PENGAMBILAN KEMBALI PERAK BUANGAN BERDASARKAN METODE REDUKSI KIMIAWI

Abstract

Silver recovery from aqueous water has been performed by means of chemical reduction method. Complex substance Ag(NH3)2CI used as ionic silver source, in addition of Ag(NH3)2NO3 (aq) used as comparating system. Silver reduction was carried out using cane sugar (sucrose) hydrolizate. The aim of the research is testing capability of both Ag(NH3)2Cl (aq) and Ag(NH3)2NO3 (aq) systems to give metallic silver. The chemicals and photographics waste water possesses potential pollution and silver source are our research background. Silver chloride obtained in preceding research work was dissolved in the ammonia solution giving water soluble complex substance Ag(NH3)2C1. Dissolving AgNO3 in the ammonia solution giving water soluble Ag(NH3)2NO3. Both of Ag(N113)2CI (aq) and Ag(NFI3)2NO3 (aq) was reacted with sucrose hydrolizate. Sucrose was dissolved in the aquadest followed by hydrolysis at 80 °C under the acidic condition. Hydrolisis results was then reacted with Ag(NH3)2C1 (aq) and Ag(NH3)2NO3 (aq) giving metallic silver. Experimental results show that Ag(NH3)2NO3 (aq) reduction provide metallic silver with 95,78 % in purity. The Ag(NH3)20 (aq) system provide lower purity, i.e. 93,87 %. However, the value is higher than that results obtaining in previous electrochemical deposition work. Experimental work provide various yield, depend on time of sucrose hydrolisis. The experimental research is implementing now in our student's final task to giving rise their capability in electrochemical concepts construction by engaging them in environmental problems solving and preparating fine materials. Our experimental results act as data reference and starting points for the student's inquiry. Pengambilan kembali perak buangan telah dilakukan berdasarkan metode reduksi kimiawi. Senyawa kompleks Ag(NH3)2C1 digunakan sebagai sumber ion perak. Reduksi dilakukan memakai hidrolisat gula tebu (sukrosa). Sistem Ag(N143)2NO3 (aq) juga digunakan sebagai pembanding. Penelitian bertujuan menguji kemampuan sistem Ag(NH3)2C1 (aq) maupun Ag(NH3)2NO3 (aq) untuk menghasilkan endapan perak metalik. Penelitian dilatarbelakangi oleh potensialnya buangan laboratorium kimia maupun fotografi sebagai sumber pencemaran lingkungan, namun sekaligus sebagai sumber perak. Perak klorida yang telah didapatkan melalui penelitian sebelumnya dilarutkan ke dalam larutan amonia supaya membentuk senyawa kompleks Ag(NH3)2C1 yang larut dalam air. Demikian halnya dengan AgNO3, juga dilarutkan dalam larutan amonia supaya membentuk senyawa kompleks Ag(NH3)2NO3 (aq). Larutan Ag(NH3)2C1 (aq) maupun Ag(N1-11)2NO3 (aq) direaksikan dengan hidrolisat sukrose. Sukrose dilarutkan dalam akuades dan dihidrolisis pada suhu 80 °C di bawah suasana asidik. Basil hidrolisis direaksikan dengan Ag(NH3)2C1 (aq) maupun Ag(NH3)2NO3 (aq) menghasilkan perak metalik. Hasil-hasil eksperimen menunjukkan bahwa reduksi Ag(NH3)2NO3 (aq) dapat menghasilkan perak dengan kemumian rata-rata 95,78 %, sedangkan Ag(NH3)2C1 (aq) menghasilkan perak dengan kemumian rata-rata di bawah harga tersebut, yakni 93,87 %. Kemurnian perak sudah lebih tinggi dibanding hasil pengendapan elektrolcimiawi sebelumnya setinggi 91,27 %. Eksperimen menghasilkan rendemen yang sangat bervariasi, bergantung pada lama waktu hidrolisis sukrose. Riset eksperimental sedang dilanjutkan sebagai resit tugas akhir mahasiswa Kimia — FMIPA UNDIP Semarang, untuk membekali mereka dengan kemampuan mengkonstruksikan konsep¬konsep elektrokimia, via keterlibatan dalam menyelesaikan masalah lingkungan dan penyedian bahan-bahan berkualitas. Hasil-hasil penelitian eksperimental kami berfungsi sebagai referensi data dan titik awal bagi inkuiri mahasiswa.