STRATEGI PENGENBANGAN WILAYAR pERBATASAN JAWA TENGAN - JAWA TINUR (STUDI ICASuS KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR)

MUTAKIR, BAGIO (1994) STRATEGI PENGENBANGAN WILAYAR pERBATASAN JAWA TENGAN - JAWA TINUR (STUDI ICASuS KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR). Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
558Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

2124Kb

Abstract

Keserasian pembangunan antar wilayah diantaranya dapat dicapal dengan mendorong peningkatan pembangunan pada wilayah yang relatif terbelakang. Upaya ini bisa ditempuh dengan perencanaan wilayah (regional planning) yang bertujuan untuk mengurangi ketidak seimbangan antar wilayah (unbalanced patttern) dan sekaligus untuk memperbaiki alokasi sumber daya yang efisien. Penelitian dilakukan pada wilayah perbatasan antara Propinsi Dati I Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan kasus Kabupaten Dati II Wonogiri dan Kabupaten Dati II Karanganyar, dengan pertimbangan kedua daerah tersebut memiliki pertumbuhan °Ronani yang masih rendah Berta memiliki potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan. Dari hash penelitian ini diharapkan dapat disusun dasar¬dasar perencanaan pengembangan wilayah perbatasan Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, guna memperbaiki alokasi sumber daya serta upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan hash-hash pembangunan. Studi dilakukan terhadap 4 kecamatan dart 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Purwantoro (Kabupaten Wonogiri) dan Kecamatan Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar) sebagai wakil dart kecamnatan yang memiliki aksesbilitas tinggi dengan Propinsi Jawa Timur dan Kecamatan Kismantoro (Kabupaten Wonogiri) dan Kecamatan Jenawi (Kabupaten Karanganyar) sebagai wakil kecamatan yang memiliki aksesbilitas rendah. Dengan melihat potensi phisik, sosial serta ekonomi dart kedua Kabupaten tersebut maka arahan pengembangan yang merupakan syarat tumbuh adalah pengembangan aktivitas pariwisata dan/atau produkSi pertanian non pangan. Sedangkan kendala-kendala yang ditemui didalam implementasi arahan pengembangan, yakni kendala phisik antara lain topografi berbukit menyulitkan pembangunan prasarana perhubungan, adanya curah hujan yang rendah, sistem pengairan yang kurang mendukung serta kurangnya infrastruktur dasar. Kendala sosial antara lain; tingginya angka pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan yang rendah, ketrampilan tenaga kerja yang kurang, fasilitas pendidikan dan kesehatan yang kurang serta kurangnya koordinasi dalam penanganan kamtibmas. Kendala ekonomi berupa belum adanya paket kebijakan pengembangan pariwisata terpadu, kurangnya minat investasi swasta, rendahnya frekuensi bimbingan dan penyuluhan, migrasi sumber daya manusia yang besar dan teknologi produksi yang masih rendah. Dari basil penelitian ini, akhirnya merekomendasi beberapa alternatif pengembangan wilayah perbatasan dengan 3 (tiga) skenario dengan keuntungan, kerugian serta kebijakan yang harus diambil untuk masing-masing skenario. Harmony of development among regions can be acheived by encouraging the improvement of development in underdeveloped area. This effort can be apllied by regional planning to reduce unbalanced pattern among regions and to improve resources allocation efficiently as well. This research is conducted on border area between Central-Java and East Java Province. Wonogiri and Karanganyar are chosen as location regencies by considering their economic growth are still low and they are potensially developed areas. From this study, it is expected that planning basis of border area development of the two provinces could be constructed in order to improve not only resources allocation but also economic growth and equity of development yields. This study is undertaken in four subdistricts of elevent existed subdistricts, namely Purwantoro and Tawangmangu represent subdistrict which have high accessibility with East Java. on the other hand, Kismantoro and Jenawi represent low accessibility of subdistricts. By observing not only physic, and social but also eeconomic potency of both regencies, this study recommends that development of tourism activities and non cropping agricatural production are well optional policy to be developed as conditional growth. However, the following constraints in implementing development policy should be noticed. First, physic canstraints, such as hilly topography that hampers development of transportation infrastructure; low rainfall; insufficient irrigation system and lack of basic infrastructures. Second, social constrainsts e.g high population growth; low education level, unskill labour, lack of not only education and health facilities but also coordination of security handling. Third, economic constraint, such as no policy of fusion development tourism, lack of private investment, low frequency of consulidation, huge human resources migration and low production technology. Finally, this study recomends three scenarios of border area development alternatives based on profit, lose and policies that should be applied in each scenario.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
ID Code:23518
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 Oct 2010 09:08
Last Modified:26 Oct 2010 09:08

Repository Staff Only: item control page