Karakterisasi gambut sebagai bahan bakar.

Purwaty , Dani (1995) Karakterisasi gambut sebagai bahan bakar. Undergraduate thesis, FMIPA UNDIP.

[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1841Kb
[img]
Preview
PDF
14Kb
[img]
Preview
PDF
356Kb
[img]
Preview
PDF
450Kb
[img]
Preview
PDF
432Kb
[img]
Preview
PDF
552Kb
[img]
Preview
PDF
516Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

466Kb
[img]
Preview
PDF
353Kb
[img]
Preview
PDF
344Kb
[img]
Preview
PDF
736Kb

Abstract

Indonesia mempunyai cadangan gambut yang besar, diperkirakan, sekitar 26 iuta hektar, merupakan negara ke empat terbesar didunia setelah Amerika (40 juta hektar), Rusia (150 juts hektar) dan Kanada (170 Juta hektar). Gambut dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk rumah tangga atau pembangkit uap pada industri. Komposisi kimia, nilai kalor dalam keadaan kering dan kandungan abu merupakan parameter-parameter penting dalam pemanfaatannya sebagai bahan baker. Untuk mengkarakterisasi gambut, dilakukan analisa menurut American Society for Testing and Materials (ASTM). Dari hasil analisa gambut dengan menggunakan instrumen-instrumen standar di laboratorium, menunjukkan bahwa nilai kalor rata-rata dart gambut Kalimantan Barat dalam keadaan kering. adalah 5628,73 kkal/kg dan komposisi kimianya adalah karbon 56,82 % , hidrogen 6,58 , nitrogen 1,65 % , oksigen 30,21 % sulfur 0,17 % dan abu 4,57 % . Komposisi abu gambut terutama terdiri dari dari Si02 31,66 %, Al203 18,89 % , Fe20a 11,29 % dan 7,46 % . Sedangkan temperatur pelunakan abu diperoleh pada 1179 0C. Indonesia has a vast peat deposit and accounted for 26 million hectars. It is the fourth largest peat reserve in the world after United State (40 million ha), Rusia (150 million ha) and Canada (170 million ha). Peat can be utilized as a fuel for household and steam generation in industries, however its chemical composition, calorific value of dry substances and ash content are an important parameters in utilization as a fuel. To characterize peat, analysis according to American Society for Testing and Materials method (ASTM) is used. From the analysis of peat with standard instruments in the laboratory shows the average calorific value of West Kalimantan peat is 5628,73 kcal/kg, and its main chemical composition is 56.82 % Carbon, Nitrogen, 6.58 % Hydrogen ,30.21 % Oxygen 0.17 % sulphur and 4.57 % ash. , 1.65 % The composition of ash from peat mainly consists of 31.66 % Si02, 11.89 % Al203, 11.29 % Fe2O3 and 7,46 % MgO, whereas the softening temperature of ash is 1179 0C.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QD Chemistry
Divisions:Faculty of Science and Mathematics > Department of Chemistry
ID Code:30584
Deposited By:Mr UPT Perpus 1
Deposited On:03 Nov 2011 08:12
Last Modified:03 Nov 2011 08:12

Repository Staff Only: item control page