KEDUDUKAN HUKUM ANAK ASTRA DALAM HUKUM WARIS ADAT BALI SETELAH ORANG TUA BIOLOGISNYA KAWIN SAH ( STUDI KASUS DI LINGKUNGAN MONJOK GRIYA, KELURAHAN MONJOK, KECAMATAN SELAPARANG, KOTA MATARAM – NTB )

Widyantha, Ida Made (2010) KEDUDUKAN HUKUM ANAK ASTRA DALAM HUKUM WARIS ADAT BALI SETELAH ORANG TUA BIOLOGISNYA KAWIN SAH ( STUDI KASUS DI LINGKUNGAN MONJOK GRIYA, KELURAHAN MONJOK, KECAMATAN SELAPARANG, KOTA MATARAM – NTB ). Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
376Kb

Abstract

ABSTRAKSI Pada masyarakat Hindu di Lombok mengenal dua macam istilah untuk untuk penyebutan anak luar kawin yaitu anak bebinjat dan anak astra, yang mana perbedaannya terletak pada diketahui atau tidaknya bapaknya dan masalah kasta. Terhadap kelahiran anak astra itu sering terjadi pengakuan dan atau pengesahan oleh orang tuanya (Bapak biologisnya), maka anak yang bersangkutan menjadi anak sah, sehingga berpengaruh terhadap kedudukan hukum anak astra tersebut dalam pewarisan. Namun tidak demikian halnya dengan apa yang terjadi di Lingkungan Monjok Griya, yang kemudian menimbulkan permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu; bagaimana kedudukan hukum anak astra dalam hukum kekeluargaan di Lombok setelah orang tuanya kawin sah, bagaimana kedudukan hukum anak astra dalam hukum waris adat Bali di Lombok setelah orang tuanya kawin sah, bagaimana kedudukan hukum anak astra setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sehingga mempunyai tujuan penelitian, yaitu; untuk mengetahui kedudukan hukum anak astra dalam hukum kekeluargaan di Lombok setelah kedua orang tua biologisnya kawin sah, untuk mengetahui kedudukan anak astra yang kedua orang tua biologis yang telah kawin sah terhadap harta warisan dari orang tuanya, untuk mengetahui kedudukan hukum anak astra setelah di undangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis emperis, yaitu dengan melakukan penelitian secara timbal balik, antara hukum dengan lembaga non doktrinal yang bersifat emperis dalam menelaah kaidahkaidah hukum yang berlaku di masyarakat, dengan menggunakan tenik pengumpulan data terhadap hasil yang diperoleh dari sumber data kepustakaan (data sekunder) dan terhadap sumber data lapangan (data primer), data yang terkumpul kemudian akan di analisis secara deskriptif analitis, yaitu mencari dan menentukan hubungan antara yang diperoleh dari penelitian dengan landasan teori yang ada di samping itu juga digunakan metode analisis kualitatif dengan tujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti. Dengan hasil penelitian bahwa anak astra di Lingkungan Monjok Griya tidak dapat untuk dilakukan pengakuan maupun pengesahan untuk menjadi anak sah, anak astra yang kedua orang tua biologisnya kawin sah tidak berhak mewaris dari kedua orang tuanya tersebut, karena ia tidak mempunyai hubungan hukum dengan kedua orang tua biologisnya yang telah kawin sah, walaupun ia mendapat tunjangan hidup dari bapak biologisnya, kedudukan anak astra sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 akan mempunyai hubungan perdata dengan bapak atau ibunya secara biologis apabila ia diakui oleh mereka sedangkan kedudukan anak astra setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 demi hukum hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dengan demikian diharapkan peranan dari Parisada hindu Dharma dalam hal ini sebagai lembaga yang menaungi umat Hindu agar dapat membuat aturan yang jelas dan tegas mengenai kedudukan seorang anak astra, agar anak astra tersebut dapat merasakan keadilan dalam hidupnya. Kata kunci : Kedudukan Hukum, Anak Astra, Hukum Waris Adat Bali. ABSTRACT In the Hindu community in Lombok familiar with two kinds of terms for foreign children to the mention of child marriage and child bebinjat astra, which is known the difference lies in whether or not his father and caste issues. Astra child birth to it often occurs or the recognition and endorsement by the parents (biological father), then the child becomes legitimate child, and therefore contributes to the legal status of children in inheritance astra. But not so with what was happening in the Environment Monjok Griya, which then lead to problems interesting to study, namely, how the child's legal standing within the legal astra kinship in Lombok after his parents 'marriage valid, how the legal status of children in inheritance law astra traditional Balinese in Lombok after his parents' marriage valid, how the legal status of children after the application of law astra - Law No. 1 Year 1974 on Marriage, which has the purpose of the study, namely; to know the child's legal status in the legal astra kinship in Lombok after his biological parents legally married, to know the status of the child's second astra biological parents who have been married legally to the property inherited from their parents, to know the legal status of children after the legislated astra Law No. 1 Year 1974 on Marriage. In this study, the author uses the method emperis juridical approach, namely to conduct mutual research, between the legal institutions are non-doctrinal emperis in examining the legal rules applicable in the community, using data collection tenik the results obtained from the source literature data (secondary data) and the sources of field data (primary data), data collected will then be analyzed by descriptive analytical, that is looking for and determine the relationship between that obtained from the study with existing theoretical beside it is also used qualitative analysis methods with the aim to understand or understand the phenomenon under study. With the results of research that children in the Environment astra Griya Monjok not able to do the recognition and validation to be a legitimate child, the child astra second married biological parents are not legally entitled to inherit from both parents, because he had no legal relationship with both parents a married biological legitimate, even though he received alimony from the biological father, the child position astra before enforcement of Act No. 1 of 1974 will have a civil relationship with the father or the biological mother when he was recognized by them while the status of children after the application of law astra - Law No. 1 Year 1974 by law only have a civil relationship with her mother and her family. It is expected Parisada role of Hindu Dharma in this case as an institution that shelters Hindus in order to make the rules clear and firm about the status of a child astra, astra child so they can feel the justice of his life. Keywords: Status Law, Child Astra, Traditional Balinese Inheritance Law.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary
ID Code:24487
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:09 Dec 2010 08:29
Last Modified:09 Dec 2010 08:29

Repository Staff Only: item control page