REKONSTRUKSI VEGETASI DAN BENTANG ALAM DAERAH BUMIAYU PADA MASA PLIOSEN-PLISTOSEN BERDASARKAN BUKTI-BUKTI PALINOLOGI

SUEDY, SRI WIDODO AGUNG and JUMARI, JUMARI (2004) REKONSTRUKSI VEGETASI DAN BENTANG ALAM DAERAH BUMIAYU PADA MASA PLIOSEN-PLISTOSEN BERDASARKAN BUKTI-BUKTI PALINOLOGI. Documentation. UNIVERSITAS DIPONEGORO.

[img]
Preview
PDF - Published Version
189Kb
[img]PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

550Kb

Abstract

Bukti-bukti palinologi berupa polen (serbuk sari bunga) dan spora tumbuhan, balk yang ada sekarang maupun yang telah mati dan terendapkan dalam sedimen (berupa fosil) dapat digunakan sebagai sumber data dan bahan untuk merekonstruksi vegetasi maupun bentang alam suatu daerah. Polen dan spora berasal dan tumbuhan yang membentuk vegetasi pada suatu wilayah atau daerah sehingga dapat digunakan untuk merekonstruksi vegetasi dan bentang alam baik lokal maupun regional yang berada disekelilingnya. Analisis polen dan spora yang terendapkan pada suatu sedimen juga dapat mengungkapkan latar belakang perubahan vegetasi dan bentang alam suatu daerah pada satu periode waktu tertentu. Analisis polen dan spora berdasarkan urutan lapisan sedimen merupakan satu cara penelusuran vegetasi dan bentang alam serta perubahan yang terjadi selama proses sedimentasi berlangsung. Pengambilan dan analisis sedimen dari daerah Bumiayu diharapkan dapat diketahui bagaimana fenomeia vegetasi dan bentang alamnya pada Masa Pliosen-Plistosen. Tujuan penelitian ini adalah merekonstruksi vegetasi dan bentang alam daerah Bumiayu pada Masa Pliosen—Plistosen berdasarkan bukti-bukti palinologinya, dengan cara : mengidentifikasi jenis—jenis tumbuhan di daerah Bumiayu pada Masa Pliosen—Plistosen dan mengetahui penyebaran vegetasi serta bentang alamnya. Penelitian ini dilakukan pada Formasi dan Kaliglagah untuk lintasan sungai Cisaat yang dianggap mewakili daerah Bumiayu pada masa Pliosen—Plistosen. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu: penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan dengan cam penjelajahan di sepanjang lintasan sungai Cisaat untuk mengambil sampel batuannya. Penelitian di laboratorium meliputi preparasi sampel batuan, analisis deskriptif, penyusunan data dalam diagram polen. Parameter pengamatan yang diamati adalah sifat dan ciri polen dalam hal ukuran, bentuk, omamentasi serta apertura. Basil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies tumbuhan daerah Bumiayu pada masa Pliosen-Plistosen cukup tinggi. Dari 36 sampel batuan yang dianalisis, didapatkan 65 tipe polen/spora yang termisuk dalam 51 spesies dan 48 familia. Selain itu dapat diamati pula adanya perubahan lingkungan pengendapan yang menggambarkan lingkungan pada masa itu. Formasi Kalibiuk diendapkan pada lingkungan pesisir/lautan yang dicirikan oleh asosiasi vegetasi mangrove seperti Rhizophora sp, Avicenia sp, Acrostichum aureum, yang juga berasosiasi dengan tumbuhan darat lainnya. Sedangkan Formasi Kaliglagah diendapkan pada lingkungan darat, yang ditandai dengan menurunnya takson tumbuhan mangrove secara tajam bahkan tidak dijumpai lagi yang diikuti meningkatnya takson tumbuhan darat mulai dari Gramineae sampai jenis-jenis semak/pohon. Punahnya Stenochlanidites papuanus dapat menjadi batas Pliosen-Plistosen, hal ini didukung dengan melimpahnya Gramineae yang berasosiasi dengan Podocarpus imbricatus (sampel no 21). Kesimpulan penelitian ini adalah ditemukannya 65 tipe polen yang temasuk dalam 51 species dan 48 familia, vegetasi dan bentang alam daerah Bumiayu pada kurun masa Pliosen-Plistosen terjadi perubahan lingkungan pengendapan dari mangrove/pesisir/laut ke I ingkungan darat. SUMARRY The aims of this research are to identify the species of plant and to reconstruct the flora and vegetation in Bumiayu area in the Pliocene-Pleistocene era. This research used survey method, but for sediment sampling used surface sampling method. There are consist two phases: field and laboratory research. Thirty six sediment samples was analyzed. The result obtained 65 pollen types, there are included in 51 species and 48 families. According to palynolgy analysis, the last appearance S'tenochlanidites papuanus was the Pliocene-Pliestocene boundary. Alternating of mangrove forest and land can be observed, may related with climatic fluctuation in Pleiocene-Pliestocene periode. Based on palynological analysis the Kalibiuk Formation was reserved on mangrove environment with asociate mangrove taxons i.e Rhizophora sp, Avicenia sp, Sonneratia sp drin Acrosachum aureum used as a sign. Kaliglagah Formation was reserved on terrestrial environment mark on decrease of mangrove taxons and increase in terrestrial plants i.e. Gramineae, Cyperaceae, Meliaceae, Myrtaceae, Cephalomappa maloticarpa and added by increasing in riparian plants i.e. Pandanus sp,llex sp.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:Q Science > Q Science (General)
ID Code:23429
Deposited By:Mr UPT Perpus 2
Deposited On:25 Oct 2010 08:47
Last Modified:25 Oct 2010 08:47

Repository Staff Only: item control page