Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Jumlah Konsumsi ”Minuman Berenergi” Pada Siswa SMA

Abstract

Latar Belakang : Penggunaan suplemen berbahan utama kafeina, taurin, dan vitamin B dengan tujuan mengganti energi yang hilang, meningkat di kalangan remaja. Efek yang dirasakan setelah mengkonsumsi ”minuman berenergi”, lebih disebabkan pengaruh zat stimulan kafeina. Konsumsi ”minuman berenergi” secara berlebihan justru merugikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, motivasi, aktivitas fisik, jumlah konsumsi kafeina dengan jumlah konsumsi ”minuman berenergi”. Metoda : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional pada remaja siswa SMA Negeri 1 Juwana selama bulan November – Desember 2010. Sampel diambil sejumlah 94 sesuai kriteria secara stratified random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data konsumsi ”minuman berenergi”, pengetahuan, sikap, motivasi, jumlah konsumsi kafeina melalui angket, aktivitas fisik menggunakan formulir record aktivitas 3x24 jam, berat badan menggunakan timbangan digital. Analisis data menggunakan Kolmogorov Smirnoff dan uji Spearman. Hasil : Hasil uji menunjukkan hubungan jumlah konsumsi ”minuman berenergi” dengan pengetahuan rs = -0,411 (p = 0.000), motivasi rs= 0.455 (p = 0,000), aktivitas fisik rs = 0,298 (p = 0,003), konsumsi kafeina rs = 0,312 (p = 0,002), sikap rs = 0,165 (p = 0,111). Kesimpulan : Semakin rendah pengetahuan maka jumlah konsumsi ”minuman berenergi” semakin banyak. Semakin tinggi motivasi, aktivitas fisik, konsumsi kafeina, maka jumlah konsumsi ”minuman berenergi” juga semakin banyak. Tidak ada hubungan antara sikap dengan jumlah konsumsi ”minuman berenergi”.