Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus) menggunakan metode Kultur "Submerged" dengan Kecepatan Agitasi berbeda

Yuliastanti , Rina (2001) Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih (pleurotus ostreatus) menggunakan metode Kultur "Submerged" dengan Kecepatan Agitasi berbeda. Undergraduate thesis, FMIPA Undip.

[img]PDF
Restricted to Repository staff only

2239Kb
[img]
Preview
PDF
19Kb
[img]
Preview
PDF
343Kb
[img]
Preview
PDF
513Kb
[img]
Preview
PDF
414Kb
[img]
Preview
PDF
615Kb
[img]
Preview
PDF
315Kb
[img]
Preview
PDF
424Kb
[img]
Preview
PDF
440Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

526Kb
[img]
Preview
PDF
424Kb
[img]
Preview
PDF
328Kb
[img]
Preview
PDF
411Kb
[img]
Preview
PDF
885Kb

Abstract

RINA YULIASTANTI. J 2B0 96 099. Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Menggunakan Metode Kultur "Submerged" dengan Kecepatan Agitasi Berbeda (Di bawah Bimbingan Hj. Sriani Hendarko dan Agung Suprihadi). Pleurotus ostreatus merupakan salah sate jamur yang mempunyai nilai ekonomis dan mempunyai kandungan gizi cukup tinggi. Jamur tiram putih mempunyai prospek baik untuk dibudidayakan karena permintaan pasar terus meningkat dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi jamur. Hal ini menjadi dasar pemikiran perlunya diupayakan suatu teknik budidaya yang dapat meningkatkan produksi, salah satunya dalam hal penyediaan bibit. Salah sate metode yang dapat digunakan adalah metode kultur "submerged". Metode ini lebih efisien dibandingkan metode konvensional. Metode kultur "submerged" telah dicoba pada Agaricus bisporus dan Pleurotus ostreatus, tetapi belum diketahui kecepatan agitasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur tersebut. Hal ini menjadi dasar pemikiran perlunya penelitian pada jamur tiram putih menggunakan metode kultur "submerged" dengan kecepatan agitasi berbeda untuk mencari kecepatan agitasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Blok Lengkap Teracak faktor tunggal yaitu kecepatan agitasi, terdiri dari 4 taraf (0, 50, 100 dan 150) rpm. Data dianalisis dengan Analisis Sidik Ragam pada taraf uji 5% dilanjutkan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan pada taraf uji yang sama. Basil penelitian menunjukkan bahwa pada kecepatan agitasi 150 rpm memberikan hasil rata-rata berat basah dan berat kering miselium paling tinggi. Fase eksponensial pada kultur tersebut dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan kecepatan agitasi yang lain. Fase ini terjadi mulai hari ke-9 sampai hari ke-15.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions:Faculty of Science and Mathematics > Department of Biology
ID Code:30189
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:23 Oct 2011 11:51
Last Modified:23 Oct 2011 11:51

Repository Staff Only: item control page