Uji daya antibakteri fraksi ekstrak daun Pandan (Tithonia diuerntalia gras) terhadap pertumbuhan stopbylo coccus aureus secara

NILASARI, DESSY (1998) Uji daya antibakteri fraksi ekstrak daun Pandan (Tithonia diuerntalia gras) terhadap pertumbuhan stopbylo coccus aureus secara. Undergraduate thesis, FMIPA Undip.

[img]
Preview
PDF
15Kb
[img]
Preview
PDF
378Kb
[img]
Preview
PDF
457Kb
[img]
Preview
PDF
393Kb
[img]
Preview
PDF
579Kb
[img]
Preview
PDF
315Kb
[img]
Preview
PDF
468Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

478Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

554Kb
[img]
Preview
PDF
332Kb
[img]
Preview
PDF
404Kb
[img]
Preview
PDF
546Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1921Kb

Abstract

RINGKASAN DESSY NILASARI. J 201 92 0742. Uji Daya Antibakteri Fraksi Ekstrak Daun Paitan (Tithonia diversifolia Gray.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara `In Vitro' (dibawah bimbingan SRIANI HENDARKO, ISWORO RUKMI, dan MEINY SUZERY). Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang sering menjadi penyebab utama penyakit kulit pada manusia. Keparahan penyakit infeksi S. aureus menuntut penggunaan obat antibakteri untuk mengatasinya. Pengobatan dengan menggunakan obat antibakteri yang diproduksi secara semisintetik dan atau sintetik memang sangat efektif, namun apabila penggunaannya tidak tepat akan menimbulkan efek samping yang membahayakan, antara lain : hipersensitivitas, reaksi toksik, dan timbulnya mutan bakteri yang resisten terhadap antibakteri. Pada mat ini sudah banyak dilaporkan bahwa S. aureus telah menjadi resisten terhadap berbagai macam obat antibakteri. Dari basil penelitian terdahulu, dilaporkan bahwa ekstrak daun paitan (Tithonia diversifolia Gray.) mengandung senyawa seskuiterpen lalcton yang diketahui mempunyai aktivitas antimikrobia (Manitto, 1992; Mungarulire, 1990; Lee, et al., 1977 dalam Putnam and Tang, 1986). Untuk itu, akan diuji secara 'in vitro' pemanfaatan fraksi ekstrak dam paitan dengan menggunakan tiga macam pelarut yang dapat mewakili pelarut nonpolar, semipolar, dan polar, yaitu: n-heksan, kloroforrn, dan etanol sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan S. aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri dari masing¬masing fraksi ekstrak daun paitan dan untuk menentukan fraksi ekstrak daun paitan yang paling besar pengaruhnya dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Penelitian dilaksanakan di Lab. Mikrobiogenetika dan Lab. Kimia Organik Fak. MIPA, UNDIP Semarang, pada bulan Mei-Agustus 1997. Dilakukan pemeriksaan secara kualitatif kandungan senyawa metabolit sekunder masing-masing fraksi ekstrak daun paitan untuk mengetahui adanya senyawa minyak triterpenoid, steroid, saponin, fenol, dan alkaloid. 'Bioassay' antibakteri dilalculcan dengan menggunakan metode 'paper disk' yang diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati adalah diameter daerah hambatan (dalam mm) yang terbentuk. Model analisa data menggunakan Raneangan Acak Lengkap. Data diperoleh dari percobaan faktorial (3x4), yaitu interaksi perlalcuan antara fraksi ekstrak (n-heksan (F1), klorofonn (F2), clan etanol (F3)) dengan konsentrasi (0,5%; 1%; 3%; dan 5%(b/v)). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNj) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya minyak atsiri, triterpenoid, steroid, fenol, dan alkaloid dalam fraksi kloroform dan fraksi etanol, sedangkan dalam fi-aksi n-heksan hanya menunjukkan adanya minyak atsiri. Dari hasil 'bioassay'. antibakteri diketahui bahwa masing-masing fraksi ekstrak daun paitan mempunyai daya antibakteri terhadap pertumbuhan S. aureus, dan diketahui pula bahwa fraksi kloroform mempunyai pengaruh yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan S. aureus, diikuti oleh fraksi etanol, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah fraksi n-heksan. Hal tersebut ditunjulckan dengan rata-rata diameter daerah hambatan yang terbentuk oleh fi-alcsi kloroform yang berturut-turut adalah sebesar : 5,09 min (0,5%b/v); 6,27 mm (1%b/v); 9,85 mm (3%b/v); 13,03 mm (5%b/v), sedangkan pada fraksi etanol sebesar : 2,15 mm (0,5%b/v); 3,18 mm (1%b/v); 3,92 mm (3%b/v); 5,52 mm (5%b/v), dan pada fraksi etanol sebesar : 0,82 min (0,5%b/v); 1,22 mm (1%b/v); 1,83 mm (3%b/v); 2,45 mm (5%b/v).

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions:Faculty of Science and Mathematics > Department of Biology
ID Code:30095
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:20 Oct 2011 07:53
Last Modified:20 Oct 2011 07:53

Repository Staff Only: item control page