ERISTOVAN, TRISTIANA (2005) CONVENTION HOTEL DI BANDUNG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .
| PDF - Published Version 58Kb |
Abstract
Kegiatan konvensi merupakan salah satu jenis potensial, kegiatan ini mampu menopang ekonomi di Indonesia termasuk didalamnya transportasi, akomodasi, hiburan dan wisata. Mengingat pertumbuhan wisata konvensi yang sangat potensial, maka pemerintah melalui kebijakan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM. 108/HM 703/MPPT-91 tentang Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan, Insentif, dan Pameran, serta surat Keputusan Dirjen Pariwisata No: Kep-06/U/IV1992 yang merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990 yang menegaskan bahwa penanganan wisata konvensi hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang diberikan izin khusus dalam menangani ‘Usaha Jasa Konvensi Perjalanan Insentif dan Pameran’, yang lebih dikenal sebagai ‘Profesional Conference Organizer’. Kebijakan Pemerintah ini bertujuan agar penyelenggaraan kegiatan konvensi, perjalanan insentif dan pameran dapat ditangani secara professional. Hal ini akan menambah kepercayaan dalam posisi sebagai tuan rumah penyelenggaraan wisata konvensi baik yang berskala regional, nasional atau bahkan dalam skala internasional. Semakin banyak acara konvensi yang diselenggarakan maka diharapkan akan menambah devisa bagi daerah tertentu yang digunakan sebagai daerah diselenggarakannya konvensi tersebut. Walaupun secara kuantitas jumlah wisatawan biasa memiliki jumlah lebih banyak diandingkan dengan wisatawan yang mengikuti konvensi. Keadaan seperti tersebut diatas, saat ini pemerintah berusaha untuk mengembangkan sector pariwisata di Indonesia dengan berbagai jalan diantaranya promosi wisata di berbagai negara, pengadaan sarana akomodasi yang memadai dan meningkatkan segenap potensi wisata di tiap-tiap daerah. Kota Bandung sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian di Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi terselenggaranya kegiatan konvensi maupun ekshibisi, baik yang berskala nasional maupun regional bahkan tingkat internasional. Menurut Kepala Bagian Kepariwisataan Kota Bandung, Bapak Sony Teguh P. kota Bandung sebenarnya memiliki beberapa potensi (di bidang pariwisata, pendidikan, perdagangan dan industri) untuk terselenggarakannya kegiatan konvensi maupun ekshibisi yang berskala regional, nasional maupun internasional, hanya saja kota Bandung belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan konvensi yang pernah diselenggarakan di kota Bandung memiliki frekuensi yang cukup tinggi. Menurut dari Kadin kota Bandung pada tahun 2002, kegiatan konvensi dapat terselenggara empat kali dalam satu bulan. Kegiatan konvensi tersebut merupakan kegiatan konvensi dengan skala local, regional, serta nasional. Sedangkan lokasi kegiatan tersebut pada umumnya dilaksanakan di hotel-hotel yang memiliki fasilitas konvensi dan balai-balai pertemuan. Demikian pula dengan kegiatan ekshibisi, kegiatan ini sering terselenggara di kota Bandung. Hal ini disebabkan banyaknya industri dan lembaga pendidikan di kota Bandung. Kegiatan ekshibisi sangat bermanfaat bagi perusahaan yang mempublikasikan produk terbaru mereka sekaligus sebagai sarana yang efektif untuk mencari rekan kerja dalam memasarkan produk mereka. Perkembangan wisata konvensi ini perlu diimbangi dengan fasilitas yang memadahi berupa convention hall maupun convention hotel yang menawarkan kemudahan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai. Kota Bandung saat ini belum memiliki convention hall, kegiatan konvensi yang ada diselenggarakan pada hotel-hotel yang memiliki fasilitas untuk menyelenggarakan konvensi. Hotel yang mempu melayani konvensi dalam jumlah besar (lebih dari 1000 peserta) baru berjumlah empat buah hotel. Keempat hotel tersebut adalah Hotel Horison, Preanger, Savoy Homan dan Papandayan. Hotel yang lain belum mampu melayani konvensi dalam jumlah besar, oleh karena itulah kebutuhan akan hotel konvensi perlu untuk segera direalisasikan. Arsitektur yang digunakan pada convention hotel adalah yang dapat diterima beberapa kalangan yang menggunakan bangunan tersebut. Sesuai dengan konsep arsitektur simbiosis yang dikemukakan oleh Kisho Kurokawa, gaya arsitektur yang diterapkan mampu membentuk simbiosis yang sinkronis menjadi suatu simbiosis masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu penekanan kebutuhan akan arsitektur modern agar tetap berhubungan dengan budaya dan sejarah dari daerah tersebut. 1.B Tujuan dan Sasaran 1.B.1 Tujuan Memperoleh suatu landasan perencanaan dan perancangan Convention Hotel di Bandung yang representative ditinjau dari segi pemenuhan kebutuhan ruang beserta persyaratan teknisnya sekaligus dari segi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna bangunan serta menciptakan suatu bangunan yang menarik dari sisi arsitektural melalui penekanan desain yang dipilih. 1.B.2 Sasaran Tersusunnya langkah-langkah kegiatan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Convention Hotel di Bandung berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 1.C Manfaat 1.C.1 Secara Subyektif o Memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP Semarang. o Sebagai pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A). 1.C.2 Secara Obyektif o Usulan tentang Convention Hotel di Bandung diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang berarti bagi masyarakat kota Bandung dan pemerintah kota Bandung. o Sebagai tambahan wawasan dan perkembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa arsitektur yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir. 1.D Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan yang digunakan dalam Landasan Program Perecanaan dan Perancangan Arsitektur ini ditekankan pada hal-hal yang berada pada lingkup pemikiran arsitektur, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengikutsertakan bidang ilmu lain terutama yang berkaitan dengan kegiatan dan masalah Convention Hotel di Bandung, sejauh masih berkaitan dan mendukung permasalahan yang akan dibahas. 1.E Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder, menggambarkan permasalahan yang ada, untuk kemudian dianalisa menuju kesebuah kesimpulan, sehingga muncul program dan konsep dasar dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. Dalam pencarian data ditempuh dengan cara : 1) Wawancara, untuk mendapatkan informasi dari nara sumber dan pihak yang terkait mengenai permasalahan yang ada. 2) Observasi lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan. 3) Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang. 4) Studi literature, untuk mendapatkan data yang didapat dari pustaka-pustaka yang berhubungan dengan judul diatas. 1.F Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahsan, sistematika pembahasan serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Memaparkan teori-teori dan pengertian-pengertian tentang hotel, konvensi dan ekshibisi untuk memperoleh pengertian dan pendekatan tentang Convention Hotel. Selain itu juga menjabarkan teori tentang studi banding yang diambil. BAB III HOTEL KONVENSI DI KOTA BANDUNG Menggambarkan kondisi kota Bandung secara umum dan tinjauan khusus Wilayah Pengembangan Tegallega yang berupa data fisik maupun non fisik, tinjauan perhotelan, kegiatan konvensi dan ekshibisi serta fasilitas yang saat ini dimiliki kota Bandung. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan serta anggapan, yang diambil dari kesimpulan guna memperlancar dan mempermudah dalam pembahasan-pembahasan berikutnya. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Membahas dasar pendekatan, pendekatan perencanaan dan pendekatan perancangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan perancangan Convention Hotel di Bandung. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan, program ruang dan luasan serta besaran tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 26597 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 04 Apr 2011 13:12 |
Last Modified: | 04 Apr 2011 13:12 |
Repository Staff Only: item control page