TRANSFORMASI PACALANG DAN PERGESERAN PERPOLISIAN DI INDONESIA

Abstract

Penelitian ini berfokus pada tiga masalah, yakni; (1) Betulkah telah terjadi perubahan peran dan struktur kelembagaan pacalang naenw-ut tradisi lokal. Bali, (2) Betulkah pergeseran paradigma kepolisian menjadi pendorong terjadinya peran pacalang tersebut, (3) Dapatkah peran pacalang diadopsi untuk mendukung peran kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat?. Berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yakni : (1) mengetahui dan memahami tentang perubahan peran dan struktur lembaga pacalang masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, (2) mengetahui dan menganalisis sejauhmana pergeseran paradigma kepolisian menjadi pendorong terjadinya transformasi pacalang dilihat dari peraturan perundang-undangan Kepolisian yang pernah berlaku di Indonesia, (3) menggali dan menganalisis sejauhrnana peran pacalang dapat diadopsi dalam mendukung tugas-tugas Polri di bidang Kamtibmas. Penelitian intensif telah dilakukan di daerah Provinsi Bali dan di Mataram NTB. Ditetapkannya Bali dan. Kota Mataram (NTB) sebagai daerah penelitian karena di kedua daerah tersebut perkembangan pacalang sangat pesat, dan perannya kini memasuki ranah sosial kemasyarakatan di Inar ranah adat dan agama (Hindu). Metode pengumpulan data dari responden dan informan, yakni melalui wawancara mendalam (in-depth interview), observasi partisipatoris, dan diskusi kelompok. Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme dengan pendekatan hermeneutik dipadu dengan pendekatan dialektik Analisa data dilakukan secara kualitatif melalui pengecekan validitas/kesahihan data, dan rehabilitas data. Temuan penelitian menunjukkan, terjadinya transformasi peran-peran pacalang melewati ranah adat dan agama (Hindu) dan memasuki ranah sosial kemasyarakatan. Hal tersebut disebabkan karena filosofi Tri Hita Karana dan terjadinya perubahan paradigma kepolisian, dari paradigma kekuasaan menjadi paradigma moral dan akal budi yang memberi peluang dan ruang partisipasi masyarakat termasuk pacalang. Sebagai implikasinya peran pacalang diadopsi dalam mendukung tugas-tugas Pohi Kata kunci Transformasi Pacalang, Partisipasi Masyarakat, Pergeseran Perpolisian, Pemolisian Komuniti This study focused on three main issues: 1) transformation of pacalang in term of their roles and structures based on the existing tradition in Bali; (2) the change in Police paradigm as stimulant to the transformation of pacalang; (3) the role of pacalang adopted to support police role in keeping peace and harmony. The aim of the study are: (1) to know and understand the changing of pacalang in term of role and structure from past, present, and future; (2) to know and analyze how far the change in police paradigm be the stimulant of pacalang transformation based on valid Indonesian Police regulation; (3) to dig and analyze how far the role of pacalang can be adopted to support police duties. This intensive research conducted in Bali and Mataram (NTB). Both are chosen due to the rapid development of pacalang in both area where also their role are entering social community outside its common role in custom and religion (Hindu). Data collected from respondent and informant by in-depth interview, participatory observation, and group discussion. Constructivism paradigm used with hermeneutic approach integrated with dialectic approach. Data analyzed qualitatively through data validity checking and rehabilitation. Research finding shows the transformation or pacalang roles passing custom and religion (Hindu) and entering social community. This transformation happen as result of the philosophy of Tri Hita Karana and the change of police paradigm from dominance paradigm to moral, and intelligence paradigm which give a way to community participation including pacalang. The role of pacalang was adopted as an implication in supporting police duties. Keywords : Pacalang Transformation, Social Participation, The shift of Police, Community Policing