FLUKTUASI ASIMETRIS PADA BERBAGAI JENIS KERANG (BIVALVE) LAUT SEBAGAI UPAYA BIOMONITORING PENCEMARAN LINGKUNGAN PANTAI

WIDIANINGSIH, WIDIANINGSIH and KUNARSO, KUNARSO and HARTATI, RETNO (2002) FLUKTUASI ASIMETRIS PADA BERBAGAI JENIS KERANG (BIVALVE) LAUT SEBAGAI UPAYA BIOMONITORING PENCEMARAN LINGKUNGAN PANTAI. Documentation. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

778Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
251Kb

Abstract

Bivalve (kerang-kerangan merupakan organisme benthos yang memiliki peranan sebagai penyanggah dalam menetralisir, meredam dan menguraikan bahan¬bahan pencemaran dengan sistem "feeding filter" dalam memperoleh makanan di perairan. Maka tak dapat dielakkan lagi organisme ini merupakan tempat terakumulasinya bahan-bahan pencemar hg, Cd, Cu dan Pb. Bahan-bahan pencemar balk yang organic maupun yang anorganik dapat mengakibatkan tekanan lingkungan terhadap beberapa jenis kerang-kerangan dan organisme benthos lainnya. Sehingga pada alchimya dapat mempengaruhi tingkat perkembangan stabil itas organisme hidup. Dalam penelitian ini permasalahan yang timbul adalah terdapatnya penimbunan logam beret seperti Hg, Cd, Cu, Pb, pestisida, dan limbah domestik di kawasan perairan pantai dapat menyebabkan adanya perubahan tingkat kestabilan morfologi, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya perubahan bentuk dari yang simetris menjadi tidak simetris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tingkat pencemaran oada perairan pantai di wilayah padat industri yang sarat akan pemukiman penduduk dengan melihat dan mengkaji pola tingkah laku perkembangan cirri morfologi bilvalve dengan mengukur tingkat flulctuasi asimetris pada karakter panjang dan tinggi cangkang sisi kin dan kanan. Pada penelitian ini digunakan sampel kerang dari jenis A. inflata. A. granosa • dan Paphia textile yang sebelumnya dipastikan terlebih dahulu bahwa spesies-spesies ini memmang merupakan spesies yang memiliki panjang dan tinggi cangkang yang sama (simetris) baik untuk sisi kanan maupun kin. Contoh kerang di ambil dari lokasi perairan Semarang, Kendal, Demak dan Jepara. Dalam penelitian ini Jepara merupakan wilayah kontrol bagi wilayah pantai lainnya. Karena pada perairan wilayah Jepara tidak terdapat industri berat yang memiliki limbah beracun. Pengambilan sample dilakukan pada 3 kali pengamatan yaitu: bulan Juni, Juli dan Agustus 2002. Nilai asimetris dihitung sebagai jumlah kuadrat pada perbedaan antara sisi kiri dan kanan yang dibagi dengan dengan jumlah populasi yang diamati: E(L-R)2/N, dimana L merupakan karalcter ukuran panjang dan tinggi cangkang sisi kiri, sedangkan untuk sisi kanan diberi notasi R, dan. N adalah jumlah populasi yang clinker. Tes untuk fluIctuasi asimetris akan dilalcukan menurut teori Palmer (1994) dengan menerapakan uji t pada independent samples test. (SPSS program). Kerang inlfata memiliki nilai rata-rata fluktuasi asimtris yang tertinggi di perairan Semarang sebesar 2,27 untuk Icarakter ukuran tinggi canglcang dart FA = 1,995 . unutulc karakter ukuran panjang cangkang. Kemudian diikuti dengan perairan Kendal, Demak dan Jepara. Sedanglcan untuk kerang ,4. graliosa, nilai rata-rata flulctuasi asimetris yang tinggi dicapai oleh perairan Kendal (FA = 1,151 untuk karakter panjang cangkang, dan FA = 1,107 untuk karakter tinggi canglcang), kemudian diikuti oleh perairan Semarang, Demak dan Jepara. Dalam penelitian ini Jepara ditetaplcan sebagai lokasi kontrol terhadap perkembangan stabilitas organisme. Berdasarkan analisa pembandingan lokasi terhadap nilai fluktuasi asirnetris , terlihat bahwa terdapat perbedaan sangat nyata nilai tengah antara lokasi Semarang vs Jepara, Kendal Vs Jepara, Demak vs Jepara untuk jenis kerang A. inflata dan A. granosa. Sedangkan untuk jenis kerang Paphia textile tidaklah menunjukkan nilai perbedaan fluktuasi asimetris yang berarti untuk lokasi Semarang vs Demak. Fluktuasi asimetris sangat potensial digunakan sebagai sistem biomonitoring tennasuk dalam pendugaan dampak lingkungan dari logam berat dan zat-zat beracun lainnya, perubahan suhu, perubahan salirtitas, penurunan lapisan ozon, pertambangan dan industri, perusakan habitat dan penggunaan bahan kimia barn dan pestisida. Bivalve is one of benthic organism which has important role as buffer of environment in neutralized and break down some pollutant materials with feeding filter system for getting food in their hakitat. So it can be deny that in this organism there are so much accumulation agent pollutions heavy metals such as Hg, Cd, Cu, Pb, Zn and soon. Not only organic waste can cause environment stress, but also inorganic waste toward some of bivalves and the others benthic organisms. So, finally, the pollutant agents can influence level development stability of living organisms who live on the coastal water area. There are a lot of problems in accumulation of heavy metal such as Hg, Cd, Cu, Pb, Tin, Zn, pesticide and domestic waste on the coastal area water can cause changes in level of stability of morphology. Then it can cause morphology changes from symmetry to asymmetry. This research has purpose to bow and to learn level of pollution in coastal water, where has a lot of industries with through and learn how behavior of development characteristic of morphology of bivalve with measuring level of fluctuating asymmetry on length and height character in left and right side of valve. Anadara inflata, Anadara granosa and Paphia textile were used for material object in this research. Before that that bivalves were identified until species and made sure that bivalve is one kind of symmetry valve classification. Bivalve samples were taken from Semarang, Kendal, Demak and Japans waters. In this research, Jepara water was used for control area, because there were uo pollution in that water. Samples were taken with three time during June, July and August 2002. For each samples, asymmetry values were calculated as the squared signed differences between left and right sides divided by number of individual score E(L-R)2/N. For testing of fluctuating asymmetry were done according Palmer's theory (1994) and to apply this value of fluctuating asymmetry with t-test on independent samples test (SPSS program). The highest mean value of FA was reached by A. inflate: (FA = 2,27) for character size of shell height and (FA = 1,995) for character size of shell length on Semarang waters. Furthermore, followed by Kendal waters, Demak and Jepara waters. Whereas, for A. granosa, the highest mean value of FA was reached by Kendal waters (FA = 1,151 for character size of shell length and FA = 1,107 for character size of shell height and then followed by Semarang, Demak and Jepara waters. According to location comparison analysis toward value of FA, showed that there were significant difference mean value between two side (Semarang Vs Jepara, Kendal Vs Jepara and Demak Vs Jepara) for A inflata and A. granosa. However, there were no significant difference of FA value between two sides (Semarang Vs Demak) for Paphia textile. The potential uses for FA of invertebrate populations as a biomonitoring system include assessment of environmental impact of heavy metals and others toxic chemicals; temperature changes, salinity changes, ozone depletion, mining and industry, habitat destruction; and new chemical and pesticides before release.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Marine Science
Faculty of Fisheries and Marine Sciences > Department of Fisheries
ID Code:23552
Deposited By:Ms upt perpus3
Deposited On:26 Oct 2010 11:21
Last Modified:26 Oct 2010 11:21

Repository Staff Only: item control page