KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE

Rossnanda, Titis (2011) KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Sciences.

[img]
Preview
PDF
66Kb

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena dalam perkawinan kedua (remarriage) yang penuh kendala, karena merupakan penyesuaian antara dua keluarga yang memiliki perbedaan sikap, kebiasaan, dan pendapat. Termasuk di dalamnya perbedaan usia, latar belakang status marital, dan kepribadian. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak jarang membawa perkawinan kedua (remarriage) ini mengalami konflik yang berlarut-larut, seperti pada kasus keluarga bapak Miharto dan ibu Wasinem. Realitas tersebut menjelaskan bahwa dengan pengelolaan yang positif membuat hubungan keluarga akan mampu dipertahankan, dan sebaliknya buruknya pengelolaan konflik membuat hubungan menuju arah perusakan dan atau pemutusan hubungan. Pengelolaan konflik yang positif akan berjalan dengan baik jika ditunjang dengan keterbukaan diri (self-disclosure). Keterbukaan diri dengan penyingkapan diri ialah membeberkan informasi tentang diri sendiri (Tubbs dan Moss, 2005: 15). Fenomena tersebut menarik minat penulis untuk meneliti dan mengetahui bagaimana sesungguhnya komunikasi yang dilakukan oleh pasangan dalam menjalani proses adaptasi dalam keluarga remarriage. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merujuk pada paradigma interpretif dan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah anggota keluarga dalam remarriage, yang terdiri dari tiga pasangan yang membawa anak ke dalam pernikahan, dan dua pasangan yang tidak membawa anak dalam pernikahan. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data fenomenologi oleh Kahija (2006) dengan menentukan tema pokok, yaitu 1) pengalaman keluarga dalam menjalani proses adaptasi, 2) pembagian peran (tugas) bagi tiap anggota keluarga serta 3) pengelolaan konflik sebagai proses adaptasi. Melalui penelitian ini, ditemukan beberapa ruang lingkup penyesuaian diri yang dilakukan anggota keluarga baik suami, istri, dan anak antara lain karakter, sikap, kebiasaan, pembagian peran (tugas), kondisi keluarga yang membawa anak maupun kondisi keluarga yang tidak membawa anak dalam pernikahan kedua, dan status marital pasangan yang berbeda. Tahap adaptasi tersebut dijalani melalui proses penyesuaian diri yang dilandasi keterbukaan dan komunikasi di antara anggota keluarga (suami, istri, dan anak) untuk meminimalisir perbedaan dan memperlancar proses penyesuaian diri menuju pada tahap adaptasi yang berhasil. Adapun konflik yang sering muncul dalam keluarga para informan antara lain disebabkan sifat dan kebiasaan (kepribadian) salah satu anggota keluarga yang bertolak belakang, penolakan yang berlebihan terhadap kehadiran anggota keluarga baru, jarak lokasi yang jauh dengan anak, dampak pembagian hak pengasuhan anak, perbedaan pendapat dengan pasangan, serta masalah ekonomi. Untuk menyelesaikan setiap konflik yang timbul, setiap informan menempuh cara yang berbeda-beda. Ada yang memilih untuk langsung membicarakan dengan keluarga agar masalah segera selesai dan tidak berlarut-larut, ada pula yang memilih untuk berdiam diri terlebih dulu untuk meredam emosi baru kemudian bermusyawarah, dan ada pula pasangan yang berusaha untuk menghindari konflik dengan cara melarikan diri dari rumah. Pengelolaan konflik yang dilakukan oleh setiap pasangan akan menentukan arah hubungan perkawinan. Adanya usaha tiap anggota keluarga untuk mengelola konflik secara tidak langsung menyatakan bahwa hubungan yang terbina perlu dipertahankan. Kata kunci: komunikasi adaptasi. Keluarga, remarriage

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:28983
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Aug 2011 10:39
Last Modified:08 Aug 2011 10:39

Repository Staff Only: item control page