PENENTUAN KUALITAS EKOSISTENI HUTAN MELALUI STUDI KOMUNITAS MIKROARTROPODA TANAH (ORIBATEI DAN COLLEMBOLA)

Rahadhm, Ray (2003) PENENTUAN KUALITAS EKOSISTENI HUTAN MELALUI STUDI KOMUNITAS MIKROARTROPODA TANAH (ORIBATEI DAN COLLEMBOLA). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
210Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

475Kb

Abstract

Masalah kerusakan hutan di Indonesia merupakan hal yang kritis. Dampak kerusakan hutan balk secara ekologi, social dan ekonomi jauh letiih mahal dibandingkan keuntungan yang didapatkan dari pemanfaatan hutan itu sendiri. Oleh karenanya, dipedukan metode pemantauan alternatif yang mudah diterapkan, memiliki sensitivitas cukup tinggi, relatif murah, dan cukup mampu mencakup permasalahan secara ekologis. Pemanfaatan komunitas mikroartropoda dalam hubungannya dengan kerusakan hutan merupakan altematif yang berguna dalam menjawab permasalahan diatas. Penelitian ini hertujuan untuk menentukan struktur komunitas mikroartropoda tanah di kawasan Wana Wisata Penggaron yang meliputi kelimpahan relatif antar takson, serta mengkaji perbedaan kualitas ekosistem di tiap stasiun sampling berdasarkan nilai proporsi kelompok takson mikroartropoda yang berhubungan dengan tipe habitat masing-masing stasiun. Penelitian ini dilakukan di kawasan Wana Wisata Penggaron yang terletak 2,5 km dari kota Ungaran atau 18 km dad kota Semarang. Lokasi penelitian dibagi dalam tiga stasiun; hutan alami, hutan yang dipengaruhi manusia (kawasan perkemahan), dan area vegetasi pinus bekas terbakar. Di masing-masing stasiun penelitian dilakukan pengambilan sampel tanah dengan 3 pengulangan secara acak. Pengambilan sampel tanah dilakukan menggunakan bor tanah dan diekstrak menggunakan alat ekstraksi BerleseĀ¬Tullgren. Mikroartropoda yang didapat diidentifikasi dan dihitung sampai kelompok takson tertentu. Perbedaan keanekaragaman kelompok takson mikroartropoda di ke-tiga lahan berbeda dibandingkan menggunakan nilai AV indeks keanekaragaman untuk =pat takson berbeda: oribatid, acarina lainnya (seluruh acarina kecuali oribatid), collembola, insecta lainnya (seluruh insecta kecuali collembola). Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroartropoda tanah di ekosistem hutan alami lebih tinggi dibandingkan di lahan yang sudah terganggu yaitu lahan perkemahan dan lahan pinus terganggu. Adapun kelimpahan milcroartropoda di lahan perkemahan sangat kecil (22,47 individu) yang mengindikasikan adanya gangguan cukup berarti pada ekosistem tersebut. Berdasarkan komunitas mikroartropoda tanah yang diamati, terdapat perbedaan kualitas ekosistem yang cukup jelas di tiap tipe lahan yang diamati dimana terdapat degradasi penuruan kualitas ekosistem lahan seiring makin besarnya gangguan yang dialami. Dapat disimpulkan bahwa urutan kualitas ekosistem berdasarkan indeks keanekaragaman mikroartropoda dari yang paling balk ke paling buruk berturut-turut adalah sbb; hutan alami, pinus terbakar dan perkemahan. Perk dilakukan penelitian lebih lanjut yang mengkaji hubungan struktur komunitas mikroartropoda tanah dengan kualitas ekosistem hutan, baik secara spatial maupun temporal. Penelitian lanjutan ini dipandang petiu untuk dapat menggambarkan kondisi perubahan musim tahunan. Recently, Indonesia have been facing critical problem of forest degradation. Furthermore, impact of forest degradation, from ecology, sosial and economic point of view, is more expensive than benefit of forest management itself. Therefore, we need alternative monitoring method which aplicable, tangible, low cost, and could integrate ecological issue. The use of microarthropod community in relation with forest degradation is a prospective alternative to solve that problem. The aims of this research are to determine structure of soil microarthropod community in Penggaron Forest which involves relative abundance within taxon, and to study the difference of ecosystem quality in each sampling site based on proportional index of taxonomic group of microarthropod with type of each habitat. This research was conducted in Penggaron Forest where located 2.5 km northern of Ungaran City or 18 km southern of Semarang City. Sampling site was divided into 3 station; natural forest, human impacted forest (camping ground site), and pinus vegetation which had &ready burn. In each station, soil sample was collected using soil core with 3 replication randomly. Soil sample was extracted using Berlese-Tuigren method. Microarthropod was identified and counted into taxonomic group. The difference of biodiversity within taxonomic group of microarthropod in each site was compared using AV index of biodiversity for four different taxon, i.e., oribatid, others acarina (all of ocarina excluding oribatid), collembola, others insecta (all of insecta excluding collembola). The finding result showed that soil microarthropod abundance in natural forest ecosystem is higher than in human impacted ecosystem i.e., camping ground and bumt pine vegetation. Moreover, microarthropod abundance in camping ground is the lowest (22,47 individu) which indicated significant disturbance in its ecosystem. According to soil microarthropod community, there are significant differences of ecosystem quality in each habitat. Also there are tendency of degradation of ecosystem which the more intense human disturbance, the more degradation of ecosystem quality. We could conclude that grading of ecosystem quality according to index of microarthropod diversity from the best to the worst is natural forest, bumt pine ecosystem, and camping ground site. Further research need to be conducted for determining relationship between microarthropod and forest ecosystem quality in term of spatial and temporal study. It is important to iigure out changes of annual season condition

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23528
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 Oct 2010 09:37
Last Modified:26 Oct 2010 09:37

Repository Staff Only: item control page