MERIYENES, DUBEL and RIWANTO, IGNATIUS and AUDAR, HAMID and BASUKI, SAPTADI SETYA (1998) PREDIKSI PERFORASI APENDIKS PADA KASUS APENDISITIS AKUTA. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.
| PDF - Published Version 165Kb | |
PDF - Published Version Restricted to Repository staff only 456Kb |
Abstract
Pada operasi apendaldomi yang Bering dilaksanakan sehari-hari banyak ditemui adanya apendiks yang mengalami perforasi pada penderita dengan diaguosa pra operasi Apendisitis akuta Dart data sekunder penderita yang dilakukan operasi apendektomi salaam periode Januari sampai dengan Desember 1996 di Bagian Bedah RSVP dr.Kariadi Semarang didapatkan 73 kasus dengan diagnosa pre operasi Apendisitis akuta, yang mane 19 kasus (26%) diautaranya didapatkan adanya perforasi pada apendiksnya. Dan penderita dolman diagnosa klinis Apendisitis akuta pada `cut-off" point' aka ktinik berapa yang bisa membedakan senora skint wawa Sus yang perforata dan non perforata 7. Thjuan penelitian adalab oink menentukan nilai `cut-off point' kejadian perforasi apendiks pada kasus dengan diagnosa klinis Apendisitis akuta Penelitian dilakukan terhadap manna penderita dengan diagnose klinis Apendisitis Salta yang dioporasi dan dirawat di Magian Bedah Karnak Sakit Umum Punt Dokter 1Corindi Semarang selama periode waktu April stunpai dengan Desember 1998 dens= jumlah sampel minimal 96 orang. Janis ponelitian yang digunakan adalah up dlagnostlk untuk kejadian perforasi apendiks pada kasus Apendisitis akuta yang belum inemberikan gejala Peritonitis generalisata, dan penedekatan 'Cress sectional' untuk mencari perbedaan skor apendiks non perforata dan perforata Subjek penelitian adalah sem= penderita Apendisitia akuta dewasa yang dilakukan apendektomi segera sesuai protokol, dengan data yang diambil meliputi: riwayat demam, riwayat anoreksia, nyeri perut kanan bawah saat batuk, kenaikan subs; badan, rebound tenderness, tanda Rowing, tanda psoas, lekositosis dan netrofilia. Diagnosa Apendisitia elute ditegaldcan dengan menggunalcan Skoring Diagnosis Apendisitis Akuta dengan anal >10, den setelah dilakukan apendektomi material dikirim Ice Bagian Patologi Anatomi untuk memastikan diagnosa Apendisitis akuta dan mengetabui ada tidaknya perforasi apendiks. Data kemudian dianalisa, dicari apakah ada perbedaan skor diagnosis antara penderita Apendisitis akuta non perforata dan Apendisitis akuta perforata. Jika didapat perbedaan, ditentukan pada 'cut-off point' berapakida terjadinya perbedaan tersebut yang mempunyai nilai spesifisitas dan sensitilitas serta akurasi tettinggi. Saimaa periode penelitian didapat 118 kasus Apendisitis akuta, yang terdiri 76 karma laki-laki dan 42 wants, 36 kasus diantaranya didapatkan apendiksnya mengalami perforasi dan sisanya tidak perforasi. Selma kasus dengan skor diagnosis sama Mau besar dan 10 adalah Beaus' dengan diagnosa Apendisitis alcuta seems patologi imatotni. Terdapat perbedaan yang bennakna antara apendiks yang tidak mengalami perforasi dengan apendiks yang mengalami perforasi pada kasus dengan diagnosa kinds Apendisitis akuta (p=0,0001). 'Cut-off point' kejadian perforasi apendiks pads kasus dengan diagnosa Minis Apendisitis akuta adalah 128, yang mempunyai sensitifitas 100%, spesifisitas 98,78% dan alcurasi 99,15%. pisaranktin untuk kasus dengan diagnosa Minis Apendisitis akuta yang mempunyai nilai skor > 128 sebaiknya dilakukan apendektomi dengan irisan median, sehingga angka infeksi paska operasi dapat ditekan menjadi lebih rendab, serta mempersingkat respon time tindakan operasi pada kasus dengan nilai skor mondekati angka 128.
Item Type: | Monograph (Documentation) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > Department of Medicine Faculty of Medicine > Department of Medicine |
ID Code: | 23567 |
Deposited By: | Mr UPT Perpus 2 |
Deposited On: | 27 Oct 2010 09:04 |
Last Modified: | 27 Oct 2010 09:04 |
Repository Staff Only: item control page