ROCHIM, ABDUL (2000) REDESAIN KOMPLEKS KANTOR PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 60Kb |
Abstract
Pada bagian ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan dan sasraran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pilir. 1. Latar Belakang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dalah salah satu unit wilayah kerja dari wilayah kerja Perum Perhutani yang meru[akan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lingkup Departemen Kehutanan, yang mengelola huten negara di Pulau Jawa, tidak termasuk kawasan hutan di wilayah DKI Jakarta, DIY dan kawasan hutan Suakan Alam. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, hutan Jawa Tengah seluruhnya seluas 656.887,5 ha, yaitu sekitar 19,2% dari luas daratan Propinsi Jawa Tengah (3.420.600), ada di bawah persyaratan minimum sehingga kurang dapat menjamin berfungsinya hutan sebagai tumpuan utama kelestarian hutan, tanah danair, dan juga fungsi ekonomisnya sebagai sumber bahan baku. Untuk itu Perum Perhutani wajib menjaga kelestarian fungsi dan luas kawasan hutan, khususnya yang dijadikan wilayah kerja perusahaan. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk menggunakan lahan hutan terus meningkat tajam bersamaan dengan laju pembangunan negara yang mengarah ke negara industri, mengakibatkan jumlah hutan terus berkurang sehingga brpengaruh pula pada pendapatan hasil hutan. Keuntungan Perum Perhutani belakangan ini mengalami penurunan yang sangat tajam. Keuntungan pada tahun 1998 yang mencapai 25% manurun drastic hanya menjadi 1,9% pada tahun 1999. Setelah adanya penekanan di sana sini, misalnya penekanan biaya perawatan dan sebagainya akhirnya keuntungan maksimal 15% untuk sekarang ini. Untuk mengatasi hal-hal diatas, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah perlu mengambil langkah-langkah di antaranya : 1) Peningkatan pengelolaan kawasan hutan yang berwawasan lingkungan dan kehidupan demi terciptakanya kelestarian hutan. 2) Pencapaian pendapatan akan diarahkan melalui nilai tambah (value added) dalam prosex pengolahannya. Terhadap industri pengolahan kayu yang sudah ada diupayukan peningkatan efisiensinya sehingga Perum Pehutanki memperoleh sertifikat ekolabel dari smart wood. 3) Peningkatan keuntungan lainnya diarahkan untuk melakukan peningatakan hasil produki hutan non kayu dan derivatnya sebagai bagian dari diversifikasi produk dan perluasan pasar. 4) Menggali potensi yang dapat dikembangkan dari wilayah kehutanan selain hasil hutan itu sendiri, misalnya wana wisata, perlebahan, pabrik minyak kayu putih, dan dimungkunkan pula pengolahan air mineral. Untuk menangani pemberdayaan potensi dan hasil hutan tersebut, Perum Perhutani mengadakan mktra kerja sama pengolahan (KSP). Dalam bidang pengolahan kayu saja, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah mempunyai mitra KSP sebanyak 22 mitra. Sedangkan untuk pengolahan non kayu, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah mempunyai 6 mitra KSP. Hubungan atau proses kerjasama akan lebih mudah apabila para mitra kerjasama tersebut mudah dalam berhubungan atau berkomunikasi. Hal ini akan lebih baik bila perusahaan – perusahaan tersebut dialokasikan pada satu tempat. Di sisi lain Rimba Graha merupakan bagian dari gedung milik Perum PerhutaniUnit I Jawa Tengah, yang bangunannya terpisah atau berdiri sendiri dari kantor induk. Rimba Graha ini berfungsi sebagai ruang pertemuan (convention hall) yang biasanya digunakan oleh Perum Perhutani untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Selain itu Rimba Graha juga disewakan pada pihak luar. Pada awal berdirinya, Rimba Graha merupakan salah satu gedung pertemuan dengan kondisi yang dapat dikatakan bagus, dan sering kali digunkan untuk acara-acara tertentu, misalnya : seminar, pernikahan, rapat kerja, atau sekedar pentas pertunjukan. Sekarang ini, seiring dengan munculnya gedung-gedung convention hall, maka terjadilah persaingan yang ketat. Meskipun secara kuantitatif jumlah penyewa Rimba Graha mengalami penurunan, akan tetapi sebenarnya Rimba Graha mempunyai potensi yang bagus, salah satunya berupa pencapaian yang mudah karena lokasinya dekat dengan pusat kota, yaotu Simpang Lima. Untuk meningkatkan daya saing yang erat dengan kualitas bangunan, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah berencana untuk mengembangkan atau meredesain Rimba Graha sebagai salah satu aset untuk memperoleh income bagi Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Secara umum apabila dipandang dari segi arsitekturalnya gedung kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sudah dan masih mempunyai tampilan yang dapat dikatakan bagus. Namun apabila dilihat dari segi fungsionalnya dan pengembangan perusahaan, maka kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah masih mempunyai potensi untuk dikembangkan, misalnya berdasarkan standar jumlah pegawai, kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah masih memerlukan tambahan luasan ruang. Selain itu sencana usulan rencana berupa penambahan ruang untuk kantor sewa yang diperuntukan bagi mitra KSP dan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, dapat dilakukan dengan tujuan kualitas dan fungsi gedung kantor dalam upaya pengembangan perusahaan sehingga dapat menambah pendapatan perusahaan. Usulan redesain yng dimaksudkan adalah berupaya redesain kantor dengan penambahan ruang kantor sewa dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, redesain Rimba Graha, serta penambahan fasilitas museum sebagai upaya pengembangan Museum Papak yang ada di KPH Gundih. Untuk selanjutnya kantor, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Rimba Graha, kantor sewa dan museum Perum Perhutani disebut dengan istilah Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Perencanaannya dalam pengembangan atau meredesain disesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Penciptaan bentuk arsitektur yang baru tanpa meningalkan tradisi atau budaya lingkungan pembentuknya. Jenis bangunan yang sesuai dengan konsep tersebut adalah arsitektur neo vernacular. Walaupun dari luar terdapat suatu bentukan yang modern, namun di dalamnya tetap mncerminkan unsur tradisional. Dalam penerapannya pada bangunan, juga dikombinasikan dengan analogi-analogi sebagai penjabaran visi dan misi Perum Perhutani. 2. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan Tujuan utama yang akan dicapai adalah meredesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang didalamnya terdiri atas kantor perhutani, Rimba Graha, kantor sewa, museum, fasilitas-fasilitas lainnya dan kantor sewa untuk mitra kerjasama pengolahan (KSP) maupun perusahaan-perusahaan lainnya yang bidang usahanya tidak bertolak belakang dengan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. 2) Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan yaitu Redesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di Semarang dengan Penekanan Arsitektur Neo Vernakular. 3. Manfaat Manfaat yang hendak diperoleh dari pembahasan ini adalah sbb : 1) Secara Obyektif a) Konsep pengembangan yang menitik beratkan pada penanganan permasalahan dan potensi yang mengacu pada pendekatan perancangan Arsitektur Neo Vernacular dapat sebagai masukan dan arahan redesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dan pihak-pihak yang terkait. b) Menjadi kontribusi terhadap pembangunan sektor kehutanan sebagai salah satu sektor perekonomian negara dalam upaya mendukung penggalangan pendapatan negara. 2) Secara Subyektif a) Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk desain grafis. b) Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA 8649) yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan sarjana strata (S1) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan penyusunan landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Redesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di Semarang, Penekanan Arsitektur Neo Vernacular mempunyai penekanan pada perencanaan bangunan berlantai banyak (kantor Perum Perhutani dan kantor sewa), museum dan Rimba Graha serta fasilitas penunjang lainnya. Lingkup pembahasan diarahkan dengan memperhatikan berbagai faktor dalam waktu 10 tahun, sehingga perencanaan bangunan Kompleks Kantor Perum Perhutani yang aktivitas utamanya adalah kegiatan perkantoran masih dapat memenuhi fungsi beberapa tahun mendatang. Pembahasan perencanaan dan perancangan baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan arahan kebijaksanaan perencanaan kota Semarang, pendekatan ilmiah dan asumsi untuk menjawab permasalahan yang ada sesuai dengan kemampuan, yang nantinya menghasilkan landasan program untuk menuju ke perencanaan fisik. 5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah matode deskriptif analitis yaitu dengan menjelaskan dan menguraikan tentang data-data yang didapatkan bik data primer maupun data sekunder kamudian dianalisis dengan mengacu pada konteks permasalahan yang muncul. Pencarian data ditempuh dengan cara studi literatur, wawancara dan observasi lapangan yang dilakukan pada obyek – obyek terpilih dan dianggap mmiliki potensi dan kondisi relevan terhadap judul. 6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Redesain Redesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, meliputi : BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang tema secara umum redesain Redesain Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang didalamnya meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir. BAB II Tinjauan pustaka dan tinjauan umum Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, meliputi studi kepustakaan, pengertian, riwayat berdirinya Perum Perhutani, visi dan misi Perum Perhutani, wilayah kerja, bidang kegiatan Perum Perhutani, kegiatan pengelolaan kinerja hutan, mitra kerja sama Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, dan pengembangan. BAB III Tinjauan Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di Semarang. Berisi tentang tinjauan kota Semarang dan pengamatan Kompleks Kantor Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di Semarang. BAB IV Studi banding Gedung Manggal Wanabakti di Jakarta Meliputi pengertian, sejarah pembangunan kompleks Gedung Manggala Wanabakti, struktur organisasi, aktivitas, bangunan, hasil dan kesimpulan. BAB V Batasan dan anggapan Berisi tentang batasan dan anggapan yang dihasilkan dari analisis dan akan diterapkan pada program perencanaan dan perancangan. BAB VI Pendekatan dan Analisis Program dasar perencanaan dan perancangan Berisi tentang dasar pendekatan, pendekatan pengguna bangunan, analisis kegiatan, kebutuhan jenis ruang, satndar besaran ruang, kapasitas besaran ruang, pola sirkulasi, sistem penataan ruang dalam, sistem penataan ruang luar/landscape, fisiologi ruang dan bangunan, sistem struktur, utilitas dan kelengkapan bangunan, serta pendekatan arsitektur neo vernacular. BAB VII Konsep dan program dasar peencanaan dan perancangan Berisi tentang konsep dasar perencanaan dan penentuan kelubutan luas tapak.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 26274 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 22 Feb 2011 10:52 |
Last Modified: | 22 Feb 2011 10:52 |
Repository Staff Only: item control page