Susiana Prasetyo, Prasetyo and Afilia Sinta Cantawinata, Cantawinata (2010) PENGARUH TEMPERATUR, RASIO BUBUK JAHE KERING DENGAN ETANOL, DAN UKURAN BUBUK JAHE KERING TERHADAP EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale, Roscoe). In: SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2010, 4-5 Agustus 2010, Teknik Kimia UNDIP Semarang.
| PDF 718Kb |
Abstract
Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan salah satu komoditas pertanian yang menempati posisi penting dalam perekonomian Indonesia. Jahe dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, campuran bahan industri makanan dan minuman, kosmetik, parfum, dan farmasi. Selama ini Indonesia mengekspor jahe dalam beberapa bentuk, yaitu: jahe kering, dan jahe olahan serta ekspor terbanyak (lebih dari 95%) dalam bentuk jahe segar. Resiko kerusakan dan penurunan mutu rimpang jahe selama pengiriman memacu pengembangan ide alternatif untuk mengolah rimpang jahe dalam bentuk oleoresin. Penggunaan oleoresin siap pakai memiliki banyak keuntungan, antara lain: komposisinya lebih seragam, lebih mudah distandardisasi, memiliki flavour yang sama seperti rimpang asalnya, bersih, bebas mikroba, serangga dan kontaminan lain, kadar air rendah, masa penyimpanan lebih lama, kehilangan kandungan minyak esensial selama penyimpanan relatif lebih kecil serta memerlukan volume yang jauh lebih kecil dibandingkan rimpang segar. Penelitian ini merupakan suatu kajian awal untuk menentukan bagaimana pengaruh temperatur, rasio bubuk jahe kering dengan etanol dan ukuran bubuk jahe kering terhadap kuantitas dan kualitas oleoresin jahe hasil ekstraksi. Ekstraksi dilakukan secara batch dan pemisahan ekstrak oleoresin dari pelarutnya dilakukan dengan distilasi vakum. Run penelitian disusun menggunakan racangan percobaan Central Composite Design dengan 3 faktor, yaitu: temperatur 30-55oC, rasio bubuk jahe terhadap pelarut (F:S) 1:5-1:10 dan ukuran bubuk jahe kering -20+30 mesh s.d -80+90 mesh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F:S memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perolehan dan kadar minyak atsiri jahe yang dihasilkan sedangkan temperatur dan ukuran bubuk jahe tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Kondisi optimum untuk ekstraksi oleoresin jahe didapatkan dengan Design Expert, pada temperatur 50oC, F:S 1:9, dan ukuran bubuk jahe -70+80 mesh dengan perolehan sebesar 21,98% dan kadar minyak atsiri kasar sebesar 30,17%. Produk oleoresin jahe hasil penelitian mempunyai kadar minyak atsiri kasar yang cukup besar, standar 18-35%, dengan berat molekul 0,7219-0,9364 g/mL dan indeks bias 1,4201-1,4900.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | batch; ekstraksi; etanol; jahe; oleoresin |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | UNDIP Conference/Seminar > SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES |
ID Code: | 28040 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 24 May 2011 09:35 |
Last Modified: | 24 May 2011 09:35 |
Repository Staff Only: item control page