IMAM HARIYADI, ASHAR (2010) KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik .
| PDF - Published Version 127Kb |
Abstract
Perkembangan kehidupan manusia dengan segala aktifitas dan permasalahan yang semakin komplek lambat laun membawa manusia pada kejenuhan. Kegiatan-kegiatan perkantoran, bisnis atau perdagangan, industri dan sebagainya, telah membawa masyarakat terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang hampir relatif sama dari waktu ke waktu dan cenderung monoton. Hal ini yang mengakibatkan kejenuhan dalam melaksanakan pekerjaan dan kemudian menyebabkan penurunan tingkat produktifitas. Salah satu pelarian manusia untuk menghilangkan kejenuhan adalah dengan berkesenian, baik sebagai palaku seni maupun hanya sebagai penikmat seni. Sebagai bentuk ekspresi diri, seni dapat mewakili keinginan manusia untuk merasakan kebebasan. Karya seni juga merupakan penanda perkembangan kebudayaan dari masa ke masa. Karenanya, penghargaan kepada seni pun dewasa ini semakin berkembang. Dalam hal penghargaan terhadap seni, pemerintah pun merespon dengan membentuk wadah organisasi kesenian di setiap daerah berupa dewan kesenian di tiap propinsi dan kabupaten. Semakin besarnya penghargaan masyarakat terhadap seni juga ditandai dengan semakin banyaknya aktifitas seni yang diselenggarakan baik berupa pertunjukan seni, pameran, maupun seminar atau sarasehan tentang seni. Kota Purwokerto sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas yang mempunyai banyak kebudayaan daerah. Wujud kebudayaan Banyumas berawal dari kelompok-kelompok kecil masyarakat yang mendiami dusun-dusun, grumbul-grumbul dan desa-desa yang dibatasi oleh gunung, sawah, ladang, sungai, hutan dan semak belukar. Di setiap komunitas kecil itu terdapat spesifikasi budaya yang dibangun berdasarkan peradaban lokal komunitas tersebut. Oleh karena itu tidak mustahil apabila suatu ragam kesenian ada di satu kelompok masyarakat, tetapi tidak terdapat di kelompok masyarakat lainnya meskipun semua itu masih berada di dalam ranah kebudayaan Banyumas. Keberadaan aset seni dan budaya ini memerlukan pendokumentasian agar tidak punah, caranya bisa dengan menyediakan galeri dan perpustakaan kesenian untuk menyimpan dan memamerkannya. Khusus untuk seni pagelaran memerlukan ruang untuk mengajarkan dan mementaskannya secara rutin agar dapat diketahui dan dipelajari masyarakat. Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto merupakan satu-satunya gedung kesenian yang masih tersisa di Purwokerto. Dalam rentang waktu tahun 70-an hingga 90-an, gedung ini merupakan tempat para seniman lokal menyalurkan kemampuan seni mereka dengan berbagai kegiatan seperti pementasan dan pameran. Lain dulu lain sekarang, gedung ini sepi kegiatan berkesenian, bahkan terkesan mangkrak. Hal ini terjadi karena tidak adanya managemen yang efisien dalam pengelolaan gedung ini, akibatnya kondisi bangunan kurang terawat dan mulai tidak layak untuk dipakai sebagai gedung pertunjukan. Ditambah lagi karena lokasinya yang bersebelahan dengan pasar menyebabkan area gedung ini mau tidak mau harus ikut mewadahi kegiatan jual beli yang tidak tertampung di dalam pasar. Seniman pun kini lebih memilih untuk tampil di sanggar mereka masing-masing. Atas dasar permasalahan di atas, jelas sudah bahwa kegiatan seni dan budaya di kota Purwokerto memerlukan ruang baru yang lebih akomodatif untuk mewadahi semua kegiatan seni dan budaya yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa diperlukan adanya perencanaan dan perancangan suatu Komplek gedung kesenian yang baru dengan berbagai fasilitas yang mendukung untuk menjadikannya sebagai pusat kegiatan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Banyumas. Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto merupakan salah satu alternatif untuk menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian kesenian dan budaya Banyumas, serta untuk lebih memperkenalkannya kepada masyarakat luas. Nama Soetedja tetap dipakai karena nama ini memiliki nilai historis tentang perkembangan seni dan budaya Banyumas. Proses perencanaan dan perancangan tersebut juga harus sesuai dengan kebijakan dan ketentuan dari pemerintah setempat. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan dan pembangunan tetap sesuai dengan RDTRK. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur (LP3A) ini adalah untuk mengungkapkan dan merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto serta memberikan alternatif pemecahannya secara arsitektural. 1.2.2 Sasaran Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja ini adalah tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. 1.3 Manfaat 1.3.1 Secara Subjektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang nantinya digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. 1.3.2 Secara Objektif Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan khususnya dibidang arsitektur. 1.4 Lingkup Pembahasan Pembahasan dibatasi dalam lingkup disiplin arsitektur, yaitu mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Hal-hal yang di luar disiplin ilmu arsitektur jika mendasari dan menentukan perencanaan dan perancangan, akan dibahas dengan asumsi dan logika serta mengacu pada hasil studi pihak lain yang sesuai dengan permasalahan dari gedung kesenian yang dibahas. 1.5 Metode Pembahasan Metoda pembahasan yang digunakan dalam penyusunan naskah ini adalah metode deskriptif dokumentatif, yaitu dengan menjabarkan, menguraikan dan menjelaskan tentang design requirement (faktor-faktor yang dibutuhkan dalam desain) dan design determinant (faktor-faktor yang menentukan dalam desain) dalam perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Faktor-faktor yang dibutuhkan dan faktor-faktor yang menentukan dalam perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja ini adalah pemilihan lokasi, tapak dan program ruang. Berdasarkan hal tersebut, akan diadakan pengumpulan data yang diperlukan, kemudian dijabarkan dan dianalisa dengan bahan, alat dan cara analisa yang sesuai dengan kebutuhan untuk menghasilkan kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar dari perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Data yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: 1. Data Primer a. Observasi lapangan Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus, di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Adapun data fisik dan non fisik yang dimaksud adalah : a) Data fisik, data yang di dapat berupa gambar fisik baik peta maupun master plan perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto sebagai studi kasusnya maupun wilayah lain sebagai studi bandingnya. b) Data non fisik, data yang di dapat berupa angka atau jumlah yang diperoleh pada saat studi kasus di wilayah perencanaan dan perancangan. b. Wawancara yang dilakukan dengan instansi atau dinas terkait. 2. Data Sekunder Studi literatur melalui melalui buku dan sumber–sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Berikut ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. a. Pemilihan lokasi dan tapak Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan tapak dilakukan dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penentuan lokasi dan tapak yang layak untuk perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat, dan cara yang akan menghasilkan kesimpulan mengenai lokasi dan tapak terpilih. Adapun bahan, alat, dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Bahan, berupa alternatif lokasi dan tapak yang telah ditentukan. b) Alat, menggunakan penilaian bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan. c) Cara, dengan memberikan skoring terhadap masing-masing kriteria kemudian diambil jumlah nilai terbesar. Dari hasil analisa, akan diperoleh tapak terpilih dengan jumlah nilai terbesar sebagai lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. b. Program ruang Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto yaitu dengan mengumpulkan data mengenai pengguna-pengguna ruang itu sendiri dan aktivitasnya. Data ini didapatkan dengan melakukan observasi lapangan dan dengan studi literatur. Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut a) Data primer, berupa data luasan dari tapak terpilih. b) Data sekunder, berupa kebutuhan ruang dan persyaratannya. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat, dan cara sehingga diperoleh kesimpulan berupa program ruang. Adapun bahan, alat, dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bahan, pelaku dan persyaratan ruang yang dibutuhkan. 2. Alat, standart perencanaan dan perancangan gedung kesenian. 3. Cara, dengan menyesuaikan kebutuhan ruang yang diperlukan dengan standar ruang yang ditetapkan dan disyaratkan dalam perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Dari hasil analisa tersebut akan diperoleh program ruang yang dibutuhkan pada perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto Semarang. 1.6 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup bahasan, metode dan sistematika pembahasan serta alur pikir. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan tentang kesenian, kebudayaan, pariwisata, dan tinjauan teori tentang perencanaan dan perancangan gedung kesenian sesuai referensi yang relevan, serta studi banding pada bangunan sejenis. Bab III DATA Berisi tinjauan tentang kota Purwokerto, potensi wisata yang ada, dan tinjauan Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Bab IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan, batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan perancangan Komplek Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto. Bab V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi uraian yang berkaitan dengan dasar pendekatan dan analisis untuk menentukan program perencanaan dan perancangan yang mengacu pada aspek-aspek fungsional, kinerja, teknis, kontekstual, arsitektural, serta pendekatan lokasi dan tapak. Bab VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisikan konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan serta program dasar perencanaan dan perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 26287 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 24 Feb 2011 09:19 |
Last Modified: | 24 Feb 2011 09:19 |
Repository Staff Only: item control page