Cahyo Dewanto, Berry (2000) RESOR KONVENSI DI KAASAN PUNCAK, JAWA BARAT. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undipj.
| PDF - Published Version 55Kb |
Abstract
Pesatnya perkembangan budaya dan peradaban manusia pada awal abad 21 ini menimbulkan penemuan-penemuan ataupun permasalahan-permasalahan baru beserta penyelesaiannya yang perlu diketahui dan diatasi bersama oleh seluruh umat manusia. Penyebaran dan pertukaran informasi, hal-hal baru dan masalah-masalah yang bersifat universal terhadap kepentingan manusia dapat dilakukan melalui media masa dan juga melalui penyelenggaraan pertemuan atau konvensi, baik yang bersifat internasional, nasional, regional maupun dalam lingkup organisasi. Hal tersebut tidak terlepas dari hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain yang dinyatakan dalam wujud sosialisasi dan kerjasama membentuk suatu organisasi. Adapun penyelenggaraan pertemuan atau konvensi dapat mnjadi dinamisator perkembangan sektor-sektor terkait, khususnya dalam bidang pariwisata seperti transportasi, akomodasi, hiburan dan faslitas-fasilitas wisata lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan konvensi dapat merupakan perpaduan antara kegiatan bisnis (meeting, congress) dan rekreasi yang didalam perkembangannya membentuk wisata konvensi. Melalui kegiatan konvensi tersebut, para peserta disamping mengikuti siding, dapat memanfaatkan sebagian dari waktunya untuk menikmati produk wisata yang ada di daerah tempat kegiatan konvensi diselenggarakan. Wisata konvensi atau MICE (Meeting, Incentive Travel, Congress, Exhibition) sebagai salah satu produk pariwisata, saat ini banak diminati dan terus mengalami prkembangan khususnya karena keterkaitan yang sangat erat dengan mata rantai usaha-usaha bidang kepariwisataan. Indonesia dengan keanekaragaman dan kekayaan wisata yang dimiliki berupaya untuk mengembangkan usaha wisata konvensi melalui pembangunan fasilitas, penyusunan perangkat, deregulasi, penelitian dan pemasaran serta mengadakan diversifikasi produk-produk wisata,, dalam kaitannya untuk meningkatkan devisa negara melalui pariwisata. Kawasan Puncak, Jawa Barat yan terletak diantara dua kota besar, yaitu Jakarta dan Bandung, merupakan salah satu kawasan yang potensial bagi pengembangan wisata konvensi. Selain lokasinya sebagai transit node antara kedua kota besar tersebut, dengan daya dukung pariwisata yan dimiliki seperti fasilitas akomodasi, transportasi dan pusat hiburan, pusat perbelanjaan dan kerajinan serta berbagai obyek wisata alam, kawasan Puncak layak dijadikan sebagai daerah tujuan wisata konvensi, khususnya skala nasional, regional ataupun lingkup organisasi. Akan tetapi pada kenyataannya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, upaya pengembangan tersebut tidak diikuti oleh peningkatan fasilitas bagi lokasi penyelengranaan kegiatan konvensi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada akhirnya fasilitas wisata konvensi yang ada kurang memadai. Untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata, termasuk didalamnya devisa negara sebagai tulang punggung perekonomian nasional, perlu adanya upaya pengembangan fasilitas lokasi penyelenggaraan kegiatan konvnsi, dalam kaitannya dengan wisata konvensi. Dalam hal ini dengan mengoptimalkan potensi pegunungan pada kawasan puncak, sebagai kawasan resor, menjadi usaha wisata konvensi dengan menyediakan lokasi bagi penyelenggaraan kegiatan konvensi yang diwujudkan dengan Resor Konvensi. Berdasarkan lokasinya yang terisolasi dari kesibukan kota, diharapkan dapat mendukung konsentrasi dalam melakukan kegiatan konvensi sehingga dapat berlangsung secara optimal. Selain itu, suasana alam pegunungan yang sejuk, secara psikologis dapat membantu untuk berpikir tenang, nyaman, dan tidak emosional. Hubungan antara pusat penyelengaraan kegiatan konvensi dengan keberadaan berbagai fasilitas penunjang kegiatan konvensi, seperti sarana akomodasi, transportasi, hiburan dan wisata sangat berpengaruh dalam upaya mengoptimalkan pelayanan sebagai fasilitas wisata konvensi. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari pembahasan ini adalah untuk merencanakan san merancang suatu bangunan konvensi sebagai asilitas wisata konvensi yang ideal dan dapat mengakomodasi semua aktivitas yang terjadi didalamnya dengan fungsi pelayanan dan penunjang yang ada, termasuk bagi kegiatan pelengkap lainnya yang bersifat rekreatif sesuai dengan letaknya pada kawasan alam pegunungan. Keberadaan daya dukung pariwisata angterapat pada lokasi perencanaan dimanfaatkan untuk membentuk citra kawasan puncak sebagai daerah tujuan wisata konvensi. Tujuan pembahasan adalah untuk mengganti dan merumuskan suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai landasan konseptual bagi perancangan suatu fasilitas wisata konvensi berupa bangunan konvensi yang dalam hal ini diwujudkan sebagai Resor Konvensi pada kawasan Puncak, Jawa Barat. C. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan bertitik tolak pada permasalahan yang diorientasikan pada hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan konvensi yang berhubungan dengan disiplin imu arsitektur. Selain itu, untuk mengoptimalkan perancangan fasilitas wisata konvensi pada alam pegunungan, dilakukan pembahasan mengenai pendayagunaan potensi-potensi alam yang ada. Masalah diluar lingkup arsitektur yang berkaitan dengan judul, dibahas secukupnya sesuai dengan disiplin ilmu yang bersangkuta secara rasional dan logis. D. Metoda Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode dekriptif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data, kemudian digunakan sebagai dasar pembahasan/ analisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur/kepustakaan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan, wawancara dengan pihak-pihak terkait dan observasi lapangan pada obyek yang berpotensi dan relevan, sebagai studi banding terhadap suatu fasilitas konvensi yang ideal. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang pengertian konvensi, kebijakan pemerintah, pengertian wisata konvensi, karakter wisata konvensi, faktor penunjang wisata konvensi dan kebijakan pemerintah yan mendukungnya, jenis konvensi dan kegiatannya, pelaku kegiatan konvensi dan struktur organisasi penyelenggaraan/pengelolaan konvensi, persyaratan ruang, serta perkembangan konvensi. Selain itu juga dijelaskan mengenai pendekatan dan konsep arsitektur ang digunakan, serta dasar-dasar perancangan bangunan di daerah alam pegunungan, hubungannya dengan kategori bangunan jamak. BAB III TINJAUAN RESOR KONVENSI DI KAWASAN PUNCAK JAWA BARAT Berisi tinjauan kawasan puncak, potensi-potensi kawasan puncak sebagai pendukung perencanaan, kebijakan pemerintah, tinjuan pendekatan perancangan, penjelasan studi banding, serta prospek wisata konvensi di kawasan puncak. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi kesimpulan dari uraian data dan hasil analisa mengenai tinjauan konvensi dan tinjauan Resor Konvensi di kawasan Puncak yang kemudian diberikan batasan dan anggapan yang berguna untuk membatasi pembahasan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisikan titik tolak pendekatan yangmeliputi pendekatan fungsional dan filosofis perencanaan, dan pendekatan bagi perancangan yang meliputi aspek fungsional, aspek teknis, aspek kinerja, aspek arsitektural, serta pendekatan penentuan lokasi dan tapak. BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi landasan perancangan, konsep dasar perancangan dan program perancangan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 26277 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 22 Feb 2011 11:09 |
Last Modified: | 22 Feb 2011 11:09 |
Repository Staff Only: item control page