Evaluasi Terminal Mangkang sebagai Terminal tipe A Kota Semarang terhadap Lalu Lintas disekitarnya

Sipil, Teknik (2009) Evaluasi Terminal Mangkang sebagai Terminal tipe A Kota Semarang terhadap Lalu Lintas disekitarnya. Undergraduate thesis, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
468Kb

Abstract

Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat meningkatkan mobilitas penduduk, terciptanya ongkos pengiriman barang-barang terdapatnya pengangkutan barang-barang dengan kecepatan yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas/sifat dari jasa-jasa pengangkutan tersebut. Secara langsung ataupun tidak, transportasi yang efektif dan efisien sangat menentukan perkembangan pembangunan perekonomian pada umumnya. Kota Semarang mempunyai peran yang sangat strategis. Selain secara administratif Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah, dilihat dari sisi transportasi, Kota Semarang merupakan titik tengah jalur Pantura dari Jakarta menuju Surabaya. Kota Semarang juga terletak pada simpul jalur penghubung utama antara jalur jalan sepanjang Pantai Utara dan jalur jalan sepanjang Pantai Selatan yaitu jalur Semarang -Yogyakarta. Keuntungan lokasi ini menjadikan Kota Semarang akan terus berkembang menjadi simpul jasa dan distribusi serta pintu gerbang menuju wilayah-wilayah lainnya. Hal ini juga didukung oleh angkutan kereta api (Stasiun Kereta Api Tawang dan Stasiun Kereta Api Poncol), transportasi laut (Pelabuhan Tanjung Emas), transportasi udara (Bandara Ahmad Yani) dan transportasi darat (Terminal Mangkang, Terminal Terboyo dan Terminal Banyumanik). Dalam sistem perkotaan nasional, kedudukan Kota Semarang merupakan kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional, dan terletak di antara dua kutub pertumbuhan perekonomian, yaitu Jakarta di sebelah Barat dan Surabaya di sebelah Timur. Kedua kutub ini memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Semarang, seperti terlihat pada Gambar 1.1 pada halaman berikut. Oleh karena itu, perlu adanya strategi guna menarik pertumbuhan ke Semarang, minimal dalam menampung arus pergerakan regional Jawa Tengah khususnya dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini untuk Transportasi darat dengan mengkaji Terminal Mangkang. Penetapan sebagai pusat kegiatan nasional ini karena Kota Semarang berpotensi sebagai : 1. Pusat pengembangan transpostasi yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan nasional dan mempunyai potensi untuk mendorong daerah sekitarnya. 2. Pusat jasa pemerintahan untuk nasional atau meliputi beberapa propinsi 3. Pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau propinsi. Menurut UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 68 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum, pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul transportasi. Dahulu Kota Semarang dilayani oleh satu Terminal A, yaitu Terminal Terboyo yang terletak di sebelah timur Kota Semarang, dengan kondisi yang dirasa kurang efektif dalam upaya untuk mengatur perjalanan yang berasal dari daerah barat Jawa (Jakarta, Bandung, Cirebon) menuju arah Yogyakarta, Solo dan Magelang dan sebaliknya lewat jalan tol seksi A dan seksi C yang cenderung tidak berhenti di Terminal Induk Terboyo. Berdasarkan Studi Masterplan Transportasi Tahap I ditetapkan bahwa Terminal Mangkang sebagai salah satu terminal kelas A yang terletak di sebelah barat Kota Semarang. Pengembangan terminal Mangkang menjadi terminal kelas A diharapkan akan menambah volume lalu lintas yang tentunya mempengaruhi sistem pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya. Permasalahan konflik pergerakan kendaraan keluar atau masuk terminal dan ruas jalan maupun persimpangan yang kritis di sekitar terminal pada jam sibuk dan juga masalah kedisiplinan pengemudi merupakan dampak lalu lintas yang perlu dikaji. Hasil kajian dari tugas akhir ini diharapkan akan memberikan rekomendasi berupa upaya yang dilakukan terhadap sistem lalu lintas dan prasarana yang ada untuk menghadapi tambahan beban akibat pengembangan terminal.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
ID Code:25047
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:30 Dec 2010 13:17
Last Modified:30 Dec 2010 14:40

Repository Staff Only: item control page