PAKET TEKNOLOGI PENGGUNAAN KHAMIR Phaf fin rhodozyma SEBAGAI SUMBER PIGMEN KAROTENOID DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PAKAN BUATAN PADA SEKTOR AKUAKULTUR

Kuadiyantini, Endang (2003) PAKET TEKNOLOGI PENGGUNAAN KHAMIR Phaf fin rhodozyma SEBAGAI SUMBER PIGMEN KAROTENOID DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PAKAN BUATAN PADA SEKTOR AKUAKULTUR. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
260Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

1729Kb

Abstract

Ekspor ikan estuaria dan udang meningkat dengan drastis lima tahun terakhir ini. Hal ini banyak didorong oleh penggemar ikan estuaria dan udang manta negara yang nampaknya Iebih meminati ikan tersebut dari Indonesia. Salah satu penentu diminatinya ikan dan udang tersebut adalah wama karakteristiknya. Warna ini sangat ditentukan oleh komposisi pakan hewan tersebut. Astaxanthin yang termasuk golongan karotenoid merupakan t'aktor penentu pigmen pada udang. Kekurangan akan pigmen ini akan mengakibatkan udang bin,. Sebagai makanan tambahan, pigmen ini hams dimasukkan pada komposisi pakan hewan akuakultur guna mendapatkan wama yang diinginkan. Sintesa astaxanthin secara kimia sangat kompleks dan mahal, sedang permintaan konsumen akan pigmen torus meningkat. Dewasa ini konsumen cenderung memilih sumber alami. Guna mengatasi masalah ini, maka digunakan karotenoid yang dihasilkan oleh khamir Photfia rhodozyma untuk tambahan pada komposisi pakan udang. Khamir ini dapat memproduksi astaxanthin 85 % dari pigmen totalnya, sehingga merupakan sumber potensial penghasil karotenoid. Mengingat komposisi pakan buatan untuk udang windu sangat panting, maka penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap pakan buatan yang mengandung khamir P. rhodozyma dengan berbagai konsentrasi sebagai altematif diversifikasi bahan pangan pada sektor akuakultur. Panetitian ini juga untuk mendapatkan benih yang bagus guna menghadapi tantangan upaya peningkatan produktivitas ekspor komoditi perikanan. Pengujian dilakukan pada udang windu (Penaeus monodon Fabricius) PL-30, PL-40 dan PL-60. Penambahan sel khamir untuk komposisi pakan buatan dengan konsentrasi (A = 40 mg, B = 60 mg, C = 80 mg dan D = 100 mg)/ 100 g pakan. Dunaliella sp. (E) sebanyak 2700 individu/ml digunakan sebagai pakar, alami (kontrol). Pemeliharaan dilakukan dalam akuarium berukuran 60 x 35 x 50 cm, dengan volume air 10 liter. Kepadatan setiap akuarium adalah 5 ekor. Pemberian pakan dilakukan sejumlah 5 % dari berat badan dan diberikan dua kali, sedang pakan alami Dunaliella sp. diberikan dengan kepadatan 2700 individu/ml. Pemeliharaan dilakukan selama 6 minggu. Pengukuran kandungan pigmen menurut Chien and Jeng, (1992). Pengukuran kandungan karotenoid dilakukan pada karapak, kepala dan badan udang windu. Hasil penelitian dari 3 bagian, bagian karapak menunjukkan hasil yang paling tinggi dibanding kepala dan badan untuk semua perlakuan pakan buatan maupun pakan alami. Absorbsi karotenoid pada karapak ini disebabkan karena hampir sebagian besar karapak adalah cangkang yang terdiri dari eksoskeleton. Karotenoid terutama astaxanthin akan berikatan dengan eksoskeleton yang banyak terdapat dibagian karapak ini untuk memberikan warn karakteristik pada udang. Kecenderungan untuk deposit di karapak, sejalan dengan menurunnya frekuensi molting. Pada siklus molting, sistem pewamaan kulit terbentuk setelah lapisan cangkang yang baru mulai mengeras. Hal ini menjelaskan bahwa cangkang pada karapak akan dapat lebih banyak mengabsorbsi karotenoid karena hampir sebagian besar karapak adalah cangkang yang hanya sebagian kecil menempel pada kepala. Hal ini sesuai dengan pendapat Darachai et al. (1998) yang menyatakan bahwa kecenderungan deposit karotenoid pada karapak lebih besar dibanding jaringan lain. Pemberian pakan buatan dengan variasi konsentrasi sel khamir (antar perlakuan pakan buatan) menunjukkan bahwa perlakuan C (80 mg/100 g pakan) pada PL-30 (3,0888 mg/kg), PL-40 (4,1918 mg/kg) dan PL-60 (4,3033 mg/kg) mempunyai basil yang paling tinggi pada karapak dibanding bagian lain. Ketiga basil pada karapak ini, PL-60 menunjukkan nilai yang paling tinggi, tetapi hasil ini masih lebih rendah dengan kandungan karotenoid pada karapak dengan pemberian pakan alami (Duna!fella sp.). Pertumbuhan udang windu PL-30, PL-40 dan PL-60 yang dinyatakan dengan beratnya menunjukkan adanya kenaikan sampai akhir pemeliharaan (Tabel 5, 6, 7 dan; Cambar 2). Pada PL-30 basil sidik ragam perlakuan baik pakan buatan maupun pakan alami berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (p 0.05). Setelah dilakukan uji lanjut ternyata semua perlakuan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan. Sedangkan PL-40 dan PL-60 analisis sidik ragam menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata. Berkaitan dengan hasil yang didapatkan balk pada berat udang maupun kandungan karoteoid menunjukkan bahwa kandungan pigmen yang tinggi tanpa disertai kandungan nutritif yang cukup mengakibatkan pigmen hanya terdeposit pada jaringan tubuh sebagai pewarna. Hasil ini terlihat pada pakan alami (Dunaliella sp) dan ini terlihat juga pada penelitian sebelumnya (Kusdiyantini dkk., DCRG 2000/2001). The potential use of marine biota, especially shrimp and fish, based on their color (pigmentation). The appearances of shrimp and fish color depends on their food composition. Astaxanthin is one of the carotenoid, which influence the pigmentation of fish, and their limitation will show " blue shrimp ". The lack of astaxanthin should be added to their food. The yeast, Phallic, rhodozyma, is one of the astaxanthin sources, which will produce 80 % of their total pigment source. The aim of the study is to search the potential concentration of astaxanthin added to the feed, and their influence to their growth. The research was conducted for six week.. The PL-30, PL-40 and PL-60 stage of tiger shrimps were used as biota target. The cultivation were done in the aquarium with 60 x 35 x 50 cm in size, and 10 litter of sea water. The shrimp densities were 5 shrimps per aquarium. Four type of artificial food which content of 40 mg (A), 60 mg (B), 80 mg (C) and 100 mg (D) of yeast per 100 g of feed were applied as the treatment. Five percent food of their body were given twice a day, while the control were fed with Dunaliella sp. (2700 cell/int). Pigment content on carapace, head and body of the shrimp were analyzed base on Chien and Jeng, (1992) method. The carotenoid content of shrimp on carapace shows the higher value compared to head and body due to the priority and metabolic system related to the molting cycle. Absorption of carotenoid on carapace is caused by its exoskeleton property where astaxanthin will tie with exoskeleton which gives color characteristic on shrimp. The tendency to accumulate in carapace is in accordance with the reduction of molting frequency. ln the molting cycle, body colorisation system is formed after the new shell layer hardened. This explains why shell on carapace will absorb more carotenoid because most of carapace consists of shell. Darachai et al (1998) stated that the tendency of carotenoid to accumulate in carapace is bigger than in other tissue. The addition of artificial food with variation of yeast cell concentration (in artificial food treatment) showed that C treatment (80ing/ g food) on PL-30 (3,0888 mg/kg), PL-40 (4,1918 mg/kg) and PL-60 (4,3033 mg/kg) gave the highest result on carapace compared to other part. Among these 3 results on carapace, PL-60 showed the highest value, however this result was lower compared to the addition of natural food (Dunaliella sp). The growth of tiger shrimp PL-30, PL-40 and PL-60 measured with the weight increased until the last day of cultivation (Table. 5, 6, 7 and; Picture 2). In PL-30 the ANOVA result on the artificial and natural food affected significantly toward the growth (S0.05). After the continued test done, all of the treatments did not affect the growth. The ANOVA result of PL-40 and PL- 60 did not show significant different. The result of shrimp weight and carotenoid content showed that high pigment content without sufficient nutrient content would cause pigment was deposited in the tissue as coloring. This results is showed in natural food (Duna/id/a sp) and previous reseach (Kusdiyantini et at DCRG 2000/2001)

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23508
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:26 Oct 2010 08:40
Last Modified:26 Oct 2010 08:40

Repository Staff Only: item control page