MEMAHAMI GAYA KONFLIK BUDAYA KONTEKS TINGGI DAN RENDAH DALAM KONFLIK KESALAHPAHAMAN HUBUNGAN PERTEMANAN (FRIENDLY RELATIONSHIP)

Astriningsih, Renova (2011) MEMAHAMI GAYA KONFLIK BUDAYA KONTEKS TINGGI DAN RENDAH DALAM KONFLIK KESALAHPAHAMAN HUBUNGAN PERTEMANAN (FRIENDLY RELATIONSHIP). Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Sciences.

[img]
Preview
PDF
46Kb

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan banyaknya pertemanan lintas budaya yang ada di Indonesia, khususnya daerah Semarang dan sekitarnya. Pertemanan antara budaya konteks tinggi dan rendah, rentan terjadinya konflik karena adanya perbedaan budaya yang ada, dapat menimbulkan salah interpretasi dan menimbulkan salahpaham. Sikap atau karakteristik berbeda masing-masing individu dari konteks budaya dalam menyelesaikan konflik kesalahpahaman disebut dengan gaya konflik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman individu (pelaku pertemanan antar budaya) terkait dengan gaya konflik yang dimiliki masing-masing konteks budaya ketika terjadi konflik kesalahpahaman dalam hubungan pertemanan antara budaya konteks tinggi dengan budaya konteks rendah. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Attribusi dari Alan Sillars, gaya konflik antar budaya dari Stella Ting Toomey, dan pembedaan budaya konteks tinggi dan rendah oleh Edward T. Hall. Di dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan paradigma interpretif. Subjek penelitian ini adalah individu yang berasal dari budaya konteks tinggi dan rendah yang pernah mengalami konflik kesalahpahaman dalam hubungan pertemanan (friendly relationship) antar konteks budaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data metode fenomenologi dari Stevick-Colaizzi-Keen dengan menentukan tema pokok, yaitu 1) Pengalaman informan dalam menjalani hubungan pertemanan budaya konteks tinggi – rendah, 2) Konflik Kesalahpahaman, 3) Gaya konflik individu dari budaya konteks tinggi – rendah. Berdasarkan hasil penelitian, konflik kesalahpahaman atau termasuk ke dalam konflik sederhana (pseudoconflict) sering muncul dalam hubungan pertemanan antar budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah karena adanya perbedaan sikap, kebiasaan, cara kerja, perbedaan penggunaan bahasa serta cara hidup. Dalam menghadapi konflik kesalahpahaman, informan penelitian mempunyai gaya konflik sesuai dengan karakteristik gaya konflik yang dimiliki masing-masing konteks budaya. Adanya perbedaan gaya konflik ini, dapat menyebabkan konflik tidak terselesaikan. Namun, beberapa informan penelitian akhirnya menggunakan solusi atau jalan tengah yang sesuai dengan kedua belah pihak. Perbedaan gaya komunikasi dimana, informan penelitian dari budaya konteks rendah lebih spontan dan langsung dalam mengutarakan pendapat atau masalah, menjadi jalan solusi yang lebih cepat dalam menyelesaikan konflik kesalahpahaman. Implikasi akademis (teoritis) penelitian ini dapat menjelaskan gaya konflik antar budaya dan faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait dalam proses pengelolaan konflik kesalahpahaman dalam hubungan pertemanan antar budaya konteks tinggi dan rendah. Implikasi praktis hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengalaman tentang hubungan pertemanan antar konteks budaya, hambatan yand ada bagaimana kesalahpahaman terjadi serta bagaimana masing-masing individu dari setiap konteks budaya menyikapinya.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:29034
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Aug 2011 11:34
Last Modified:09 Aug 2011 11:34

Repository Staff Only: item control page