Herdiyanto, Akhmad (2008) Geologi Daerah Kedungampo dan Sekitarnya, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Technical Report. Geological Engineering Department. (Unpublished)
| PDF - Accepted Version 7Kb |
Abstract
Daerah pemetaan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Geologi daerah Grobogan yang merupakan wilayah zona Kendeng, telah banyak dipetakan oleh banyak ahli geologi. Pemetaan geologi mandiri ini merupakan proses pembelajaran dan bertujuan untuk memetakan daerah dalam lingkup yang lebih rinci. Metode pemetaan geologi yang dilakukan dalam pemetaan ini adalah metode pengamatan singkapan di lapangan dan analisis data-data lapangan di laboratorium. Setelah dilakukan pengamatan unsur-unsur geologi di lapangan, maka daerah pemetaan dapat dibagi menjadi 2 satuan batuan. Satuan batuan dari yang tertua hingga yang termuda yaitu satuan perselingan batulanau krbonatan, batupasir karbonatan, dan satuan batupasir karbonatan. Sejarah geologi pada zaman tersier kala Miosen Tengah (N10-N12) yaitu dengan terendapkanya batuan perselingan batulanau karbonatan,batupasir karbonatan. Proses pengendapan satuan ini diawali dengan pembentukan batulanau, kemudian diikuti batupasir. Akibat adanya genang laut yang telah mulai sejak kala Miosen bawah mencapai puncaknya pada kala Miosen Tengah, mengakibatkan proses sedimentasi dimana cekungan mengalami perubahan nyata. Proses sedimentasi yang terjadi pada kala Miosen Tengah, menyebabkan terendapkan satuan batupasir yang merupakan pengendapan melalui mekanisme longsoran bawah laut berupa arus turbidid. Terbentuknya batupasir karbonatan dipengaruhi oleh semakin berkurangnya aktivitas volkanisme sehingga memungkinkan berkembangnya organisme laut. Mekanisme yang memungkinkan untuk terjadinya sedimentasi pada satuan batupasir tersebut adalah mekanisme aliran masa gaya berat. Perlapisan dan laminasi yang jelas dapat dijumpai pada selingan batupasir dan napal, yang kemungkinannya terjadi melalui mekanisme arus turbid. Kedua macam mekanisme tersebut dikontrol oleh gaya gravitasi. Hal yang paling memungkinkan untuk mekanisme ini adalah transportasi yang melewati suatu slope (kelerengan yang curam) yaitu continental slope. Proses yang berlangsung selanjutnya adalah proses pembentukan bentuklahan antara lain dikontrol oleh hasil proses-proses sebelumnya, proses pelapukan, erosi, transportasi (gerakan tanah), deposisi dan sedimentasi. Proses-proses tersebut juga ikut mengontrol pembentukan hingga sekarang.
Item Type: | Monograph (Technical Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kedungampo, arus turbidit, miosen tengah |
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Geological Engineering Faculty of Engineering > Department of Geological Engineering |
ID Code: | 28494 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 23 Jun 2011 15:12 |
Last Modified: | 25 Jun 2011 11:52 |
Repository Staff Only: item control page