EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG

PUTRI HAPSARI, TITIS (2010) EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
51Kb

Abstract

Latar Belakang Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah mempunyai kedudukan yang penting dalam berbagai aspek pembangunan seiring dengan diberlakukannya kebijaksanaan desentralisasi. Sebagai salah satu titik utama dari pusat-pusat pertumbuhan JOGLOSEMAR (Jogja-Solo-Semarang), Semarang mempunyai peran dan fungsi sebagai pengembangan industri dan pariwisata (Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2000-2010). Pesatnya perkembangan Kota Semarang ditandai dengan maraknya pembangunan fisik kota, yaitu munculnya tempat-tempat sebagai pusat perdagangan dan industri, serta semakin lengkapnya sarana transportasi baik darat, laut, maupun udara. Hal ini tentu merupakan suatu perkembangan ekonomi kota yang baik sehingga menimbulkan berbagai dampak dalam seluruh kehidupan masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi di Semarang ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain : Semarang sebagai pintu gerbang wisata Jawa Tengah. Semarang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Telah diadakannya perbaikan infrastruktur, terutama transportasi kota (Setiya Joko Santosa, 1997). Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah sendiri pada tahun 2006 tercatat sebesar 5.537 unit perusahaan yang berarti jumlah perusahaan industri besar dan sedang naik 56,24% dari tahun sebelumnya (Jawa Tengah Dalam Angka 2009). Fenomena perekonomian inilah yang cenderung menuntut adanya peran aktif dari para eksekutif untuk lebih banyak menggali potensi perekonomian daerahnya, serta memainkan peranan yang lebih besar dalam merangsang aktivitas ekonomi daerah. Perkembangan ekonomi yang cukup pesat ini menimbulkan berbagai pola kehidupan sosial yang berbeda-beda pada masyarakat. Perbedaan pola kehidupan masyarakat ini dapat dikelompokkan dalam strata-strata tertentu (Emirina Fatimah Sjahab, 1997). Pada perkembangannya golongan pemegang kendali suatu perusahaan atau instansi atau yang biasa disebut dengan eksekutif menjadi suatu golongan tersendiri dalam masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan mungkin pendidikan yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Golongan ini menjadi suatu bentuk kumpulan orang-orang eksklusif yang pada kegiatannya tidak mampu diikutsertakan oleh golongan masyarakat yang berbeda. Sebagai kalangan yang memiliki tingkat kesibukan tinggi, para eksekutif ini pada saat-saat tertentu akan merasakan adanya kebutuhan untuk membebaskan diri dari lingkungan kerjanya sehari-hari guna menghilangkan kejenuhan atau mengurangi ketegangan yang terjadi. Kebutuhan tersebut menjadi penting karena seperti diutarakan oleh R. Wayne Mondy dalam bukunya Human Resource Management, tingkat kejenuhan dan kebosanan yang tinggi akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas para eksekutif, dan bahkan pada tingkatan yang ekstrim hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan para eksekutif tersebut. Untuk itu, mereka memerlukan suatu tempat yang dapat melepaskan ketegangan dan bersantai baik dalam melakukan lobi bisnis maupun kegiatan olah raga dan rekreasi. Kecenderungan ini juga tampak pada kota Semarang. Sampai saat ini, kebutuhan akan tempat tersebut, khususnya di Kota Semarang hanya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, seperti mengadakan pertemuan dengan mitra bisnis di luar kantor, yaitu di café atau restoran yang selain memenuhi ketenangan yang diperlukan, juga sifat rekreatif yang dirasakan, dibandingkan dengan mengadakan pertemuan di kantor. Tempat yang dipilih pun berdasarkan suatu kebutuhan golongan eksekutif untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai golongan yang prestise dalam masyarakat. Selain itu sebagai manusia, golongan masyarakat inipun memerlukan kesegaran jasmani dan rohani, yakni dengan berekreasi dan berolahraga untuk dapat terus berkarya dalam pekerjaannya baik sendiri maupun bersama keluarga. Kegiatan rekreatif ini juga dapat menunjang kegiatan bisnisnya dengan berekreasi dan berolahraga sambil berkomunikasi bersama mitra bisnisnya. Di samping itu, umumnya fasilitas-fasilitas ini belum memenuhi kelengkapan fasilitas, baik untuk kegiatan bisnis maupun rekreatif. Sedangkan untuk kepentingan bisnisnya, misalnya untuk pertemuan resmi, biasanya memanfaatkan fasilitas yang ada di hotel. Untuk memenuhi kebutuhan formal dalam bisnisnya dan memenuhi kebutuhan relaksasinya, para eksekutif harus berpindah dari satu wadah (misalnya di hotel untuk mengadakan suatu pertemuan) ke wadah lain (misalnya ke klub olahraga untuk menyegarkan pikiran dan tubuh). Di sisi lain, para eksekutif harus mengatur waktu padatnya untuk dapat memenuhi kedua kebutuhannya tersebut. Dilihat dari keadaan Kota Semarang dan kondisi perekonomiannya yang cukup baik, dapat dikatakan bahwa pelaku bisnis atau golongan eksekutif di Semarang selayaknya sudah dapat menikmati suatu wadah di luar kantornya yang mampu memenuhi kebutuhan bisnis (formal) sekaligus kebutuhan rekreatifnya (non-formal) sehingga mendorong tumbuh berkembangnya bisnis dan ekonomi Kota Semarang. Dari uraian tersebut di atas, di Semarang dibutuhkan sebuah wadah yang dapat digunakan oleh para golongan pebisnis maupun golongan eksekutif sebagai tempat pertemuan (meeting) bisnis antar perusahaan baik dari dalam kota maupun luar kota yang dinilai belum ada di Kota Semarang. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Executive Club yang didukung dengan sarana rekreatif dan olahraga baik untuk perorangan maupun keluarga yang dapat mendukung kegiatan bisnis itu sendiri dengan penekanan desain bangunan Arsitektur Post Modern yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia. Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah untuk mendapatkan dan merumuskan permasalahan dan menggali segala tuntutan dan kriteria dasar sehingga diperoleh data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Executive Club di Semarang. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah merumuskan landasan konseptual perencanaan dan konsep dasar perancangan Executive Club di Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide line aspect) sebagai wadah kegiatan pertemuan, hiburan, rekreasi, wisata, dan penunjang aktivitas bisnis yang dapat berfungsi secara optimal dan sesuai panduan. Manfaat Subyektif Manfaat subyektif dari laporan ini adalah sebagai pedoman perancangan grafis bangunan Executive Club di Semarang dan untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Obyektif Secara obyektif, laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan baik mahaiswa arsitektur dan kalangan arsitek maupun pihak lain yang membutuhkan. Lingkup Pembahasan Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan “Executive Club di Semarang” adalah bangunan tunggal yang bercirikan arsitektur post modern tanpa meninggalkan unsur-unsur lokal dengan fungsi sebagai wadah multi-aktivitas baik yang bersifat formal maupun non formal berserta dengan perancangan tapak/lansekapnya, sedangkan hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur yang mempengaruhi, melatarbelakangi, dan mendasari faktor-faktor perancangan akan dibatasi, dipertimbangkan atau diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. Ruang Lingkup Spasial Meliputi aspek kontekstual tapak terpilih dengan memperhatikan potensi, kendala dan prospek bagi berdirinya suatu bangunan Executive Club di Semarang. Metode Pembahasan Metode yang diterapkan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian dengan memaparkan, baik data literature, wawancara, maupun data lapangan, yang kemudian digabungkan dan dianalisa berdasarkan pengetahuan disiplin ilmu arsitektural yang terkait untuk memperoleh rumusan suatu program perencanaan dan perancangan. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data adalah: Studi Literatur Merupakan metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan, pengumpulan data dan peta melalui instansi yang berwenang, studi kasus melalui buku, artikel Koran/majalah, brosur/catalog, dan situs internet mengenai obyek sejenis yang dalam hal ini terkait dengan pembahasan. Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak terkait dan kompeten dengan topic permasalahan untuk mendapatkan data, informasi, dan permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Executive Club di Semarang. Survey/Observasi Lapangan Dilakukan dengan mengadakan pengamatan di beberapa obyek Executive Club dan lokasi tapak serta instansi lain yang berkaitan erat dengan permasalahan. Dari hasil observasi obyek ini akan dilakukan studi banding untuk mendapatkan kriteria yang akan diterapkan pada perencanaan dan perancangan Executive Club di Semarang. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan pada Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Executive Club di Semarang adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, manfaat, lingkup pembahasan serta metode, dan sistematika pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Merupakan uraian teori-teori yang berkaitan dengan executive club secara umum, pengertian, sejarah perkembangan executive club, kelembagaan dan keanggotaan, pelaku dan jenis aktivitasnya, serta beberapa teori tentang penekanan desain Arsitektur Post Modern. BAB III TINJAUAN EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Menguraikan tentang tinjauan Kota Semarang secara umum, tinjauan kondisi dan potensi Kota Semarang secara khusus, serta pengamatan pada beberapa executive club yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Executive Club tersebut. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang aspek-aspek batasan dan anggapan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan Executive Club di Semarang. BAB V PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Merupakan pendekatan yang mencakup analisa berbagai aspek perencanaan, pendekatan standar untuk mendapatkan program ruang, pendekatan pemilihan lokasi dan tapak serta pendekatan implementasi konsep arsitektural. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Merupakan rumusan konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan yang akan digunakan dalam perancangan fisik. G. Alur Pikir

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:25242
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Jan 2011 10:52
Last Modified:10 Jan 2011 10:52

Repository Staff Only: item control page