Muhammad Shidqy, Muhammad Shidqy (2010) Lintang Citra Christiani. Undergraduate thesis, Diponegoro University.
| PDF 66Kb |
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa museum di Indonesia pada kenyataannya belum dijadikan suatu alternatif utama bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu sekaligus berwisata dan menambah ilmu. Selain itu tingkat aspirasi masyarakat terhadap dunia sejarah dan kebudayaan, khususnya museum juga masih sangat rendah. Padahal museum memiliki potensi yang besar sebagai alternatif utama bagi masyarakat dalam mencari hiburan dan menambah wawasan, dikarenakan museum adalah tempat berkumpulnya berbagai hasil kebudayaan manusia dan lingkungan, serta tentu saja dapat menampilkan hal ini secara menarik. Museum Nasional, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian karena statusnyaa sebagai museum pusat di Indonesia tetapi dengan prestasi yang kurang membanggakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi strategis seperti apa yang paling tepat dan efektif dalam meningkatkan jumlah pengunjung Museum Nasional. Penelitian ini didasarkan pada teori dalam kajian komunikasi strategis (Patterson & Radtke), teori Komunikasi Pemasaran Terpadu (De Lozier), teori AIDA (Elmo Lewis), teori komunikasi persuasif (Littlejohn), teori pemasaran (Philip Kotler & Armstrong), teori strategi dan pemasaran (Kotler, Neil and Philip Kotler), teori marketing dan public realtions bagi museum dan galeri (Sue Runyard & Ylva French), dan teori Marketing and Public Relations (Thomas L. Harris). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk pada tipe penelitian eksploratif dengan pendekatan konstruktivis. Subyek dalam penelitian ini adalah Museum Nasional dengan melibatkan informan yaitu Kepala Museum Nasional, karyawan yang berada pada Bidang Bimbingan dan Publikasi, dan orang-orang di luar Museum Nasional yang sering berinteraksi dengan Museum Nasional seperti pengunjung dan komunitas. Teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini mengacu pada metoda studi kasus dari Robert K Yin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini Museum Nasional masih menerapkan cara-cara yang sangat tradisional dalam mengkomunikasikan dan mempromosikan dirinya terhadap masyarakat. Tidak terdapatnya suatu program komunikasi strategis yang terencana dengan baik di Museum Nasional. Dan Museum Nasional belum memanfaatkan segala kelebihan yang dimilikinya ini dengan maksimal. Museum Nasional harus beralih menerapkan pola-pola modern yang berbasis kepada kepuasan pengunjung agar menjadikan dirinya sebagai top of mind di masyarakat ketika sedang berbicara tentang museum dan menjadi museum yang dapat dijadikan role model bagi museum-museum lainnya di Indonesia. Keywords: komunikasi strategis, public relations, marketing Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa museum di Indonesia pada kenyataannya belum dijadikan suatu alternatif utama bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu sekaligus berwisata dan menambah ilmu. Selain itu tingkat aspirasi masyarakat terhadap dunia sejarah dan kebudayaan, khususnya museum juga masih sangat rendah. Padahal museum memiliki potensi yang besar sebagai alternatif utama bagi masyarakat dalam mencari hiburan dan menambah wawasan, dikarenakan museum adalah tempat berkumpulnya berbagai hasil kebudayaan manusia dan lingkungan, serta tentu saja dapat menampilkan hal ini secara menarik. Museum Nasional, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian karena statusnyaa sebagai museum pusat di Indonesia tetapi dengan prestasi yang kurang membanggakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi strategis seperti apa yang paling tepat dan efektif dalam meningkatkan jumlah pengunjung Museum Nasional. Penelitian ini didasarkan pada teori dalam kajian komunikasi strategis (Patterson & Radtke), teori Komunikasi Pemasaran Terpadu (De Lozier), teori AIDA (Elmo Lewis), teori komunikasi persuasif (Littlejohn), teori pemasaran (Philip Kotler & Armstrong), teori strategi dan pemasaran (Kotler, Neil and Philip Kotler), teori marketing dan public realtions bagi museum dan galeri (Sue Runyard & Ylva French), dan teori Marketing and Public Relations (Thomas L. Harris). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merujuk pada tipe penelitian eksploratif dengan pendekatan konstruktivis. Subyek dalam penelitian ini adalah Museum Nasional dengan melibatkan informan yaitu Kepala Museum Nasional, karyawan yang berada pada Bidang Bimbingan dan Publikasi, dan orang-orang di luar Museum Nasional yang sering berinteraksi dengan Museum Nasional seperti pengunjung dan komunitas. Teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini mengacu pada metoda studi kasus dari Robert K Yin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini Museum Nasional masih menerapkan cara-cara yang sangat tradisional dalam mengkomunikasikan dan mempromosikan dirinya terhadap masyarakat. Tidak terdapatnya suatu program komunikasi strategis yang terencana dengan baik di Museum Nasional. Dan Museum Nasional belum memanfaatkan segala kelebihan yang dimilikinya ini dengan maksimal. Museum Nasional harus beralih menerapkan pola-pola modern yang berbasis kepada kepuasan pengunjung agar menjadikan dirinya sebagai top of mind di masyarakat ketika sedang berbicara tentang museum dan menjadi museum yang dapat dijadikan role model bagi museum-museum lainnya di Indonesia. Keywords: komunikasi strategis, public relations, marketing
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 26041 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 27 Jan 2011 11:27 |
Last Modified: | 27 Jan 2011 11:27 |
Repository Staff Only: item control page