab sucinya secara tertentu, karena aliran Kejawen terserak-serak dalam literatur kuno dan dalam mitos-mitos yang hidup dan berkembang di masyarakat. Aliran Kepercayaan tampil ke permukaan sebagai bagian dari gerakan revolusi Indonesia dibidang moral spiritual. Salah satu aliran Kepercayaan yang muncul adalah Paguyuban Penghayat Kepercayaan “Waspodo” dengan inti ajaran mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemunculan banyak aliran Kepercayaan adalah salah satu bentuk upaya kritik terhadap berbagai arus kebudayaan baru yang masuk dan tidak bisa diterima oleh sebagian masyarakat sehingga mereka kembali pada kebudayaan asli Jawa. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana sejarah awal munculnya Paguyuban Penghayat Kepercayaan “Waspodo” di Wonogiri ? (2) Bagaimana perkembangan Paguyuban Penghayat Kepercayaan “Waspodo” di Wonogiri tahun 1983-2006? (3) Bagaimana pengaruh Paguyuban Penghayat Kepercayaan “Waspodo” terhadap masyarakat di Kabupaten Wonogiri?. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui sejarah awal munculnya organisasi “Waspodo” (2) Untuk mengetahui perkembangan Paguyuban Penghayat Kepercayaan “Waspodo” di Wonogiri tahun 1983-2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Langkah- langkah dalam metode sejarah adalah (1) heuristik yaitu tahap pengumpulan data (2) Kritik sumber yaitu penilaian terhadap data sejarah (3) Interpretasi adalah tahap penyatuan dari fakta dan data sejarah yang diperoleh (4) Historiografi adalah penyajian sebuah cerita sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pertama, sejarah awal munculnya Paguyuban “Waspodo” di Wonogiri diawali dengan tumbuhnya kebudayaan spritual sejak jaman prasejarah yaitu adanya kebudayaan animisme dan dinamisme. Memasuki jaman sejarah kebudayaan animisme dan dinamisme digantikan dengan kebudayaan baru yaitu Hindu-Budha, Islam,dan Kolonial. Arus kebudayaan baru yang masuk sangat cepat diiringi dengan adanya kelelahan dalam revolusi kemerdekaan dan krisis ekonomi yang berkepanjangan maka banyak kelompok masyarakat yang ingin kembali pada budaya asli. Kedua, ajaran “Waspodo” pertama kali dikenalkan oleh Hadi Soetiyono di Desa Ngarjosari, Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dan berkembang menjadi sebuah paguyuban dan didukung oleh manejemen organisasi yang semakin baik sehingga dapat membuktikan bahwa ajaran “Waspodo” bisa diterima oleh masyarakat. Ketiga, Paguyuban “Waspodo” yang terdiri dari para warga penghayat dalam interaksinya dengan masyarakat mempunyai pengaruh dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:D History General and Old World > D History (General)
Divisions:Faculty of Humanities > Department of History
ID Code:3175
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Jan 2010 09:31
Last Modified:08 Jan 2010 09:31

Repository Staff Only: item control page