TINJAUAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM KEWARISAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN KUH PERDATA

KARANI, PASNELYZA (2010) TINJAUAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM KEWARISAN ISLAM DAN HUKUM KEWARISAN KUH PERDATA. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
419Kb

Abstract

ABSTRAK Hukum kewarisan Islam dalam perkembangannya, mengenai ahli waris pengganti yang bertujuan untuk mencari rasa keadilan bagi ahli waris. Pada dasarnya ahli waris pengganti menjadi ahli waris karena orang tuanya yang berhak mewaris meninggal lebih dahulu dari pewaris. Permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem ahli waris pengganti dalam Hukum Kewarisan Islam dan bagaimana pula dalam Hukum Kewarisan KUH Perdata, 2. Bagaimana perbandingan ahli waris pengganti antara Hukum Kewarisan Islam dengan Hukum Kewarisan KUH Perdata. Untuk menjawab permasalahan diatas, maka penulis menggunakan penelitian hukum dengan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan mengutamakan meneliti bahan pustaka atau dokumen yang disebut data sekunder, berupa bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Spesifikasi penelitian adalah deskriptif analitis, yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang dilakukan dengan menggunakan cara kualitatif dari teori-teori hukum dan doktrin-doktrin hukum serta pendapat-pendapat pakar hukum Islam. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem ahli waris pengganti dalam kedua hukum kewarisan, hukum kewarisan Islam dan hukum kewarisan KUH Perdata terjadi apabila orang yang menghubungkannya kepada pewaris sudah meninggal dunia terlebih dahulu dari pewaris, dan haruslah mempunyai hubungan nasab (pertalian darah) yang sah dengan pewaris. Perbandingan ahli waris pengganti dalam kedua sistem hukum diatas yaitu sama-sama menggantikan kedudukan ahli waris yang lebih dahulu meninggal dari pewaris. Juga terdapat perbedaan diantaranya dalam hukum kewarisan bagian Islam bagian yang diterima ahli waris pengganti tidak sama persis dengan bagian yang seharusnya diterima ahli waris yang digantikannya, ahli waris pengganti dalam garis kebawah, keatas, ke samaping sedangakan dalam hukum kewarisan Perdata bagian yang diterima sama dan ahli waris pengganti tidak ada untuk garis keatas. Kata Kunci : Ahli Waris Pengganti, Hukum Kewarisan Islam, Hukum Kewarisan KUH Perdata. ABSTRACT In the development of Islamic inheritance law, there is amatter concerning substitute heirs having the purpose of searching for justice for the theirs. Basically, the substitute heirs become heirs because the parents having the inheritance rights have passed away before the inheritors. The formulated problems are as follows : 1. How is the system of substitute heirs in the Islamic Inheritance Law and also in the Inheritance Law of Civil Code ? 2. How is the comparison of substitute heirs between the Islamic Inheritance Law and Civil Code Inheritance Law. To answer the above-mentioned problems, therefore, the writer used a legal research conducted by prioritizing the observation of literature materials or documents named as secondary data, in form of primary, secondary and tertiary law materials. The research specification is the descriptive-analytical research, having the objective of giving descriptions, conducted by using qualitative methods and legal theories, legal doctrines, and opinions of Islamic Law experts. From the results of conducted research, therefore, it can be concluded that the system of substitute heirs in both inheritance laws, Islamic Inheritance Law and Civil Code Inheritance Law, may take place if the persons having the relation to the inheritors have passed away before the inheritors, and they should have the legal nasab (blood line) relation to the inheritors. The comparison of substitute heirs in both legal systems are, both of them replace the position of heirs who have passed away before the inheritors. There are also differences, one of them is that, in the Islamic Inheritance Law, the part received by the substitute heirs is not precisely the same as the part that should be received by the heirs substituted by them, substitute heirs in the down line, up line, and parallel line. Mean while, in the Civil Code Inheritance Law, the received part is the same and the substitute heirs do not exist for the up line. Keywords : substitute heirs, Islamic Inheritance Law, Civil Code Inheritance Law

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary
ID Code:24428
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:06 Dec 2010 08:01
Last Modified:06 Dec 2010 08:01

Repository Staff Only: item control page