POLA PEMANFAATAN MATA AIR TUK BABON DAN TUK PAKIS OLEH MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU

AKHMADI, AKHMADI (2011) POLA PEMANFAATAN MATA AIR TUK BABON DAN TUK PAKIS OLEH MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU. Masters thesis, Program Magister Ilmu Lingkungan.

[img]
Preview
PDF - Published Version
2804Kb

Abstract

xiii Pola Pemanfaatan Mata Air Tuk Babon dan Tuk Pakis Oleh Masyarakat Lokal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu ABSTRAK Mata air merupakan bagian dari paremeter ekosistem hutan. Ekosistem Gunung Merbabu dengan karakteristik kehidupan masyarakat sekitarnya membentuk interaksi hubungan timbal balik dalam keseimbangan ekosistem. Pemanfaatan mata air oleh masyarakat lokal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu diduga sangat mempengaruhi kondisi kelestarian ekosistem sekitarnya. Untuk memberikan sebuah langkah strategis dalam mewujudkan pemanfaatan mata air yang lestari perlu dilakukannya kajian pola pemanfaatan oleh masyarakat lokal dengan mengedepankan azas kelestarian dan keberlanjutan. Pemanfaatan yang lestari tentunya memperhatikan aspek lingkungan, sosial budaya dan aspek ekonomi. Penelitian ini dilakukan di mata air “Tuk Babon” dan “Tuk Pakis” dengan pengambilan data di Desa Tarubatang, Selo dan Samiran Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilakukan pada Bulan April sampai dengan Juli 2011. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengambilan data dengan wawancara mendalam, observasi lapangan dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis dilakukan dengan diskriptif kualitatif dari pemanfaatan mata air oleh masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial budaya dan ekonomi yang menghasilkan rumusan strategi pelestarian sumber mata air oleh masyarakat lokal. Selanjutnya rumusan strategi ini dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa masyarakat yang memanfaatkan mata air Tuk Babon dan Tuk Pakis lebih mengedepankan fungsi sosial. Pengkajian dari ketiga aspek, didapatkan bahwa kelestarian mata air perlu didukung dengan penguatan kelembagaan masyarakat, perbaikan dalam pelestarian ekosistem hutan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Strategi yang dilakukan tetap menjaga keseimbangan dan keterkaitan dari aspek lingkungan, sosial budaya, ekonomi dalam pemanfaatan mata air. Berdasarkan analisis lanjutan AHP dihasilkan analisis yang dapat diterima dengan prioritas kepentingan dari 13 alternatif dengan urutan dari yang terpenting adalah (1) Penyediaan Basis Data Kawasan Konservasi dan Lingkungan Sumber Mata Air dan ekosistemnya; (2) Alternatif Budaya dan Alam; (3) alternatif Rehabilitasi lahan dan kawasan; (4) Budaya dan Sosial; (5) Alternatif Keseimbangan air; (6) Koperasi dengan kosep konservasi; (7) Pembentukan dan penguatan kelembagaan atau organisasi; (8) Penerapan konsep Silvoagropastura; (9) Peraturan Desa; (10) Pengamanan Swakarsa Masyarakat; (11) Pemberdayaan ekonomi masyarakat; (12) Penerapan konsep Imbal Jasa Lingkungan (IJL); (13) Pendanaan. Kata Kunci:Mata air, aspek ekonomi,sosial budaya dan lingkungan, Analytical Hierarchy Process (AHP).

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Environmental Science
ID Code:31592
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:23 Nov 2011 13:51
Last Modified:16 Feb 2012 15:11

Repository Staff Only: item control page