RUMAH SAKIT MATA DI CIREBON

CITRA UTAMI, RAHADITA (2010) RUMAH SAKIT MATA DI CIREBON. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
79Kb

Abstract

Mata adalah jendela dunia. Dengan kedua mata kita dapat menikmati segala bentuk keindahan dunia, sehingga tanpa mata yang sehat, kita menjadi kurang mampu melihat keindahan alam semesta ini. Dengan demikian kesehatan mata harus selalu dijaga. (http://www.jalancahaya.org/mata-adalah-jendela-dunia.html). Sayangnya, fungsi mata terus menurun seiring dengan pertambahan usia. (www.indofarma.co.id/index.php?option=com_docman&task). Selain itu juga terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan kesehatan dan kondisi mata terganggu. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kesehatan mata perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas mata masyarakat Indonesia. Cirebon adalah satu kota yang berada di lokasi strategis pantura yang sedang berkembang. Berdasarkan peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 1 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat 2029, terdapat beberapa program yang harus dijadikan pertimbangan dalam merumuskan RTRW Kota Cirebon 2029, diantaranya yaitu rencana pengembangan Kota Metropolitan Cirebon sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Rencana ini akan membawa konsekuensi bagi Pemerintah Propinsi Jawa Barat untuk senantiasa memikirkan bagaimana upaya memacu pertumbuhan dan perkembangan Kota Cirebon sehingga peran sebagai PKN benar-benar dapat diwujudkan. (RTRW Kota Cirebon 2009-2029) Diharapkan dengan ditetapkannya kota Cirebon menjadi Pusat Kegiatan Nasional sesuai dengan RTRW propinsi Jawa Barat 2010 dengan wilayah pelayanan meliputi kota Cirebon, kabupaten Cirebon, kabupaten Kuningan, kabupaten Indramayu, dan kabupaten Majalengka dapat memacu pertumbuhannya. Dengan melihat latar belakang tersebut maka fasilitas-fasilitas yang dikembangkan adalah sampai tingkat pelayanan regional. Peningkatan fasilitas-fasilitas yang potensial untuk dikembangkan sampai pelayanan setingkat wilayah perlu dipersiapkan untuk dikembangkan. Salah satu fasilitas pelayanan tingkat regional dan kota yaitu pusat pelayanan kesehatan. (RTRW Kota Cirebon 2009-2029) Agar derajat kesehatan masyrakat dapat terus meningkat, maka perlu diupayakan terus menerus pembangunan di bidang kesehatan. Dengan harapan semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Demikian pula halnya dengan Pemda Kota Cirebon yang telah mencanangkan program Kota Cirebon Sehat. Berupaya terus melakukan pembangunan di bidang kesehatan dengan melakukan berbagai program-program pembangunan. Diantaranya adalah dengan menyediakan prasarana dan sarana kesehatan, agar jangkauan pelayanan kesehatan makin meluas sehingga semua lapisan sosial ekonomi masyarakat dapat dilayani dengan biaya yang terjangkau.(Cirebon Dalam Angka 2008) Menurut Menteri Kesehatan, kesehatan mata sangat esensial bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kesehatan indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dalam mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, mampu berperan dalam berbagai bidang pembangunan dan mempunyai daya-saing tinggi di dunia internasional.(www.infeksi.com) Angka kebutaan dan kesakitan mata di Indonesia masih tinggi. Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi nasional kebutaan di Indonesia adalah sebesar 0,9% dengan penyebab utama katarak. Dilaporkan pula bahwa telah terjadi peningkatan prevalensi nasional kasus katarak (1,8%) dibandingkan dengan data SKRT 2001 (1,2%). Penyebab utama kebutaan lainnya adalah glaukoma dengan prevalensi sebesar 0,5%, dan disusul dengan gangguan refraksi serta penyakit mata degeneratif. Masalah ini diperbesar dengan kenyataan bahwa jumlah tenaga profesional di bidang kesehatan mata masih terbatas dibandingkan dengan besarnya masalah yang dihadapi. Padahal tenaga profesional yang ada juga belum tersebar secara merata.(www.infeksi.com) Tingginya jumlah pasien penyakit mata di Cirebon dan sekitarnya dalam setahun terakhir ini menuntut adanya Eye Center yang memiliki kapasitas dan fasilitas yang lebih memadai. Saat ini, jumlah pasien tersebut masih dapat ditampung oleh Cirebon Eye Center. Namun, belum semua tindakan pengobatan mata dapat dilakukan di tempat ini dan lahan parkir yang tersedia tidak memadai sehingga keberadaan kendaraan pasien yang memakan badan jalan dan menggangu lingkungan sekitar. Selain itu telah terjadi peningkatan jumlah pasien penyakit mata yang cukup signifikan. Sejak dibuka dua tahun lalu, jumlah pasien terus meningkat. Pasien tidak hanya berasal dari Cirebon, tetapi juga dari kota sekitar seperti Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Hal ini menandakan bahwa Cirebon dalam beberapa tahun ke depan membutuhkan Eye Center yang lebih representatif. Satu masalah yang dihadapi terkait pelayanan jasa kesehatan mata di Cirebon Eye Center sebenarnya adalah pada bangunannya. Cirebon Eye Center saat ini menempati sebuah bangunan yang fungsi awalnya adalah rumah tinggal salah satu dokter mata yang juga merupakan pendiri Cirebon Eye Center itu sendiri. Hal utama yang dihadapi adalah bangunan ini tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan sebuah bangunan untuk pelayanan medis. Dengan kata lain, bangunan ini tidak sesuai dengan fungsinya. Sehingga banyak sekali keterbatasan dan kendala yang dihadapi dalam operasional pelayanan medis di Cirebon Eye Center. Awalnya hal ini bukanlah masalah yang besar, namun seiring dengan bertambahnya pasien dan berbagai tuntutan yang muncul, para dokter mata merasa bangunan ini sudah tidak memadai sebagai Cirebon Eye Center. Sebagai contoh kasus adalah pada saat ada pasien yang butuh darurat ditangani, mobil ambulans bahkan sulit untuk masuk dan mencapai pintu masuk utama dikarenakan oleh padatnya kendaraan pasien yang terparkir. Selain itu, terkadang pasien yang mengalami keterbatasan (difable people) sulit mencapai ruang operasi yang berada di lantai dngan menggunakan tangga manual. Pihak pengelola mengaku kesulitan dalam meletakkan alat transportasi vertikal untuk memudahkan akses pasien. Dengan kata lain, sebagian besar permasalahan di sini adalah sirkulasi dan aksesibilitas. Cirebon Eye Center merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan khusus mata yang melayani tingkat kota Cirebon dan kota-kota satelitnya (Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Sehingga sudah seharusnya Cirebon Eye Center dikembangkan lagi menjadi sebuah Eye Center yang dapat menampung segala kegiatan medis yang berhubungan dengan mata untuk skala pelayanan kota Metropolitan Cirebon dan kota-kota satelitnya. Dalam hal ini dikembangkan menjadi Eye Center yang memiliki ijin melakukan bedah khusus (operasi besar) serta penambahan instalasi, dengan kata lain merupakan wacana menuju sebuah Rumah Sakit Mata. Sebuah perspektif solusi untuk beberapa masalah pada Cirebon Eye Center adalah membuat satu fasilitas terpadu yang khusus berkaitan dengan kegiatan pelayanan kesehatan mata yang memadai baik pelayanan maupun fasilitas dan bangunannya sehingga memudahkan kegiatan pelayanan medis kepada pasien. Eye Center sudah banyak dikembangkan di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta Eye Center di Jakarta, RSM Cicendo di Bandung, RSM Dr. Yap di Yogyakarta, serta Surabaya Eye Clinic di Surabaya. Eye Center sendiri merupakan fasilitas pelayanan kesehatan mata terpadu yang terdiri atas pusat pemeriksaan kesehatan mata (klinik), pengobatan mata, operasi mata, penjualan obat (apotik mata), toko optik, dilengkapi dengan ruang rawat inap bagi pasien operasi mata, serta dengan sarana pendukung lain yang kesemuanya berhubungan dengan pelayanan kesehatan mata. Kelebihan Eye Center dibandingkan dengan klinik mata dan Eye Center yang merupakan bagian dari sebuah rumah sakit adalah pada fungsi fasilitas bangunan yang merupakan sebuah Rumah Sakit Mata yang berkonsep one-stop-eye-service tentang sehingga pelayanan apapun yang berhubungan dengan mata dapat diperoleh dalam satu tempat. Usulan pemindahan lokasi Cirebon Eye Center menjadi alternatif yang paling baik dikarenakan kesulitan untuk mengembangkan lagi Cirebon Eye Center pada lahan yang tersedia saat ini. Dari aspek fisik, bangunan dan kualitas fasilitas yang dimiliki Cirebon Eye Center cenderung masih belum representative dan memenuhi syarat. Kondisi di atas, tak pelak menyebabkan tersendatnya operasional dan perkembangan Cirebon Eye Center. Kondisi tersebut, harus segera dibenahi, mengingat pentingnya peranan Cirebon Eye Center dalam pelayanan kesehatan mata konteks regional. Selain itu, potensi klinik tersebut sebagai klinik mata pertama dan satu-satunya di wilayah III Cirebon harus dioptimalkan agar mampu mendukung Kota Cirebon sebagai penggerak ekonomi, fasilitas pelayanan kesehatan,dan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta mewujudkan apa yang menjadi impian kota ini yaitu menuju Cirebon yang sehat. Untuk merespon kondisi tersebut dan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi fasilitas kesehatan bagi pengembangan tingkat kesehatan Kota Cirebon, pihak pengelola Cirebon Eye Center merencanakan relokasi untuk merealisasikan keinginan pengembangan Cirebon Eye Center menjadi sebuah Rumah Sakit Mata dengan skala pelayanan se-Wilayah III Cirebon yang meliputi penambahan fasilitas, penambahan kapasitas ruangan, peningkatan kualitas sirkulasi dan aksesibilitas pada bangunan, peningkatan mutu pelayanan dan manajemen, serta pengembangan bangunan menuju bangunan yang lebih representative dan memiliki citra sebagai bangunan medis sehingga Cirebon Eye Center diharapkan dapat memberikan kemudahan pelayanan jasa pelayanan kesehatan mata di wilayah III Cirebon, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan sumber daya manusia di Cirebon. Keinginan pengelola Cirebon Eye Center tersebut ternyata selaras dengan rencana Pemkot yang tertuang dalam RTRW Kota Cirebon 2009-2029, yaitu Rencana pengembangan prasarana dan sarana di bidang Fasilitas Kesehatan : Melakukan kemitraan dengan pihak swasta untuk membangun Rumah Sakit Khusus bertaraf nasional di koridor Jalan By Pass. Sehingga baik pihak pemkot maupun pengelola Cirebon Eye Center dapat mewujudkan keinginannya menjadi sebuah wacana pembangunan Rumah Sakit Mata. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa relokasi dan pengembangan Cirebon Eye Center menjadi sebuah Rumah Sakit Mata dilakukan untuk meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan sebagai pusat pemeriksaan dan pengobatan penyakit mata dengan menekankan konsep one-stop-eye-service atau fasilitas pelayanan mata terpadu. Cirebon Eye Center ini akan memuat fasilitas pemeriksaan mata, pengobatan mata, operasi mata, penjualan obat mata (apotik mata), penjualan dan galeri optik (kacamata), serta beberapa fasilitas pendukungnya. Selain fasilitas yang sudah ada pada Cirebon Eye Center, pengembangannya akan ditambahkan fasilitas beberapa sentra mata, perpustakaan mata, serta peningkatan kualitas aksesibilitas, sirkulasi, sistem parkir, serta sistem manajemen yang berkonsep digital manajemen. Semua penambahan fasilitas tersebut sesuai dengan standarisasi sebuah Rumah Sakit Mata yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan RI. Dari uraian tersebut di atas, maka perlu adanya sebuah Perencanaan dan Perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon (Relokasi dan Pengembangan Cirebon Eye Center) yang sesuai dengan standar bangunan Rumah Sakit Mata, yang dapat mengakomodasi kebutuhan kapasitas ruang, kelengkapan fasilitas maupun dari segi kualitas arsitekturnya. Penekanan desain untuk Perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon adalah arsitektur Post-Modern. • Tujuan Dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Memperoleh suatu Judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai karakter/keunggulan judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan tersebut. 1.2.2 Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata (Relokasi dan Pengembangan Cirebon Eye Center) melalui aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) dan alur pikir proses penyusunan LP3A dan Desain Grafis yang akan dikerjakan. • Manfaat • Manfaat Secara Subyektif Tersusunnya sebuah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang dapat digunakan sebagai acuan untuk proses perancangan grafis Rumah Sakit Mata di Cirebon. • Manfaat Secara Objektif Perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembangunan sarana dan prasarana kesehatan mata di Cirebon. • Lingkup Pembahasan 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon (Relokasi dan Pengembangan Cirebon Eye Center) adalah bangunan tunggal yang berfungsi sebagai fasilitas pelayanan kesehatan publik berserta dengan perancangan tapak/lansekapnya dan bercirikan modern tanpa meninggalkan unsur-unsur lokal. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Meliputi aspek kontekstual tapak dengan memperhatikan potensi, kendala dan prospek perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon (Relokasi dan Pengembangan Cirebon Eye Center). Secara administratif adalah daerah perencanaan Rumah Sakit Mata (Relokasi dan Pengembangan Cirebon Eye Center) yang terletak di Kota Cirebon, khususnya Kawasan Pengembangan Jalan Brigjen Dharsono (By Pass) sebagai kawasan jasa. • Metode Penulisan Laporan ini dibahas dengan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan data sekunder, yaitu : • Data Primer Wawancara dengan pihak berkaitan, studi banding tentang pengguna, macam kegiatan dan fasilitas yang tersedia, serta lokasi dan alternatif tapak. • Wawancara dengan Bappeda Kota Cirebon (Bpk. Yoyon Indrayana dan Bpk Deden) mengenai rencana tata ruang dan wilayah kota Cirebon di bidang fasilitas kesehatan baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang. • Wawancara dengan Dinas Pekerjaan Umum Cirebon (Bpk. Budi Rahardjo) mengenai kesesuaian tata guna lahan dan fasilitas di Cirebon. • Wawancara dengan dokter mata RS Hermina Semarang (Dr. Trining Purnomo, SpM) mengenai jenis penyakit dan pengobatan mata serta kegiatan pelayanan kesehatan di klinik dan poli mata pada rumah Sakit. • Wawancara dengan Cirebon Eye Center (Dr. Tetri, SpM dan Bpk Edo) mengenai Cirebon Eye Center dan rencana pengembangannya. • Studi Banding pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sumber Kasih Cirebon mengenai utilitas dan pengolahan IPAL secara umum pada sebuah Rumah Sakit. • Studi Kasus pada Cirebon Eye Center mengenai kondisi eksisting dan data non fisik sebagai latar belakang ide pengembangan Cirebon Eye Center menjadi sebuah Rumah Sakit Mata. • Studi Banding pada Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta untuk mendapat data dan mengetahui secara langsung kondisi fisik Rumah Sakit Mata tersebut. • Studi Banding pada Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung untuk mendapat data dan mengetahui secara langsung kondisi fisik Rumah Sakit Mata tersebut. • Studi Banding pada Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center untuk mendapat data dan mengetahui secara langsung kondisi fisik Rumah Sakit Mata tersebut. • Studi Banding pada Central Java Eye Center untuk mendapat data dan mengetahui secara langsung kondisi fisik Eye Center tersebut. • Data Sekunder Studi literatur dari buku-buku tentang Rumah Sakit Mata untuk mencari data tentang pengertian, karakteristik, bentuk kegiatan, dan fasilitas. Serta buku-buku tentang penekanan konsep desain Arsitektur Post Modern yang dapat digunakan sebagai acuan pemahaman terhadap konsep perancangan. • Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara umum tentang Cirebon Eye Center dan Rumah Sakit Mata di Cirebon yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, serta sistematika pembahasa yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan yang ada di setiap bab. BAB II : TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT MATA Bab ini menguraikan teori-teori tentang tinjauan Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus, tinjauan tentang Rumah Sakit Mata, dan standar-standar yang berkaitang dengan perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata, Studi banding Rumah Sakit Mata yang ada di Indonesia (RS Mata Cicendo Bandung, RS. Dr.Yap Yogyakarta, Jakarta Eye Center), serta tinjauan konsep Arsitektur Post Modern. BAB III : TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT MATA CIREBON Bab ini berisi tentang Tinjauan Kota Cirebon, Tinjauan tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Cirebon, dan Kondisi Eksisting Cirebon Eye Center. BAB IV : KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Bab ini berisi tentang kesimpulan, batasan, dan anggapan terhadap perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon yang akan direncanakan. BAB V : PENDEKATAAN PROGRAM PERENCANAAN Bab ini berisi tentang uraian data serta analisa yang berkaitan dengan karakter pelaku, macam dan aktivitasnya, pendekatan jenis kegiatan dan pendekatan kebutuhan ruang pada Rumah Sakit Mata di Cirebon yang direncanakan. BAB VI : KONSEP DASAR DAN PROGRAM RUANG Bab ini berisi tentang konsep dasar dan program ruang yang akan diaplikasikan pada perancangan Rumah Sakit Mata di Cirebon dengan memperhatikan persyaratan perancangan seperti kondisi tapak, penekanan desain arsitektur dan program ruang.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:26280
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:23 Feb 2011 10:22
Last Modified:23 Feb 2011 10:22

Repository Staff Only: item control page