Aplikasi Metode Mikrogravity 4D dan Leveling Untuk Pemantauan Intrusi Air Laut dan Amblesan Tanah Di Semarang Bawah Jawa Tengah

Nunvidyanto, M. Irham (2003) Aplikasi Metode Mikrogravity 4D dan Leveling Untuk Pemantauan Intrusi Air Laut dan Amblesan Tanah Di Semarang Bawah Jawa Tengah. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
213Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

661Kb

Abstract

Di daerah semarang bawah ada gejala atom yang berupa intrusi air laut dan amblesan tanah yang cukup signifikan. Dari basil penelitian terdahulu menurut Muhrozi (1996) mendapatkan laju amblesan 1-5 cm/tahun, mankind Marsudi (2000) amblesan daerah semarang mencapai 30 cm - 100 cm selama periode 1983 -1996 dengan laju 5 - 10 cmitahun, sedangkan basil penelitian terakhir dari tim Universitas Negeri Semarang mendapatkan basil laju amblesan 5 - 45 cm/tahun.(kompas 3 April 2001). tntrusi air taut pada air tanah danglcal diperkirakan telah mencapai daerah Bulu, Pangggung, Purwosari, Kauman, Sekayon (Irham, dkk. 1999). Adanya amblesan tanah dan instrusi air laut dapat dideteksi dengan metode microgravity 4D, karena adanya amblesan tanah dan intrusi air laut pada air tanah akan metnherikan anomaly microgravity 4D benilai positip. Penelitian ini bertujuan memperkirakan batas-batas intrusi air laut dan basil pengukuran konduktivitas listrik air sumur penduduk yang dikorelasikan dengan data anomaly microgravity. Penelitian ini juga bertujuan menentukan tempat-tempat (daerah ) yang mempunyai laju amblesan yang cukup besar dengan pengukuran langsung dengan metode leveling yang dikorelasikan dengan metode mikro gravity. Penelitian dilakukan dengan metode gravity, leveling dan sampling intrusi air laut. Pengukuran gravity dilakukan dengan memasang beberapa stasiun tetap (titik pengamatan atau pengukuran) yang mencakup seluruh area penelitian yang tersebar merata. Masing-masing stasiun tetap tersebut diamati nilai gayaberat, ketinggian, posisi, tiap 6 bulan sekali. Pengambilan data posisi dan ketinggian tnenggunakan GPS tipe geodetik dengan menggunakan metode differential, sedangkan untuk pengambilan data gayaberat menggunakan gravitytneter Lacoste&Romberg tipe Ddengan metode gradient yaitu satu titik diukur gayaberatnya untuk tiga ketinggian yang berbeda, yaitu 0, 25 cm, dan 50 cm dari permukaan tanah. Pengukuran leveling pada periode yang sama dengan pengukuran gravitasi menggunakan WaterPass Pengukuran ini dibagi menjadi 2 (dua) loop yang mencakup titik titik pengamatan gravity diperoleh 45 titik pengukuran. Sedangkan Pengukuran kwalitas air tanah (intrusi) dilakukan pada air tanah dangkal yakni pada 100 surnur penduduk yang tersebar di daerah Semarang bawah diukur nilai konduktivitas aimya. Dari data-data tersebut kemudian dibuat peta kontour anomali lokal mikrogravity, peta anomali mikrogravity 4D, peta laju amblesan tanah dan peta sebaran intrusi air laut yang dinyatakan dengan peta i so konduktivitas. Dari peta-peta yang diperoleh dapat diinterpretasikan secara kualitatif tempat¬tempat yang terjadi intrust dan terjadi amblesan. Adapun amblesan tanah dan intmsi air laut ditandai dengan kenaikan harga gravitasi, yang ditunjukkan dengan anomali positip. Adanya intmsi air laut ditunjukan nilai konduktivitas air yang tinggi (mudah menghantarkan anus listrik), menurut Sihwanto (2000) adanya intmsi air laut pada air tanah ditandai dengan nilai konduktivitas listrilutya lebih besar 1500 mikro simen. Adanya amblesan tanah yang telah diukur oleh peneliti-peneliti terdahulu telah terkompilasi seperti pada gambar 5.5. Arnblesan tinggi ditunjukkan oleh warn merah yang terkonsentrasi didaerah sekitar utara Tugu Muda, Poncol, Pajak. Berdasarkan analisa data anomali mikrogravity (Gambar 5.4), tempat-tempat yang terjadi amblesan cukup signifikan ditunjukkan dengan wama merah yalmi didaerah Poncol, Pajak, Tawang, Tanah Mas dan Pantai Marina. Jadi dengan metode mikrogravity 4D dapat ditemukan daerah yang mempunyai amblesan yang cukup signifikan dan belum terdeteksi oleh hasil peneliti terdahulu yakni disekitar Tanah Mas dan Pantai Marina. Agar mend apatkan hasil yang lebih akurat dan dapat memperkirakan intrusi air laut dan amblesan tanah diwaktu yang akan datang dalam lutrun waktu 5 tahun, 10 tahun matt 20 tahun maka perlu dilakukan lebih dari dua kali. In Semarang down area, there are to natural phenomenon which in the form sea water intrution and land subsidence significantly. From the result of former research according to Muhrozi (1996) can be detected rate of land subsidence between 1-5 cm/year. According to Marsudi (2000) the deep of land subsidence reached 30- 100 cm in 1983 until 1996 period , with 5 -10 cm/year. The new result of the last research of Universitas Negeri Semarang team found of rate land of subsidence was 5.5 — 45 cm/year (Kompas, April 3, 2001). Sea water intrusion on shallow water predicted was reach Bulu, Panggung, Purwosari, Kauman, Sekayon Area (Irham dick, 199). Land subsidence & seawater intrusion can be detected by microgravity method, due to the existence of sea water intrusion the shallow ground water which result to positive value of anomaly microgravity 4D. The goal of the research is to determine sea water intrusion boundary from the measurement of conductivity of water source, in line with microgravity data. Beside of that is to determine of high subsidence area with leveling method in line with microgravity data The research conducted with microgravity method, leveling and sampling sea water intrusion. The gravity are measured in 45 fix located that separated in research area. Each location are measured gravity, elevation, and coordinate position every six monthly. To measured coordinate and elevation are used by GPS geodetic type by differential method. To obtain gravity we used La-Corte Romberg Gravimeter G 1158 type by gradient method with three different elevation. The elevation are 0 cm, 25 cm, 50 cm from the ground surface. The elevation are measured by leveling method with water pass which result of two loop with 45 location of measurement. The sea water intrusion ate measured electric conductivity in 100 water source. From the data then made a map of local anomaly microgravity, contour of anomaly 4D microgravity, nap of land subsidence and sea water intrusions. Interpretation qualitatively obtained from the map. There are intrusion and subsidence. As for land subsidence and sea water intrusion are marked with increasing gravitation value. This is indicated by positive anomaly microgravity 40. The sea water intrusion to shallow ground water indicated by electrical conductivity have value more than 1500 in micro siemens. Land of subsidence had been measured by former researches as shown by figure 5-5. The deepest land subsidence is indicated by red color, which concentrated area of round North of Tugu Muda, Pocol, Dinas Pajak, Tanah Mas, and Marina beach. Become with method of microgravity 4D can be found land subsidence area significantly and not yet been by former researcher, the area are Tanah Mas and marina beach. In order to getting accurately result and to predicted sea water intrusion and land of subsidence in the future in range of time 5 years, 10 years or 20 years here with require to be conducted more than twice.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23519
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 Oct 2010 09:12
Last Modified:26 Oct 2010 09:12

Repository Staff Only: item control page