Husni, Amin (2007) Sine Motu, Vita Est Sine Laetitia : Anatomia est ubicumque, anatomia non est nequaquan. Documentation. Diponegoro University Press, Semarang.
| PDF - Published Version 1590Kb |
Abstract
Sebagai (salah satu) ilmu dasar di bidang Ilmu Kedokteran, anatomi adalah ilmu yang sangat esensial dan fundamental. Bermula dari anatomi makroskopis (makroanatomi) yang mengamati dan mengkaji struktur tubuh manusia melalui pengamatan langsung mengandalkan indera mata, seiring perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, anatomi mengalami perkembangan baik dalam arah vertikal maupun dalam arah horisontal. Dalam perkembangan vertikal, dari makroanatomi, kajian menukik ke permasalahan biomolekuler. Sedangkan dalam perkembangan horisontal, anatomi berkomplementasi dengan bidang-bidang ilmu yang lain meluaskan kajian tidak hanya berupa anatomi klinik (clinical anatomy), juga dalam konteks sosial (social anatomy), bahkan berkaitan dengan masalah lingkungan di dalam ranah kesehatan lingkungan (environmental health -environmental medicine). Komplementasi anatomi dengan bidang-bidang ilmu lain, selalu bermuatan anatomi maskropis hingga anatomi biomolekuler Pada pendidikan dokter, anatomi klinik adalah suatu keniscayaan, bagaimana mungkin seorang dokter yang nantinya berkecimpung di bidang klinik, tidak memiliki basis pengetahuan anatomi. Anatomi sosial, dalam bentuk "asli"nya antara lain muncul dalam bentuk antropologi ragawi, kemudian berkembang dengan melakukan kajian-kajian terhadap variabel-variabel anatomi ragawi dengan variabel-variabel sosial, termasuk variabel ekonomi. Persoalan lingkungan acapkali dipahami terpisah dengan 'manusia' sebagai subyek di dalam lingkungan, karenanya menjadi keniscayaan tidak dapat dilepaskannya kajian terhadap manusia bila sedang dilakukan kajian lingkungan Tidak berlebihan kiranya bila kemudian disebut bahwa : Anatomia est ubicumque, anatomi non est nequaquan Anatomi tidak ke mana-mana, anatomi ada di mana-mana Dengan menggunakan portd'entree kajian gerak dan gangguan gerak tubuh, dapat digambarkan keterlibatan anatomi dalam perkembangan vertikal dan horisontalnya di berbagai bidang-bidang ilmu. Gerak adalah fenomena universal, ditemukan pada makhluk bersel satu hingga homo sapiens, bahkan dari atom dengan bagian-bagiannya hingga penyusun jagad raya ini ada gerak yang dapat diamati dan dikaji. Pada manusia, gerak tubuh akan melibatkan sistem gerak {otot, rangka, dan sendi) dengan dukungan sistem lain, terutama sistem saraf. Gangguan gerak dapat diakibatkan oleh adanya gangguan dari sistem-sistem tersebut. Gerak telah muncul sejak janin dalam kandungan, dan merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak, bahkan digunakan sebagai tolok ukur perkembangan. Diketahui pula bahwa untuk terbentuknya janin juga diperlukan gerak, dari gerak sperma dan ovum, gerakan organ kelamin, dan individu pemilik organ tersebut Merangkum wacana kajian gerak yang demikian luas dan fundamental, dapat disimpulkan Tanpa gerak, hidup tiada ceria -Sine motu, vita est sine laetitia Dalam bingkai wacana kajian gerak, selama menjalankan tugas-tugas Tridharma Perguruan Tinggi terutama penulisan ilmiah dan penelitian, penulis telah menghasilkan sejumlah publikasi yang merefleksikan perpektif beragam terapan anatomi di berbagai bidang kajian, mencakup bidang- bidang anatomi klinik, anatomi lingkungan, anatomi sosial dan kajian konseptual dengan muatan anatomi biomolekuler, terutama berkaiatan dengan Ilmu Saraf {Neurologi).
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Additional Information: | Pidato Pengukuhan Guru Besar |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Medicine Faculty of Medicine > Department of Medicine |
ID Code: | 314 |
Deposited By: | Mr. Sugeng Priyanto |
Deposited On: | 13 Jul 2009 18:19 |
Last Modified: | 13 Jul 2009 18:19 |
Repository Staff Only: item control page