RUMAH PRODUKSI PENGADEGAN STUDIO INDONESIA DI JAKARTA SELATAN

HADI SAPUTRO, RIFKY (2007) RUMAH PRODUKSI PENGADEGAN STUDIO INDONESIA DI JAKARTA SELATAN. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .

[img]
Preview
PDF - Published Version
91Kb

Abstract

Sejarah film Indonesia menunjukkan unsur-unsur cangkokandan komunal dari film tak mengalami pertumbuhan berarti. Akibatnya ketika masyarakat dimanjakan unsur visual dan audio, dari perkembangan teknologi media dan seni lainnya seperti televisi, seni rupa, dan lain-lain, masyarakat Indonesia tak mendapatkannya dalam film. Rintisan usaha dalam membangun industri film di Indonesia sudah ada hanya saja sampai ke dalam jangkauan yang mapan. Masalah-masalah yang menghadang sebenarnya merupakan masalah klasik mulai dari dana yang terbatas, dukungan teknologi yang kurang, tenaga terampil yang tidak mencukupi, iklim kreatifitas dan kebebasan berkreasi para sineas sampai pada peredaran fim yang harus bersaing dengan film-film impor. Disamping itu kini di perkembangan film di Indonesia juga semakin pesat jika dilihat dari jenis-jenis film nasional yang beredar selama 5 tahun terakhir. Begitu pula dnegan Rumah Produksi yang bermunculan di Kota Jakarta khususnya. Tiap Rumah Produksi berusaha memberikan karakter pelayanan yang sesuai dengan pasar saat ini. (Disarikan dari tulisan Garin Nugroho : “Krisis sebagai Momentum Kelahiran”, Kompas, Agustus 1991) Rumah Produksi juga merupakan salah satu pendukung dari program-program televisi yang mempunyai fungsi memproduksikan berbagai macam acara seperti sinetron, drama dan macam-macam produksi hiburan. Memang belum banyak rumah produksi yang ada di Indonesia ini yang mempunyai kualitas. Jika ditinjau dari segi spesifikasi rumah produksinya, beberapa dari mereka memberikan layanan produksi yang sesuai dengan jenis film yang diproduksi, seperti Multivision Plus, Starvision dan lain-lain. Namun jika ditinjau dari jenis filmnya, terdapat beberapa jenis film yang pernah ditayangkan di Indonesia, seperti film sinetron yang tayang di media televisi, kemudian film drama percintaan, horor, peperangan, film seni sperti karya-karya Garin Nugroho, kemudian film aksi, dan lain-lain. Masing-masing film tersebut biasanya memiliki keunggulan, yaitu dibidang alur cerita, pemilihan lokasi syuting, atau, artisnya, dan lain sebagainya. Khususnya untuk film aksi yang kini kurang berkembang. Hanya dikarenakan suatu tren remaja masa kini yang lebih menyukai drama percintaan saja seharusnya tidak menurunkan semangat bagi filmmaker untuk membuat film-film aksi seperti film-film Hollywood. Demi efisien, produser biasanya membangun studio-studio film. Studio-studio ini harus sedapat mungkin menampung segala kegiatan mulai dari praproduksi syuting, sampai tahap penyelesaian akhir. Idealnya sarana syuting yang ada di studio haruslah lengkap baik dalam ruangan, maupun alam terbuka termasuk sudut-sudut jalan, hutan buatan, danau buatan menjadi benar-benar mirip sebuah kota mini. Sedangkan saat ini lokasi syuting yang memiliki fasilitas tersebut masih sedikit, contohnya Kawasan Wisata Cibubur, dengan mengambil tema studio alamnya untuk dijadikan sebagai tempat pembuatan film serta sebagai tempat untuk rekreasi. Berbeda dengan Rumah Produksi Pengadegan Studio Indonesia (PSI), sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa perfilman dengan memiliki fasilitas studio lengkap dan penunjangnya. Pelayanan utamanya yaituprogram televisi, namun dibalik itu PSI akan dikembangkan menjadi Rumah Produksi yang mengangkat tema film juga agar dapat melengkapi dunia perfilman di Indonesia. Saat ini studio dimiliki ada 4 yaitu 2 studio besar, 1 studio sedang, dan 1 studio kecil, dengan fasilitas penunjang studio untuk program televisi. Untuk kondisi saat ini pada bangunan PSI masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu belum adanya fasilitas kantor untuk pengelola, penataan ruang-ruang penunjang studio yang kurang efisien dan kurang fungsional. Dan untuk rencana pengembangan dari Rumah Produksi PSI yaitu membuat produksi film sendiri, yang memproduksi film aksi yang setara dengan film internasional. Untuk mengangkat tema itu, perlu adanya redesain Rumah Produksi Pengadegan Studio Indonesia untuk menat kembali efisiensi dan fungsional bangunannya serta menambah fasilitas untuk memproduksi film aksi dengan pelayanan terpadu yang sesuai dengan kualitas film internasional. Maka itu perlu dilakukan perencanaan dan perancangan ulang untuk Rumah Produksi Pengadegan Studio Indonesia dengan fasilitas lengkap sebagai ono stop service production house sesuai dengan standar setara internasional. 1. 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, serta memperoleh gambaran yang jelas dan dapat dijadikan pedoman yang akan digunakan untuk mempermudah proses pengerjaan Tugas Akhir baik tahap LP3A sampai dengan desain grafis. Sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan terarah sesuai dengan judul yang diajukan. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar ) perencanaan dan perancangan Rumah Produksi di Jakarta, berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guidelines aspect). 1. 3. Manfaat Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP dan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. Objektif Sebagai sumbangan terhadap perencanaan pembangunan dalam bidang seni perfilman di Indonesia dan di Kota Jakarta pada umumnya, dan sebagai sumbangan kepada perkembangan ilmu dan pengetahuan Arsitektur pada khususnya. 1. 4. Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan Rumah Produksi di Jakarta sebagai suatu bangunan jamak yang memiliki keterpaduan dengan konteks di sekelilingnya untuk memenuhi kebutuhan fasilitas, sarana, dan prasarana dalam bidang industri perfilman serta juga sebagai fasilitas komersial ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal di luar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung masalah utama. Spasial Kota Jakarta sebagai pusat perdagangan dan jasa menjadi suatu tempat yang subur dalam bidang bisnis audio visual apabila dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap. 1. 5. Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data : a) Data Primer ♣ Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi tentang Rumah Produksi. ♣ Observasi lapangan ke Rumah Produksi PT. Pengadegan Studio Indonesia (PSI). ♣ Studi Kasus, tahapan pengumpulan data dan analisa digunakan metode khusus yang merupakan bagian dari metode deskriptif, yaitu metode deskripsi komparatif, dengan melakukan studi kasus di Rumah Produksi PT. Pengadegan Studio Indonesia (PSI) dengan tujuan memperoleh gambaran tentang ruang-ruang yang dibutuhkan, persyaratan ruang dan bangunan, persyaratan khusus pada ruang-ruang tertentu, struktur organisasi dan lain-lain. b) Data Sekunder Studi Pustaka berupa literatur, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Rumah Produksi dan data-data melalui internet seperti Universal Studios, Fox Studios, Sony Picture Entertainment serta data dari Perum Produksi Film Negara (PPFN) dan GMM Films sebagai landasan teori yang tepat untuk menganalisa data-data yang diperoleh. Pembahasan menggunakan pendekatan studi kasus dan pendekatan teoritis, yang dilengkapi dengan data dari studi banding. Hasil dari pendekatan tersebut dikembangkan untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan arsitektur. 1. 6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Meguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II Tinjauan Umum Rumah Produksi Menguraikan tentang pengertian serta aspek perencanaan dan perancangan Rumah Produksi. BAB III Tinjauan Khusus Kota Jakarta Menguraikan tentang tinjauan Kota Jakarta, tinjauan Jakarta Selatan dan potensi-potensi yang terdapat di Jakarta Selatan serta menguraikan data studi banding, menganalisa hasil studi banding, serta menyimpulkan stuid banding. BAB IV Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan secara rinci dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Rumah Produksi di Jakarta Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan aspek konstektual, aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek arsitektural berdasarkan studi kasus. BAB VI Program Perencanaan dan Perancangan Rumah Produksi di Jakarta Membahas mengenai konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan dan konsep struktur, serta menguraikan program.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:27678
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 May 2011 10:22
Last Modified:12 May 2011 10:22

Repository Staff Only: item control page