Perbedaan Status Dan Jenis Anemia Berdasarkan Status Gizi Pada Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Malnutrisi dan tuberkulosis merupakan masalah besar yang sering terjadi di negara berkembang. Keduanya saling berhubungan. Malnutrisi telah lama ditemukan pada individu dengan tuberkulosis paru. Tanda dan gejala tuberkulosis paru yang juga merupakan tanda malnutrisi adalah anemia dan wasting. Sebagian besar anemia yang terjadi pada penderita tuberkulosis paru adalah anemia penyakit kronis dan diikuti dengan anemia defisiensi besi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan status dan jenis anemia berdasarkan status gizi pada penderita tuberkulosis paru dewasa. Metode: Studi cross sectional pada 30 penderita tuberkulosis paru dewasa di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang pada bulan Mei – Juni 2011. Usia penderita 20 – 49 tahun. Data status gizi diukur dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Pemeriksaan hematologi diukur dengan menggunakan alat hematology analyzer untuk mengukur kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, MCV, MCH, dan MCHC. Analisis data bivariat menggunakan Fisher’s Exact test. Hasil: Sebanyak 56,7% penderita tuberkulosis paru mengalami anemia yang terdiri atas anemia penyakit kronis (76,5%) dan anemia defisiensi besi (23,5%). Status anemia tidak berbeda (p =0,33) berdasarkan status gizi, begitu pula jenis anemia tidak ada perbedaan (p =0,67) berdasarkan status gizi pada penderita tuberkulosis paru dewasa. Kesimpulan: Sebanyak 56,7% anemia terjadi pada penderita tuberkulosis paru, 76,5% adalah anemia penyakit kronis dan 23,5% anemia defisiensi besi. Semua penderita dengan status gizi kurang (16,7%) mengalami anemia, tetapi semua penderita dengan status gizi buruk (6,7%) tidak mengalami anemia. Status anemia tidak berbeda (p =0,33) berdasarkan status gizi, begitu pula jenis anemia tidak ada perbedaan (p =0,67) berdasarkan status gizi pada penderita tuberkulosis paru dewasa.