MUSTIKA ALAM, CAHYA (2011) KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .
| PDF - Published Version 104Kb |
Abstract
1.1 Latar Belakang Salah satu alat untuk mengukur bagaimana kadar cita rasa seni sebuah masyarakat adalah melalui beberapa banyak galeri seni terdapat di masyarakat tersebut. Banyaknya galeri seni merupakan gambaran banyaknya warga yang menyukai karya-karya seni, dan mendatangi galeri-galeri seni. Seni adalah hal yang sangat luas dan sangat sulit ditemukan definisinya, bahkan Special Committee on the Study of Art berpendapat bahwa seni merupakan mata pelajaran yang lebih sukar dipahami ketimbang matematika. Beberapa filsuf seni, seniman, dan ahli estetika memiliki pendapat berbeda tentang definisi seni. Namun walaupun demikian, Seni khususnya seni lukis menjadi salah satu bidang yang menarik bagi masyarakat Yogyakarta, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perhelatan seni lukis dalam tiap bulannya. Apabila ditarik rata-rata, dalam satu bulan terdapat 18 event seni lukis yang diadakan di beberapa galeri seni rupa di Yogyakarta, yang artinya dalam 1 minggu terdapat 4 event seni lukis. Ini sebuah capaian angka yang bisa menguatkan maklumat kota ini sebagai kota seni dan budaya yang menjadikan Yogyakarta menjadi kota tujuan wisata utama kedua setelah Bali. Sebagai kota tujuan wisata, 3 hingga 5 juta wisatawan datang ke Yogyakarta setiap tahunnya, maka hendaknya bangunan-bangunan yang bersifat publik dibangun dengan menerapkan prinsip aksesibilitas, hal ini sebagai bentuk bahwa arsitektur tidak membatasi publik [baik orang normal maupun para difable] untuk berkunjung atau mengakses semua bangunan. Dalam hal ini, galeri seni lukis merupakan salah satu objek tujuan wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan, maka hendaknya galeri seni lukis bersifat aksesibel [secara teknis]. Galeri seni lukis, bagi banyak dari kita mungkin adalah sebuah tempat yang memajang berbagai karya seni lukis yang kaku dan membosankan, sehingga galeri seni lukis menjadi pilihan terakhir untuk didatangi ketimbang mal, toko, atau bioskop. Padahal, tidak selalu seperti itu. Semakin berkembangnya dunia seni, terutama dengan semakin banyak karya seni lukis yang biasa dikatagorikan seni lukis kontemporer, sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah karya yang unik, menarik, dan sering kali menghibur untuk dinikmati. Orang datang ke galeri seni lukis sebagai salah satu tempat mencari ide, juga tempat untuk melepaskan ketegangan dari berbagai beban pekerjaan sehari-hari. Wajarlah bila banyak orang melirik galeri seni lukis sebagai tempat rileks. Beberapa datang jika karya yang dipamerkan memang dari jenis yang mereka sukai, tetapi beberapa lainnya belajar menikmati bebagai karya seni lukis yang dipamerkan, Galeri yang pada umumnya hanya memajang lukisan dengan beberapa aliran saja tidak menutup kemungkinan memajang lukisan dari semua aliran seni lukis, mulai dari lukisan Naturalisme, Realisme, Ekspresionisme, Kubisme, Fauvisme dan Impresionisme. Galeri seni lukis ini memiliki fasilitas ; tempat berkumpul bagi publik [hall, pendopo, amphitheater], ruang pamer [temporer maupun tetap], workshop [studio lukis], fasilitas publik [café, lounge, dan perpustakaan], dan ruang pengelola. Fasilitas-fasilitas yang ada tentunya akan dapat berfungsi dengan baik apabila bersifat aksesibel [bagi para difable], maka dalam perancangan ini aksesibilitas di dalam maupun di luar bangunan menjadi hal yang sangat diperhatikan dan diutamakan. Dilihat dari permasalahan diatas diperlukan sebuah wadah galeri seni lukis yang dapat menampung dan mendukung kegiatan. Maka kehadiran Komplek Galeri Seni Lukis sebagai representasi wadah seni rupa menjadi suatu kebutuhan. Kondisi Yogyakarta yang memiliki pengalaman panjang dalam melakukan kontak dengan budaya luar, membuat sosiokultural Yogyakarta mudah menerima dan terbuka terhadap budaya lain sehingga dapat memperkaya pustaka budaya local dengan nilai-nilai baru. Sebagai kota budaya Yogyakarta juga memiliki intensitas penyelenggaraan seni yang padat karena karakter pembanguna pariwisata Yogyakarta yang berbasisi pada komunitas social dan budaya. Hal ini di dukung dengan kebijakan Pemerintah. Yogyakarta untuk mengembangkan, mempromosikan Seni dan budaya. Hal ini didukung dengan kebijakan pemerintah Yogyakarta untuk mengembangkan, mempromosikan Seni dan budaya ke luar negeri serta mendorong peran serta masyarakat sebagai produsen seni dan budaya. Hal-hal tersebut memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan seni rupa di Yogyakarta. Dari uraian tersebut diatas di Yogyakarta, dibutuhkan suatu wadah kegiatan transferisasi perasaan antara seniman kepada pengunjung untuk menampung banyaknya perhelatan seni lukis di Yogyakarta. Dan sekaligus sebagai Galeri seni lukis yang memiliki koleksi yang lengkap dari seniman-seniman yang memiliki aliran masing-masing sehingga galeri ini memiliki koleksi lukisan yang lengkap dari semua aliran seni lukis. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Komplek Galeri Seni Lukis. 1.2 Tujuan Dan Sasaran Tujuan Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perancangan grafis Komplek Galeri Seni Lukis di Yogyakarta. Sasaran Tersusunnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Komplek Galeri Seni Lukis di Yogyakarta beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 1.3 Manfaat Subyektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perancangan grafis Galeri Seni Lukis di Yogyakarta. Obyektif Memberi tambahan pengetahuan dan perkembangan ilmu di bidang arsitektur mengenai Galeri khususnya yang berkaitan dengan Galeri Seni Lukis sesuai dengan standar-standar yang telah di tetapkan tanpa meninggalkan kaidah-kaidah arsitektural. 1.4 Ruang Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dari landasan Program Perencanaan dan Perancangan Komplek Galeri Seni Lukis di Yogyakarta ini menitikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu Arsitektur, sedangkan hal-hal diluar disiplin ilmu Arsitektur yang mempengaruhi, melatarbelakangi dan mendasari faktor-faktor perancangan akan dibatasi, dipertimbangkan atau diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. 1.5 Metode Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : a. Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ditempuh dengan cara : studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. b. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto yang di hasilkan. c. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap Galeri seni lukis lainnya. Dari data-data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Komplek galeri seni lukis di Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang tinjauan mengenai Galeri, Aliran Seni Lukis, dan tinjauan teori perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis sesuai referensi yang relevan serta data studi banding yang akan digunakan. BAB III TINJAUAN KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di D.I.Y Menguraikan tentang tinjauan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Potensi wisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, beserta dengan peraturan dan kebijakan pemerintah setempat. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan analisis untuk menentukan program perencanaan dan perancangan yang mengacu pada aspek-aspek fungsional, kontekstual (pendekatan lokasi dan tapak), kinerja (utilitas), teknis, dan arsitektural. BAB VI LANDASAN KONSEP DASAR PERANCANGAN Membahas mengenai faktor penentu perencanaan dan faktor penentu perancangan serta program perancangan yang berisi program ruang dan kebutuhan luas tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 29277 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 06 Sep 2011 13:23 |
Last Modified: | 06 Sep 2011 13:23 |
Repository Staff Only: item control page