Perbedaan Pengetahuan Ibu, Konsumsi Makan (Energi, Protein, Gluten, Dan Kasein), Status Gizi Pada Berbagai Kelas Autis

Abstract

Latar Belakang : Suatu cara meringankan gejala autisme dengan melakukan pengaturan dalam pemilihan bahan makanan yang dikonsumsi. Gluten dan kasein tidak diperbolehkan untuk anak autis karena anak tersebut mempunyai mukosa usus yang tidak sempurna serta menderita gangguan fungsi enzim dipeptidal peptidase (DPP IV) sehingga protein tersebut tidak dapat dicerna dengan sempurna yang mengakibatkan dihasilkannya peptide protein yang mirip dengan morphin. Dalam hal ini pengetahuan ibu berperan penting dalam mengatur konsumsi makan anak sehingga kebutuhan energi dan protein tercukupi serta dapat menghilangkan gluten dan kasein dari menu sehari-hari anak sehingga status gizi anak tetap baik. Diet bebas gluten dan kasein diharapkan dapat memperbaiki perilaku anak autis sehingga dapat menjalani pendidikan dengan baik sesuai dengan kelas autisnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan ibu, konsumsi makan (energi, protein, gluten dan kasein), dan status gizi pada berbagai kelas autis. Metode: Studi cross sectional di kelas C, C1, dan Pengembangan SLB Negeri Semarang pada anak usia 6-18 tahun. Data pengetahuan ibu diperoleh dari kuesioner, konsumsi makan dari Food recall 24h dan FFQ, Status gizi dengan menggunakan percentile, dan kelas autis dari data sekunder. Analisis bivariat menggunakan Kruskal-Wallis dan Anova. Hasil: Rerata pengetahuan ibu kelas C (20,76), kelas C1 (22,08), dan kelas pengembangan (20,6). Rerata asupan energi kelas C (883,17), kelas C1 (1061,17), dan kelas pengembangan (1039,85). Rerata asupan protein kelas C (33,98), C1 (45,72),dan pengembangan (46,2). Rerata konsumsi gluten dan kasein perhari 12,7 g gluten dan 7,2 g kasein. Rerata IMT kelas C (17,6), C1 (20,25), dan pengembangan (16,77). Uji statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan. Simpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan ibu, konsumsi makan (energi, protein, gluten dan kasein) dan status gizi pada berbagai kelas autis tetapi secara statistik tidak bermakna.