Pengaruh Penambahan Kalsium Hidroksida (Ca (Oh)2) Terhadap Kelulusan hidupan telur cacing prasitik dalam lumpur di Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Bantul Yogyakarta

AMBARWATI, DWI (2002) Pengaruh Penambahan Kalsium Hidroksida (Ca (Oh)2) Terhadap Kelulusan hidupan telur cacing prasitik dalam lumpur di Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Bantul Yogyakarta. Undergraduate thesis, FMIPA Undip.

[img]
Preview
PDF
16Kb
[img]
Preview
PDF
357Kb
[img]
Preview
PDF
499Kb
[img]
Preview
PDF
419Kb
[img]
Preview
PDF
558Kb
[img]
Preview
PDF
324Kb
[img]
Preview
PDF
487Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

910Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

564Kb
[img]
Preview
PDF
344Kb
[img]
Preview
PDF
400Kb
[img]
Preview
PDF
704Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

2586Kb

Abstract

RINGKASAN DWI AMBARWATI. J2B097077. Pengaruh Penambahan Kalsium Hidroksida [Ca(OH)2] terhadap Kelulushidupan Telur Cacing Parasitik dalam Lumpur di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bantul-Yogyakarta (Di bawah bimbingan NANIK HERU SUPRAPTI dan MOCHAIVIMAD HADI). Setiap tahap pengolahan air limbah menghasilkan lumpur yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan kehidupan. Dalam lumpur limbah ditemukan organisme patogen yang salah satunya adalah telur cacing parasitik yang berbahaya bagi manusia. Lumpur limbah IPAL Bantul sudah digunakan sebagai pupuk pertanian, meskipun belum dilakukan pengolahan lebih lanjut, sehingga dapat triembahayakan pengguna lumpur tersebut. Oleh karena itzi, perlu pengolahan lebih lanjut terhadap lumpur limbah, misalnya dengan menambahkan Ca(OH)2 yang mampu mengurangi resiko organisme patogen dalam lumpur limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dosis penambahan Ca(OH)2, umur lumpur, lama perlakuan dan interaksinya terhadap kelulushidupan telur cacing parasitik dalam lumpur limbah, serta menentukan dosis penambahan Ca(OH)2, umur lumpur dan lama perlakuan yang paling balk untuk pengolahan lumpur limbah, sehingga penggunaan lumpur sebagai pupuk tidak membahayakan penggunanya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2001 di IPAL Bantul. (pengambilan swivel), Lab. Ekologi (pengamatan telur cacing parasitik) dan Lab. Mikrobiogenetika (sentrifugasi, pengukuran kadar air dan bahan organik) UNDIP. Rancangan yang digunakan adalah RAL Faktorial Antar Waktu 3x4x2 dengan 3x pengulangan pada setiap perlakuan. Perlakuannya adalah penambahan Ca(OH)2 sebanyak 10%, 20% dan 40% serta tanpa penambahan Ca(01-1)2 (kontrol) pada uinur lumpur yang berbeda, yaitu 0, 1 dan 2 tahun dengan lama perlakuan 1 dan 2 minggu. Parameter yang diamati adalah jumlah telur cacing parasitik, suhu, pH, bahan organik total dan kadar air. Telur cuing parasitik yang ditemukan dalam lumpur limbah di 1 PAL Bantu! adalah telur 4scaris lunthricoides, telur Clonorchis sinensis, telur Echinococcus granulosus, telur Enterohius vertnicularis, telur Pasciola hepatica, telur Heterophyses heterophyses, telur Toxocara canis, telur Tfichuris trichiura dan satu jenis telur (Famili Trichinelloidea). Kelulushidupan telur cacing parasitik dipengaruhi oleh umur lumpur, dosis penambahan Ca(OH)2, dan lama perlakuan. Semakin muda wnur lumpur, semakin banyak dosis penambahan Ca(OH)2 dan semakin lama perlakuan akan menghasilkan prosentase kelulushidupan telur cacing parasitik yang paling rendah. Pengolahan lumpur yang paling balk adalah pada lumpur umur 0 tahun dengan penambahan Ca(OH)2 sebanyak 40% selama 2 minggu, karena menghasilkan kelulushidupan telur cacing parasitik yang paling rendah (0,55%).

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Divisions:Faculty of Science and Mathematics > Department of Biology
ID Code:29975
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:18 Oct 2011 10:10
Last Modified:18 Oct 2011 10:10

Repository Staff Only: item control page