Anindita , Widyashanti Kunthara (2009) CODE SWITCHING AND CODE MIXING IN RELATION TO POLITENESS PRINCIPLE. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Budaya.
| PDF - Published Version 10Kb |
Abstract
Salah satu fenomena kebahasaan yang sering terjadi pada masyarakat multi bahasa adalah alih dan campur kode. Alih kode terjadi pada saat seseorang beralih kode dari satu kode atau bahasa ke kode atau bahasa lainnya. Sedangkan campur kode terjadi saat seseorang mencampur elemen dari suatu bahasa (seperti kata, klausa, frase) ke elemen bahasa lainnya. Dalam berkomunikasi, seorang penutur tidak hanya menyampaikan informasi saja tetapi penutur tersebut harus dapat mengatur tutur katanya agar tidak menimbulkan konflik antara penutur dengan pendengar. Pembahasan dalam skripsi ini meliputi bentuk-bentuk alih dan campur kode serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kedua fenomena bahasa tersebut yang juga dikaitkan dengan Prinsip Kesantunan di Kolom Opini Pembaca, Kedaulatan Rakyat. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif di mana penulis lebih menekankan pada kata-kata. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik dokumenter atau studi kepustakaan. Kemudian penulis mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan teknik sampling purposif yaitu mengambil tuturan-tuturan yang mengandung jenis-jenis alih dan campur kode. Dari sampel yang didapat, penulis menganalisis sampel tersebut dengan menggunakan metode padan pragmatis dengan daya pilah pragmatis. Berdasarkan analisis data, penulis menemukan dua buah jenis alih kode ekternal, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, serta satu jenis alih kode internal, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Untuk campur kode, penulis menemukan semua jenis campur kode didalam bahasan skripsi ini. Faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode antara lain penutur telah mengetahui latar belakang lawan tuturnya sehingga penutur beralih kode untuk menunjukkan rasa solidaritas dan identitasnya kepada lawan tutur dan adanya pemilihan topik dimana penutur memilih suatu bahasa yang tepat untuk digunakan. Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode antara lain menunjukkan kemampuan penutur kepada lawan tuturnya karena penutur dapat menggunakan bahasa lain, menunjukkan rasa solidaritas dan identitas penutur, serta penutur hendak memberikan suatu maksud kepada lawan tutur. Penulis menemukan pematuhan Maksim Kebijaksanaan, pematuhan Maksim Kesederhanaan, pematuhan Maksim Kedermawanan, pematuhan Maksim Penghargaan dan pematuhan Maksim Simpati. Selain itu, penulis menemukan 2 jenis tindak ilokusi yaitu asertif (seperti menyatakan, mengkritik dan melaporkan) dan ekspresif (seperti menyatakan belasungkawa).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures |
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of English |
ID Code: | 2436 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 08 Dec 2009 14:50 |
Last Modified: | 08 Dec 2009 14:50 |
Repository Staff Only: item control page