SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL PERMATA BANGSA DI SEMARANG

DEWI PUSPITORINI, HAPSARI (2006) SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL PERMATA BANGSA DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .

[img]
Preview
PDF - Published Version
63Kb

Abstract

Pada abad XXI ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Data UNDIP menungkapkan informasi bahwa hasil penilaian Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index / HDI) tahun 2005 masih menempatkan Indonesia pada urutan 110 dari 175 negara, disamping itu daya saing Indonesia berada pada peringkat 46 dari 47 negara yang diteliti. (Suara Merdeka, November 2005). Disamping hal diatas, informasi lain yan tidak kalah penting ialah berkenaan dengan banyaknya pengangguran, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengungkapkan informasi bahwa rendahnya prosentase daya serap angkatan kerja baru bukan semata-mata karena sempitnya lapangan kerja, akan tetapi kualifikasi yang diinginkan oleh lembaga pencari tenaga kerja tidak terpenuhi oleh pencari kerja. Informasi ini memberikan petunjuk bahwa masyarakat sangat memerlukan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, agar dapat dijadikan bekal untuk memasuki lapangan kerja tersebut. Seiring perjalanan waktu, perkembangan zaman, dan kemajuan ilmu pengetahuan yang bergitu pesat, dirasakan bahwa sistem pendidikan nasional yang kita anut selama ini sudah tidak mampu lagi mengakomodir perkembangan kurikulum dan managemen pembelajaran mutakhir. Ini disebabkan bahwa sistem pendidikan naisonal kita terjebak pada hal-hal yang bersifat administrative-oriented, kaku, yang tidak mendorong dan memberi peluang kepada sekolah untuk melakukan inovasi dan kreativitas. Menyadari kondisi sekolah yang semikian, maka muncullah beragam kritikan konstruktif dari kalangan masyarakat peduli pendidikan sebagai ekspresi keprihatinan dan ketidakpuasan mereka. Tidak hanya mengkritik, mereka pun mencari model sistem managemen sekolah yang dapat mengelola kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang tidak saja berbasis sekolah dan masyarakat tetapi juga memenuhi standar nasional bahkan internasional. Sehingga, mulai akhir tahun 80-an mulai bermunculan sekolah (swasta) baru bertaraf Internasional di kota-kota besar seperti Sekolah Pelita Harapan, Sekolah Global Jaya, Sekolah Ciputra Surabaya serta sejumlah sekolah lainnya. Sekolah-sekolah tersebut, kini telah membentuk asosiasi dengan nama Asosiasi Sekolah-sekolah Nasional Plus (ASNP). Sekolah ini meupakan jawaban dari kegelisahan atas sekolah yang tidak hanya mampu mengejar kesempurnaan secara akademis (academic excellence) namun juga bisa menghasilkan lulusan dan siswa yang mempunyai watak. Untuk pengadaan program Sekolah Nasional Bertaraf Internasional masing-masing pemerintah daerah telah dihimbau untuk mendirikan, seperti tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat 3 : Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional di Semarang juga sangat dibutuhkan mengingat masih jarangnya Sekolah Nasional Bertaraf Internasional di Kota Semarang. Sekolah Permata Bangsa di Semarang yang berdiri tahun 2000 ini merupakan salah satu lembaga pendidikan formal bertaraf internasional yang diperuntukkan bagi komunitas lokal dan ekspatriat yang memberikan wadah untuk belajar dan berapresiasi agar dapat menghadapi persaingan intelektual. Sebagai Sekolah Bertaraf Internasional pertama di Semarang, Permata Bangsa pernah mendapatkan reputasi sebagai sekolah yag menyediakan lingkungan yang dinamis bagi siswanya, mendukung didalam pencarian kemampuan akademik, olahraga, dan misi kebudayaan. Sekolah Permata Bangsa terdiri dari jenjang tiny tots sampai dengan Secondary School yang akan dilanjutkan ke Australia (Queensland) pada jenjang pendidikan berikutnya. Sejak saat didirikannya Sekolah Permata Bangsa ini belum memiliki tempat yang khusus yang dapat mewadahi kegiatan belajar mengajarnya karena sekolah ini masih menempati bangunan dengan status sewa yang belum representativ. “…Belum adanya bangunan sekolah mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan pendidikan, hal ini akan lebih terasa pada beberapa tahun ke depan …” (Mrs. Lauren Want – Kepala Sekolah Permata Bangsa). Disebutkan pula oleh beliau bahwa kegiatan belajar-mengajar menjadi kurang efektif karena terpisah menjadi dua lokasi sehingga seringkali menghadapi kesulitan saat akan mengadakan kegiatan bersama seluruh murid. Dilihat dari permasalahan diatas diperlukan sebuah wadah untuk menampung dan menunjang seluruh kegiatan pendidikan disekolah tersebut secara menyeluruh dan terpusat pada suatu tempat yang representative. Untuk menjawab permasalahan yang ada dilakukan Perencanaan dan Perancangan sebuah Sekolah Nasional Bertaraf Internasional yang representative dan dapat mendukung seluruh kegiatan Sekolah Permata Bangsa di Semarang dari jenjang tiny tots sampai Secondary Schools yang akan diteruskan ke Australia (Queensland) pada jenjang pendidikan berikutnya dengan kelengkapan fasilitas indoor dan outdoor yang sesuai dengan standar sekolah bertaraf internasional, penggunaan metode moving class dan adanya integrasi antara ruang luar dan ruang dalam, dimana kesemuanya itu tergabung dalam suatu kawasan bangunan pendidikan yang modern. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mewujudkan suatu landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur Sekolah Nasional Bertaraf Internasional Permata Bangsa di Semarang. 2. Sasaran Sasaran dari pembahasan adalah untuk menapatkan kriteria maupun ketentuan-ketentuan yang digunakan sebagai dasar penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang. C. MANFAAT 1. Subyektif Sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan ke Studio Grafis Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 1. Objektif Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan Tugas Akhir. D. LINGKUP PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang adalah bangunan bermassa banyak yang dapat menampung dan mendukung segala aktivitas yang berlangsung didalam suatu sekolah pada umumnya. 2. Ruang Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang direncanakan berada di BWK II dan BWK IV Kota Semarang dengan fungsi pendidikan serta kemudahan aksesibilitas dan topografi yang potensial untuk dikembangkan. E. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder. Pencarian data ditempuh dengan cara : a. Wawancara, untuk mendapatkan informasi dari narasumber dan pihak yang terkait dengan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional dalam hal ini adalah pihak Sekolah Permata Bangsa. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data primer. b. Studi Literatur, untuk mendapatkan data sekunder yang dalam hal ini pengumpulan data tentang sekolah, peta, dan peraturan dari kantor instansi pemerintah terkait, serta literatur lainnya. c. Survey Lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. Metode pembahasan ini berdasrkan atas dua faktor utama, yaitu : 1. Design determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu perancangan meliputi program ruang, tapak, utilitas, struktur dan penekanan desain. 2. Design requirepment, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari suatu perancangan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat menjadi sesuai. Kedua faktor yang mempengaruhi perancangan tersebut dapat diuraikan menjadi lima aspek yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Program Ruang Dalam menyusun program ruang Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang ini digunakan data jumlah Sekolah Permata Bangsa dari tahun 2000 dan diproyeksikan sepuluh tahun ke depan, selain itu didalam perancanaan fasilitas didasarkan atas standar perencanaan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2. Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui analisa alternatif lokasi dan analisa alternatif tapak berdasarkan RDTRK Semarang dengan menggunakan pembobotan. Analisa alternatif lokasi meliputi kriteria segi peruntukkan lahan, aksesibilitas, lingkungan, dan utilitasa kota, sedangkan analisa alternatif tapak meliputi kriteria aksesibilitas, pengenalan terhadap obyek, topografi, penyedia prasaran/utilitas, kebisingan lingkungan dan lain-lain. 3. Utilitas Utilitas yang direncanakan bertujuan untuk mendukung Terminal Pelabuhan Penyeberangan Bengkalis-Riau agar dapat berfungsi dengan baik berdasarkan faktor kebutuhan, kenyamanan dan estetika. 4. Struktur Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan tuntutan fungsi ruang, tuntutan citra dan estetika. 5. Penekanan desain Penekanan desain ditentukan oleh tuntutan citra bangunan yang sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan pendidikan yang dapat merangsang kreativitas pengguna bangunan. F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika Pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang ini adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang pembahasan, tujuan, sasaran dan manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II. TINJAUAN SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL Berisi tentang pembahasan umum Sekolah Nasional Bertaraf Internasional yang mencakup pengertian, macam-macam sekolah, karakteristik Sekolah Nasional Bertaraf Internasional, dan studi banding. BAB III. TINJAUAN SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL “PERMATA BANGSA” DI SEMARANG Merupakan uraian mengenai keberadaan Sekolah Permata Bangsa di Semarang menyangkut latar belakang didirikannya, visi misi, kegiatan yang dilakukan serta tinjauan Kota Semarang. BAB IV. BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan dalam perencanaan dan perancangan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional “Permata Bangsa” di Semarang. BAB V. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang dasar-dasar pendekatan program perencanaan dan perancangan yang meliputi pendekatan filosofi dan dasar fungsional antara lain kegiatan, pelaku kegiatan, hubungan kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan jumlah kapasitas, pendekatan kinerja, teknis, pendekatan lokasi dan tapak serta pendekatan arsitektural. BAB VI. LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan tentang landasan perencanaan berupa program ruang dan tapak serta landasan perancangan berupa lima aspek perancangan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:26776
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Apr 2011 10:59
Last Modified:13 Apr 2011 10:59

Repository Staff Only: item control page