Potensi Dan Perusakan Sumber Daya Terumbu Karang, Serta Upaya Pengelolaannya Di Indonesia

Supriharyono , Supriharyono (2003) Potensi Dan Perusakan Sumber Daya Terumbu Karang, Serta Upaya Pengelolaannya Di Indonesia. Documentation. Diponegoro University Press, Semarang.

[img]
Preview
PDF (Pidato Pengukuhan Guru Besar) - Published Version
1149Kb

Abstract

Terumbu karang (coral reefs) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan laut dangkal, terutama di daerah tropis. Terumbu karang disusun terutama oleh jenis-jenis karang yang mampu membuat bangunan atau kerangka kapur dari kalsium karbonate (Ca CO3), dan organisme-organisme lain, yang hidupnya berasosiasi dengan karang tersebut. Terumbu karang sebagai masyarakat organisme perairan laut dangkal diketahui sangat produktif di daerah tropis. Produktivitas primer di perairan karang umumnya berkisar antara 1.500 – 3.500 gC/m2/th (Stoddat, 1969) namun ada yang dapat mencapai 11.680 cC/2/th, seperti yang pernah tercata di perairan karang Hawaii, Amerika Serikat (Gordon dan Kelly, 1962). Produktivitas primer ini sangat tinggi dibandingkan dengan produktivitas primer di perairan laut lepas pantai yang hanya berkisar 50 – 100 gC/m2/th(Ryther, 1959). Sesuai dengan UU Nomor 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, sudah selayaknya bila ekosistem terumbu karang dikelola dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut pemeritah melalui COREMAP melakukan program ’SeKarang’, Selamatkan Terumbu Karang. Program ini diujicobakan di 10 provinsi di Indonesia, yang terumbu karangnya ada indikasi mulai terjadi perusakan, yaitu Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timmur, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Disamping itu untuk mengantisipasi semakin rusaknya sumberdaya laut, pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kelautan, telah menetapkan kawasan konservasi laut. Menurut statusnya kawasan konservasi laut tersebut dibedakan atas dua macam, yaitu (a) Suaka Alam Laut dan (b) Pelestarian Alam Laut. Lebih lanjut Suaka Alam Laut terdiri atas agar Alam dan Suaka Marga satwa. Sedangkan Pelestarian Alam Laut terdiri atas Taman Nasional Laut, Taman Hutan Raya Lautan dan Taman Wisata Alam Laut. Keseluruhan kawasan konservasi tersebut meliputi area seluas 5.1 juta hektar, direncanakan kawasan konservasi laut tersebut akan dikembangkan terus sampai seluas 10 juta. Dengan program kawasan konservasi laut ini, diharapkan potensi sumberdaya alam pantai, seperti terumbu karang, padang lumut dan hutan bakaudi Indonesia akan semakin baik atau tetap terjaga kelestariannya.(Jt)

Item Type:Monograph (Documentation)
Additional Information:Pidato Pengukuhan Guru Besar
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
ID Code:295
Deposited By:Mr. Sugeng Priyanto
Deposited On:06 Jul 2009 12:01
Last Modified:06 Aug 2009 09:29

Repository Staff Only: item control page