KERUGIAN BANGUNAN PERUMAHAN AKIBAT ROB DAN ARAH KEBIJAKAN PENANGANNYA DI KELURAHAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG

ALI, MUHAMMAD (2010) KERUGIAN BANGUNAN PERUMAHAN AKIBAT ROB DAN ARAH KEBIJAKAN PENANGANNYA DI KELURAHAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
5Mb

Abstract

ASBTRAK Adanya gaya gravitasi dimana air akan mengalir ke daerah yang paling rendah dan mengisi seluruh ruang yang ada pada bagian yang lebih rendah, fenomena alam inilah yang menyebabkan air laut menggenangi beberapa tempat rendah pada kawasan pantai Kota Semarang yang sering disebut sebagai air laut pasang atau rob. Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena alam tersebut membawa konsekuensi bagi Pemerintah Kota Semarang maupun kelompok masyarakat yang terkena dampak secara langsung untuk menanggung kerugian. Kerugian tersebut antara lain kerusakan bangunan rumah akibat rob tersebut disamping kerugian-kerugian yang lain. Pada perumahan banyak rumah yang tergenang oleh rob sehingga dapat mengakibatkan kerusakan bangunan. Sampai dengan saat ini telah banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui dampak kenaikan air laut dan upaya-upaya penanganan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Kenyataan sampai sekarang rob masih saja terjadi dan masyarakat juga masih tetap tinggal di daerah rob seperti yang terjadi di Kelurahan Bandarharjo Semarang. Akibat adanya kerugian yang ditimbulkan tentunya masyarakat dan pemerintah harus menghitung besarnya kerugian yang di timbulkan. Tujuan dilakukan pengukuran kerugian adalah untuk mengetahui nilai kerugian pada bangunan perumahan akibat rob serta arah kebijakan penanganan yang akan dilakukan untuk penanganannya. Metode pengukuran kerugian dapat dilakukan untuk mengetahui besarnya kerugian akibat air laut pasang, yaitu dengan melihat kondisi fisik bangunan dan mengidentifikasi kerusakan serta kerugian yang terjadi dikalikan dengan indeks harga bangunan setempat, atau dengan memperhitungan kondisi yang ada dengan standar keandalan bangunan gedung. Mengukur kerugian yang diakibatkan oleh kenaikan air laut pasang menjadi hal penting, karena dengan pengukuran ini dapat memberikan informasi bentuk-bentuk kerusakan bangunan, kerugian biaya serta pertimbangan apabila akan melakukan investasi khususnya perumahan. Perhitungan kerugian bangunan perumahan ini juga dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk penanganan perumahan yang terkena dampak rob, serta mengetahui respon kebijakan yang akan dilakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah kota Semarang dalam menangani dampak rob tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerugian yang dialami akibat kenaikan air laut pasang atau rob pada Kelurahan Bandarharjo cukup besar yaitu sebesar lebih dari Rp. 16 Milyar, walaupun di daerah tersebut telah dilakukan penanganan akibat rob tersebut dengan mengahabiskan biaya lebih dari Rp.2.5 milyar, tetapi kerugian masih saja terjadi. Pemerintah dan masyarakat tentunya harus menyadari dan mengambil langkah penanganan kerugian tersebut, sehingga ke depan kerugian yang terjadi tidak bertambah besar.Kebijakan penanganan tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, tetapi juga harus melibatkan masyarakat setempat yang terkena dampak.Kebijakan yang diambil tidak bisa secara makro dalam menyelesaikan masalah ini tetapi harus melihat kasus yang terjadi, seperti pada Kelurahan Bandarharjo, penanganan harus melihat kondisi setiap wilayah pada Kelurahan tersebut. Kata kunci : Kerugian, Penanganan, Kebijakan ABSTRACT The gravity makes water flows to a lower area and this phenomenon also causes Semarang flooded with seawater, known locally as ’rob’ (high tides). The impact directly brings negative consequences to the government of Semarang and the main is, not to mention other losses, the damage of house construction. This is because the water does not flow back to the sea but it covers the house area. Some researches have been carried out to find the effect of the high tides as well as the efforts to cope with the problem. However, rob keeps flooding and the inhabitants remain in the surrounding area, as seen in Kelurahan Bandarharjo Semarang. Consequently, both the local government and the society have to calculate the damage to figure out the loss value of each house building in order to find the suitable solutions. To detect the loss the method of loss measurement is conducted by observing the physical condition and identifying the damages. The result is multiplied by the standard of the building’s strength. This measurement is important since it gives information about the types of damages, the cost of the damages, and other considerations if there might be any investment. This loss calculation is also needed as basic information to handle the effect of rob and to respond to the policies that will be taken both by the government and the society. The result shows that although the government has spent Rp 2.5 million to cope with the problem, Kelurahan Bandarharjo still suffers a financial loss of Rp 16 million. The government as well as the community should realize and take some steps to, at least, minimize the loss. In making a regulation, the government must involve the society that is directly affected by the high tides. However, a macro-policy cannot be done only by the government. They have to involve the local inhabitants by examining each case, such as that happens in Kelurahan Bandarharjo. Therefore, there will be a right solution to overcome this high tides problem. Keywords : loss, handling, policy

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning
ID Code:23702
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:04 Nov 2010 09:13
Last Modified:24 Nov 2011 11:05

Repository Staff Only: item control page