THOBARRY, ACHMAD ATH (2006) TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .
| PDF - Published Version 58Kb |
Abstract
Sejalan dengan era globalisasi, reformasi dan otonomi daerah, transpotasi sebagai basic infrastructure, perlu meningkatkan kinerjanya pada semua moda dan lini sehingga dapat memberikan sumbangan yang lebih berarti bagi pembangunan nasional dan regional. Pada subsektor perhubungan udara pemerintah telah mengadakan deregulasi bidang angkutan udara yang bertujuan untuk mendorong dan memberikan peluang kepada swasta untuk melaksanakan bisnis angkutan udara dan Multi Airlines System dengan tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan angkutan udara. Sebagai salah satu tujuan wisata internasional, Lombok terus berkembang menjadi sosok pulau yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Banyak kalangan yang menilai bahwa Lombok adalah Bali 20 tahun yang lalu. Meskipun hanya berjarak 35 km, kedua pulau ini mempunyai perbedaan fisik dan kebudayaan yang sangat signifikan. Lombok dengan Gunung Rinjaninya, Air terjun Senadang Gila, dan Tiu Kelep yang indah, pantai pasir putih dengan air yang jernih, beraneka ragam coral, pantai dengan budidaya mutiaranya, kebudayaan Sasak yang unik, dan keramahan penduduknya dapat dengan mudah menarik wisatawan dalam maupun luar negeri. Disamping itu berbagai sektor kegiatan perekonomian juga terus berkembang. Untuk dapat menunjang berbagai kegiatan di daerah ini pulau Lombok haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi, salah satunya adalah bandar udara Dilihat dari statusnya, bandar udara yang ada di pulau Lombok yaitu Bandar Udara Selaparang yang berada di Kota Mataram yang sudah berstatuskan sebagai bandar udara internasional. Jika kita lihat dari aspek teknis dan non teknis yang ada Bandara Selaparang sangatlah tidak memungkinkan untuk dikembangkan menjadi bandara yang bisa menghadapi peningkatan dan perkembangan penumpang yang sesuai dengan standar internasional yang ada. Dari segi tata ruang dan atribut dari suatu bandar udara, bandar udara Selaparang ini kurang memenuhi kriteria-kriteria yang akan menunjang faktor kenyamanan dari suatu Bandar Udara yang berstatuskan sebagai Bandar Udara Internasional. Bandar Udara Selaparang yang terletak di kota Mataram yang juga merupakan ibukota Nusa Tenggara Barat. Bandara ini merupakan bandara yang terus berkembang baik dar jumlah penumpang maupun jumlah pergerakan pesawat. Seiring dengan terus meningkatnya sektor pariwisata, beberapa maskapai penerbangan berencana secara bertahap membuka rute jalur penerbangan baru seperti Darwin, Sydney, Seoul, Taiwan, Manila, Bangkok, Tokyo, dan tentunya Jeddah yang nantinya akan menjadi embarkasi penerbangan haji (Sumber : Situs resmi PT. Angkasa Pura I). dengan bertambahnya kepadatan penerbangan dan kepadatan penumpang yang diperkirakan pada tahun 2016 mencapai lebih dari 1,5 juta orang pertahun maka diperlukan perluasan fisik baik bandara dari Terminal penumpang, Holding Apron, Taxy Way, dan Landasan pacu (Run Way). Kendala lain yang meenyebabkan tidak bisa berkembangnya bandara ini adalah pesawat yang dapat menggunakan jasa Bandar Udara Selaparang adalah pesawat dengan ukuran tidak lebih besar dari Boeing 737-300 sehingga untuk pesawat-pesawat yang berukuran diatas pesawat tersebut tidak bisa mendarat di Bandar Udara ini. Mengingat letak Bandar Udara Selaparang yang berada di pusat kota maka untuk perluasan fisik Bandara ini dirasa tidak memungkinkan lagi sehingga perlu adanya relokasi lahan untuk pembangunan Bandar Udara baru yang berada diluar kota Mataram. Selain itu, peristiwa jatuhnya pesawat Mandala Airlines yang jatuh di kota Medan setelah beberapa meter tinggal landas dari Bandar Udara Polonia di pemuiman penduduk pada akhir 2005 lalu yang mengakibatkan banyak korban jiwa, maka letak Bandar Udara Selaparang yang hanya berjarak 3 km dari jantung kota dan merupakan daerah yang padat penduduk perlu direlokasi ke lahan yang lebih potensial. Bandar Udara merupakan sarana untuk menunjag kegiatan yang berkaitan dengan penerbangan dan berfungsi sebagai tempat mendaratnya pesawat-pesawat yang berasal dari luar kota. Di sekitar kawasan ini disediakan fasilitas-fasilitas yang akan sangat dibutuhkan bagi para penumpang. Salah satu fasilitas terpenting yang ada di bandar udara adalah terminal penumpang. Terminal Penumpang pada suatu Bandar Udara merupakan tempat perpindahan dari suatu sistem transportasi darat ke sistem transportasi udara. Perencanaan sebuah terminal penumpang bandar udara sangat dipengaruhi oleh berbagai kemajuan teknologi canggih pada semua faktor yang mendukungnya. Namun walaupun demikian tetap tidak dihapuskan kecenderungan konservatif yang menghendaki tetap dimasukkannya unsur tradisional. Terminal penumpang merupakan salah satu sub sistem dalam sebuah Bandar Udara. Bandar Udara berfungsi sebagai ruang penerima dan pelepas, atau dengan kata lain sebagai gerbang udara bagi daerah yang diakomodasikannya. Dengan demikian terminal penumpang merupakan suatu tuntunan kebutuhan dan tidak hanya sebagai tempat mendaratnya pesawat terbang dan naik turunnya penumpang atau transit penumpang yang akan melanjutkan perjalanan, tetapi sebagai tempat peristirahatan sejenak yang akan melanjutkan perjalanan, tetapi sebagai tempat peristirahatan sejenak yang memberikan rasa nyaman bagi pengguna jasa Bandar Udara, karena itu peningkatan kualitas dan kuantitas terminal penumpang senantiasa menjadi perhatian manajemen bandar udara. Dari penjelasan diatas, dibutuhkan relokasi Bandar Udara Selaparang di lahan lain yang potensial serta perlu adanya perencanaan dan perancangan yang baik dan seksama terhadap Terminal Penumpang Lombok International Airport sebagai pengganti bandara Selaparang sehingga Bandar Udara baru tersebut sesuai dengan faktor-faktor yang mengarah kepada kenyamanan dan keamanan dari para penumpang pesawat yang semakin banyak. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan desain terminal penumpang Bandar Udara Lombok International Airport dengan mencerminkan identitasnya sebagai daerah yang kaya akan budaya dan tradisi daerahnya serta arsitektur khas Lombok yang mencerminkan Bandar Udara tersebut sebagai gerbang udara memasuki pulau Lombok. 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menggali, mengidentifikasi dan merumuskan data yang ada sehingga diperoleh kesimpulan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan terminal penumpang Lombok International Airport (LIA) serta mengungkapkan aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan perancangan fisik dari sudut pandang arsitektur. LP3A ini selanjutnya digunakan sebagi dasar pijakan yang dikembangkan berdasarkan studi banding dan studi literatur dalam perancangan fisik kearah standar terminal bandar udara yang berstandar internasional yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukung dengan menggunakan penekanan desain arsitektur H-tech yang dipadukan dengan aksen arsitektur setempat. Adapun sasarannya adalah agar dapat tersusunnya Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) sebagai usaha dalam merencanakan dan merancang suatu bangunan terminal penumpang Lombok International Airport (LIA) yang ideal, dapat mewadahi segala aktifitas yang ada di dalamnya dengan fungsi pelayanan dan penunjang yang sesuai dengan diharapkan berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (Design Guidelines Aspects). 1.3 Manfaat 1) Secara Subyektif Sebagai pedoman dan acuan dalam desain grafis arsitektur (DGA) bagi perencanaan dan perancangan sebuah terminal penumpang bandar udara dan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan sarjana Strata satu (S1) pada Jurusan Arsitentur Fakultas Tekhnik UNDIP Semarang 2) Secara Obyektif Penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan bagi pembangunan terminal penumpang Lombok International Airport yang dapat menjadi salah satu masukan yang berarti khususnya bagi masyarakat dan pemerintahan Nusa Tenggara Barat. Selain itu hasil, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan di bidang arsitektur dan kalangan arsitektur, baik bagi mahasiswa arsitektur dan kalangan arsitek, maupin pihak lain yang membutuhkan. 1.4 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang sesuai dengan disiplin ilmu arsitekutr terutama penekanannya pada permasalahan bangunan yang berhubungan dengan terminal penumpang bandar udara. Hal-hal lain yang diluar disiplin ilmu arsitektur apabila dianggap menentukan dan mendasari perencanaan dan perancangan fisik akan dibahas secara asumtif dengan logika dan hipotesa sederhana. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan menguraikan data-data, baik primer maupun sekunder, permasalahan maupun teori-teori yang ada, kemudian dianalisa sehingga didapat kesimpulan mengenai program dan konsep dasar dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. Cara yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1. Wawancara, dilakukan untuk mendaptkan informasi dari narasumber dan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang valid. 2. Studi literatur, untuk mendapatkan data-data sekunder berupa teori, konsep, maupun standar perencanaan. 3. Survei lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan atau objek lainnya sebagai studi banding/kasus. 4. Studi banding sebagai hasil perbandingan dengan rancangan yang nyata dan sudah ada. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahsannya adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, alur pikir, dan alur pembahasan sebagai pada bab-bab berikutnya. BAB II Tinjauan Umum Terminal Penumpang Bandar Udara Berisi tentang tinjauan perencanaan dan perancangan yang menyangkut terminal bandar udara, serta tinjauan penekanan desain. BAB III Tinjauan Terminal Penumpang Lombok International Airport Berisi tentang tinjauan Pulau Lombok, tinjauan perencanaan dan perancangan Bandar Udara Lombok International Airport, potensi dan permasalahannya, serta berisi tentang kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan bandara seperti analisa tapak terpilih. Selain itu, berisi tinjauan mengenai objek studi kasus yang digunakan sebagai sarana perbandingan dalam perencanaan bangunan yang akan direncanakan. BAB IV Pendekatan Program Perencanaan Arsitektur Menguraikan titik tolak dan analisis pendekatan perencanaan arsitektur yang berkaitan dengan terminal penumpang Lombok International Airport. BAB V Program Perencanaan Arsitektur dan Konsep Dasar Menguraikan konsep dasar perancangan arsitektur dan tapak bangunan, dan konsep perancangan yang meliputi bentuk, penekanan desain, dan struktur.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 26809 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 13 Apr 2011 14:36 |
Last Modified: | 13 Apr 2011 14:36 |
Repository Staff Only: item control page